Pencarian Korban Banjir Humbang Dihentikan, Rehabilitasi Diminta Segera Dilakukan
Operasi pencarian korban banjir bandang di Humbang Hasundutan, Sumut, dihentikan. Masyarakat meminta segera dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi agar ekonomi masyarakat bisa bangkit lagi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
DOLOK SANGGUL, KOMPAS — Operasi pencarian dan pertolongan korban banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, dihentikan pada Jumat (15/12/2023). Sebanyak 10 warga disebut hilang dan dua meninggal. Masyarakat berharap segera dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana agar ekonomi masyarakat bergerak lagi.
”Pencarian sudah dilakukan 13 hari oleh tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan dari semua unsur. Dengan pertimbangan situasi serta hasil evaluasi bersama keluarga korban, diputuskan operasi SAR dihentikan,” kata Kepala Kantor SAR Medan Budiono, Jumat.
Banjir bandang menerjang perkampungan di bawah perbukitan di tepi Danau Toba itu pada Jumat (1/12/2023) malam. Sebanyak 12 rumah tertimbun batu dan 18 rumah rusak berat. Selain itu, satu hotel serta satu gereja rusak dihantam batu dan direndam lumpur.
Dua orang meninggal, yakni Lian Lubis (19), pegawai Hotel Senior, dan Tiamin Sinambela (78), warga Simangulampe. Lian ditemukan di perairan Danau Toba, 500 meter dari lokasi banjir bandang. Sementara Tiamin ditemukan tertimbun bebatuan di dekat danau.
Budiono mengatakan, tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan, dan unsur masyarakat sudah 13 hari mencari korban. Pencarian dilakukan di bawah timbunan batu, di pantai, permukaan perairan, dan menyelam di kedalaman Danau Toba.
Kendala paling besar dalam pencarian adalah batuan besar berdiameter 1 meter-3 meter di area seluas 11 hektar. Bebatuan menumpuk hingga sebagian rumah tidak terlihat. Sebanyak 15 alat berat berupa ekskavator dan pemecah batu sudah diturunkan.
”Namun, jumlah batu yang harus digeser sangat banyak sehingga pencarian sangat sulit dilakukan,” katanya.
Budiono menyebut, pencarian masih akan tetap dilakukan oleh Pemkab Humbang Hasundutan. Mereka juga sudah mendatangkan ekskavator lengan panjang yang bisa melakukan pencarian dengan lebih baik.
”Satu tim beranggotakan personel dari Pos SAR Parapat masih tetap mendampingi ekskavator dalam mencari korban. Tim juga dilengkapi perahu, alat selam, dan pendeteksi korban tenggelam (aqua eye) agar bisa melakukan operasi jika ditemukan tanda-tanda,” katanya.
Wakil Bupati Humbang Hasundutan Oloan Paniaran Nababan mengatakan, bersama keluarga korban dilakukan doa bersama di lokasi banjir bandang setelah operasi pencarian dan pertolongan dinyatakan ditutup. ”Kami berdoa agar Humbang Hasundutan dikuatkan atas bencana ini, khususnya keluarga korban hilang akibat banjir bandang,” kata Oloan.
Rehabilitasi dan rekonstruksi
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Benton J Lumbangaol mengatakan masih berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di Simangulampe. ”Belum bisa kami sampaikan bagaimana rencana ke depan,” ujarnya.
Benton menyebut, Pemkab Humbang Hasundutan belum memutuskan apakah warga akan direlokasi ke permukiman baru atau tetap berada di tempat semula.
Pardiana Simbolon (75), warga Desa Simangulampe, berharap pemerintah segera melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sudah dua pekan Pardiana bersama lebih dari 200 orang lainnya tinggal di tenda pengungsian di Kantor Camat Baktiraja. Perekonomian mereka juga lumpuh total karena banjir bandang merusak sawah dan perladangan.
”Saya hidup dari hasil 40 batang pohon kemiri di Simangulampe. Semuanya rusak tertimbun banjir bandang. Rumah saya juga rusak berat. Kami sangat berharap pemerintah membantu kami bangkit lagi dari bencana ini,” kata Pardiana.
Warga lain, Dewi Simanullang (42), menyebut, dia kehilangan ladang bawang merah yang siap panen dan sawah yang baru ditanami. Rumahnya juga rusak berat. Batu-batu besar hingga kini masih menimbun permukiman, persawahan, dan perladangan warga.