logo Kompas.id
NusantaraUsaha Baliho Kampanye, Untung ...
Iklan

Usaha Baliho Kampanye, Untung Tipis asal Tak Buntung

Tak semua pemilik usaha mendapat berkah pesta demokrasi. Sebagian harus cari akal agar bisa untung tipis dan tak buntung.

Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
· 4 menit baca
Jejeran baliho di Jalan Hertasning, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/12/2023). Pesta demokrasi yang ditandai dengan pemasangan baliho menjadi berkah bagi usaha percetakan.
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Jejeran baliho di Jalan Hertasning, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/12/2023). Pesta demokrasi yang ditandai dengan pemasangan baliho menjadi berkah bagi usaha percetakan.

Baliho berisi foto pasangan calon presiden-wakil presiden serta calon anggota legislatif yang berdiri di seantero Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu penanda semarak pesta demokrasi tahun ini. Tak hanya itu, kendaraan mulai dari milik pribadi, angkutan umum, sampai becak motor turut pula ditempeli foto wajah para calon. Bahkan, di lokasi yang terlarang pun, alat peraga kampanye berjejalan.

Usaha percetakan sejatinya menjadi yang paling banyak menerima manfaat pemasangan baliho dan pernak-pernik kampanye ini. Sayangnya, perang tarif di tengah permintaan yang tinggi membuat banyak pemilik usaha nyaris buntung.

Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kunjungi Halaman Pemilu

”Mestinya momen setahun hingga lima tahun sekali ini adalah kesempatan bisa mendapatkan penghasilan lebih dibanding hari-hari biasa. Sayangnya, perang tarif bikin usaha jadi tidak sehat. Beberapa permintaan saya tolak karena tak sanggup mengerjakan pesanan dengan harga yang sangat miring,” kata Sultan Makkawaru, pemilik usaha Malomo Digital Print, Rabu (13/12/2023).

Pekerja memasang stiker caleg di kendaraan, di Malomo Digital Printing, Makassar, Sulsel, Rabu (13/12/2023). Usaha percetakan salah satu yang menerima berkah pesta demokrasi walau banyak yang mendapat untung tipis.
DOKUMENTASI MALOMO DIGITAL PRINTING

Pekerja memasang stiker caleg di kendaraan, di Malomo Digital Printing, Makassar, Sulsel, Rabu (13/12/2023). Usaha percetakan salah satu yang menerima berkah pesta demokrasi walau banyak yang mendapat untung tipis.

Baca juga : Biaya Politik Caleg Hadapi Pemilu 2024 Membengkak

Dia bercerita, seorang rekan pemilik usaha percetakan datang kepadanya menawarkan untuk ikut mengerjakan pesanan salah satu partai. Pesanan baliho dengan harga Rp 11.000 per meter itu ditolaknya.

”Tahun 2018-2019, harga baliho sudah saya patok Rp 13.000 per meter. Sekarang diminta dengan harga jauh di bawah, sementara harga bahan baku sudah tinggi, tentu saya tak sanggup. Belum lagi pesanan itu harus dikerjakan dengan batas waktu yang sangat kasip. Pekerja tentu harus lembur,” katanya.

Sultan berkeras mematok harga Rp 17.000-Rp 20.000 per meter. Tak peduli pesanan yang datang jadinya tak banyak. Baginya, untung sedikit asal wajar tak menjadi masalah.

Seorang pekerja mengawasi pencetakan baliho salah satu pasangan capres-cawapres di D Print Digital, Makassar, Sulsel, Rabu (13/12/2023).
DOKUMENTASI D PRINT DIGITAL

Seorang pekerja mengawasi pencetakan baliho salah satu pasangan capres-cawapres di D Print Digital, Makassar, Sulsel, Rabu (13/12/2023).

Baca juga : Kaus Kampanye Disinyalir Banyak Diimpor

Mencari akal

Persaingan usaha dan perang tarif di tengah permintaan pembuatan spanduk yang tinggi membuat para pengusaha mencari akal supaya tak merugi.

Hudzaifah Kadir, Manajer Marketing LA Digital Printing, mengaku banyak menerima pesanan. Namun, untuk sebagian pesanan ini, mereka harus cari akal agar tak buntung.

”Bayangkan saja, kami sudah turun harga ke Rp 13.000 per meter. Ini dengan risiko untung tipis. Tapi, ada usaha lain yang mematok harga Rp 10.000 per meter. Ini membuat kami harus putar otak agar pemesan tak lari, tapi kami tak rugi,” katanya.

Iklan

Dia mencontohkan, baru-baru ini mendapat pesanan 100.000 lembar baliho salah satu pasangan capres-cawapres. Pesanan ini membuat mereka harus mencari akal agar lembaran-lembaran bahan baliho bisa dimanfaatkan maksimal.

