Gempa Bogor-Sukabumi Kerap Merusak, Warga Diminta Waspada
BPBD Jawa Barat menyebut kerusakan akibat gempa di Kabupaten Bogor, Kamis (14/12/2023) pagi, mencapai 65 rumah. Sejarah mencatat gempa di kawasan ini telah merusak ribuan rumah sehingga warga diminta waspada.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gempa berkekuatan M 4,6 yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (14/12/2023) pagi, merusak 65 rumah di Sukabumi dan Kabupaten Bogor. Kawasan yang terdampak merupakan wilayah rawan gempa dengan riwayat kerusakan sebelumnya sehingga masyarakat di zona rawan gempa diminta waspada.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Hadi Rahmat memaparkan, rumah yang mengalami kerusakan berada di delapan desa dari lima kecamatan. Di Kabupaten Bogor, gempa berdampak di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung, dan Ciampea. Kecamatan Kabandungan di Kabupaten Sukabumi juga terdampak gempa tersebut.
Kawasan terdampak berada di dekat episentrum gempa dengan koordinat 6,76 Lintang Selatan dan 106,53 Bujur Timur dengan kedalaman 5 kilometer. Gempa yang berpusat di darat ini berada di jarak 25 kilometer barat laut Kabupaten Sukabumi. Koordinat ini berjarak sekitar 71 kilometer sebelah barat daya Kota Jakarta atau 120 kilometer sebelah barat dari Kota Bandung.
Hadi menjelaskan, jumlah rumah yang terdampak paling banyak terdapat di Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, yakni mencapai 30 unit. Sementara itu, 20 rumah lainnya mengalami kerusakan di Desa Purwabakti, Bogor. Namun, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa yang terjadi sekitar pukul 06.35 WIB ini.
”Laporan kerusakan masih dalam pengecekan untuk menentukan tingkat kerusakan. Untuk korban jiwa juga masih dalam pendataan. BPBD Jabar berkoordinasi dengan BPBD di wilayah terdampak dan melakukan pemantauan,” ujar Hadi saat dihubungi dari Bandung.
Tidak hanya di kawasan Jabar, gempa juga terasa hingga ke DKI Jakarta. Fauziah (33) merasakan getaran halus meskipun gempa terjadi ratusan kilometer dari kediamannya di lantai 15 salah satu apartemen wilayah Jakarta Selatan.
”Kasur sempat bergoyang sebentar, seperti getaran truk lewat. Untung saja getarannya tidak kuat, jadi saya tidak merasa panik dan tetap melanjutkan aktivitas,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa yang merusak puluhan rumah ini berasal dari rangkaian gempa swarm atau gempa beruntun dengan skala kecil. Dalam periode waktu 6-14 Desember 2023, sebanyak 55 gempa telah terjadi di Kecamatan Pamijahan.
Dari puluhan gempa ini, empat gempa dapat dirasakan, salah satunya pada Kamis (14/12/2023) pukul 06.35 WIB dengan kekuatan M 4,6. Setelah itu, masih ada empat gempa lainnya hingga pukul 07.48 dengan kekuatan M 2,1- M 2,4.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan, gempa yang terjadi merupakan bagian dari aktivitas gempa beruntun di Zona Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, dan Nanggung di Kabupaten Bogor. Bertahun-tahun sebelumnya, di zona ini juga terjadi sejumlah gempa yang merusak, di antaranya pada 11 Maret 2020 yang mengakibatkan 760 rumah rusak.
Bahkan, pada 12 Juli 2000, BMKG mencatat sekitar 1.900 rumah rusak saat gempa terjadi di zona ini. Dari catatan Kompas, Kamis (13/12/2000), gempa bumi ini berkekuatan 5,1 skala Richter dan merusak ribuan rumah. Getaran gempa terasa hingga ke Kota Bandung sehingga membuat panik masyarakat.
”Sejarah mencatat zona gempa di Sukabumi-Bogor ini sudah sering terjadi gempa merusak. Masyarakat perlu waspada karena ada kemungkinan gempa susulan signifikan yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan yang lemah,” ujar Dwikorita.
Selain Zona Bogor-Sukabumi, BMKG juga mengawasi dua zona lainnya, yakni Zona Cianjur dari Sesar Cugenang dan Zona Sesar Garut Selatan. Dwikorita juga meminta masyarakat di kawasan tersebut meningkatkan kewaspadaan, tetapi tetap tenang dan mengabaikan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Masyarakat perlu waspada karena ada kemungkinan gempa susulan signifikan yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan yang lemah.
Dalam periode 1 November sampai 14 Desember 2023, Zona Cianjur mengalami 12 kali gempa. Enam gempa di antaranya dapat dirasakan dengan kekuatan M 2,0 hingga M 2,9. Sebelumnya, di kawasan ini terjadi gempa dengan kekuatan M 5,6 yang menewaskan hingga 600 orang dan ratusan warga luka berat.
Zona Sesar Garut Selatan juga mengalami sejumlah getaran dalam periode yang sama. Dwikorita berujar, gempa di kawasan ini terjadi sebanyak delapan kali dengan kisaran kekuatan M 2,1 hingga M 2,7 dan beberapa di antaranya dapat dirasakan warga.
”Masyarakat di kawasan perbukitan dengan tebing curam perlu waspada karena gempa susulan signifikan bisa memicu longsor. Namun, warga diharapkan tetap tenang dan jangan percaya berita bohong mengenai prediksi gempa yang lebih besar dan akan terjadi tsunami,” ujarnya.