”Kami harus mengakali cara menggunting agar tak banyak yang terbuang. Kalau tidak begitu, susah dapat untung,” ujarnya.

Aktivitas pencetakan baliho salah satu pasangan capres-cawapres di D Print Digital, Makassar, Sulsel, Rabu (13/12/2023).
DOKUMENTASI D PRINT DIGITAL

Aktivitas pencetakan baliho salah satu pasangan capres-cawapres di D Print Digital, Makassar, Sulsel, Rabu (13/12/2023).

Perang tarif dan macam-macam permintaan pemesan membuat pemilik usaha tak mau mengambil banyak risiko, misalnya membuat dan menawarkan desain. Mereka lebih memilih menerima berkas desain yang dibuat pemesan.

”Kami menghindari ada yang salah atau tak sesuai. Makanya, kami minta file saja. Itu pun kalau mau naik cetak tetap kami minta dilihat lagi, sudah sesuai atau belum. Kemarin ada caleg yang komplain baliho. Katanya warnanya kurang bersinar. Kami sampai harus mengembalikan uang, padahal semua baliho sudah dicetak,” kata Hudzaifah.

Sultan Makkawaru juga mengaku sering menghadapi pemesan dengan banyak permintaan. Ada yang minta bayar belakangan, bahkan sampai lari dan tak membayar utang.

”Makanya, saya pakai sistem konvensional dalam soal harga dan pemesanan. Pokoknya harus bayar 50 persen panjar dan sisanya saat barang diambil. Karena menang saja belum tentu dibayar, apalagi kalah. Saya sudah pernah mengalami,” tuturnya.

Salah satu baliho masih terpasang di sisi Jalan AP Pettarani, Makassar, Sulsel, Kamis (8/12/2023). Oleh KPU Makassar, Jalan AP Pettarani dinyatakan sebagai lokasi yang harus bersih dari alat peraga kampanye.
KOMPAS/RENY SRI AYU ARMAN

Salah satu baliho masih terpasang di sisi Jalan AP Pettarani, Makassar, Sulsel, Kamis (8/12/2023). Oleh KPU Makassar, Jalan AP Pettarani dinyatakan sebagai lokasi yang harus bersih dari alat peraga kampanye.

Usaha katering

Bukan hanya pengusaha sablon dan percetakan yang ingin mengais rezeki di tengah masa kampanye, pengusaha katering juga berusaha mencari peluang. Harapannya, hiruk-pikuk pesta demokrasi bisa dirasakan semua orang.

Muhammad Ikrar, pemilik Katering Triari di Jalan Rajawali, Makassar, mengatakan beberapa bulan terakhir banyak menerima pesanan. Biasanya yang paling banyak dipesan adalah paket nasi kotak untuk kepentingan pertemuan partai atau caleg dengan konstituen. Persoalannya, pesanan yang banyak ini tetap dibarengi permintaan untuk menekan harga.

”Minta harga 20.000 per boks, tapi maunya menu yang Rp 30.000 ribuan. Padahal, ada menu yang kadang sulit diakali jika harga bahan melambung. Sejauh ini selalu kami akali dengan variasi menu saja agar kami bisa tetap untung dan pemesan bisa menerima. Kalau mematok harga tinggi, pemesan lari. Jadi serba salah,” paparnya.

Di tengah situasi yang membuat pengusaha jadi serba salah ini, tetap saja mereka bersyukur. Pesta demokrasi yang datang seusai pandemi dan kondisi ekonomi yang belum stabil menjadi penyelamat bagi banyak pemilik usaha.

”Selama mengelola usaha ini 10 tahun terakhir, puncaknya adalah tahun 2018-2019. Saya untung lumayan karena mengerjakan banyak pesanan. Setelah itu, pandemi datang dan disusul resesi ekonomi. Usaha saya hampir mati. Momen pemilu dan pilkada ini seperti penyelamat. Memang saya tak untung banyak, tapi setidaknya usaha ini bisa tetap jalan,” kata Sultan.

Dia mengatakan, tak cuma perang tarif, tapi belanja kepentingan kampanye memang berkurang. Sejumlah caleg atau partai membagi anggaran kampanye ke media sosial. Pernak-pernik seperti gelas atau gantungan kunci tak lagi banyak yang memesan. Umumnya hanya sebatas baliho.

Petugas menyusun logistik Pilkada Makassar di Celebes Convention Centre, Makassar, Sulsel, Sabtu (5/12/2020). Seiring buruknya cuaca, persiapan perlu dilakukan untuk menjaga keamanan surat suara dan perlengkapan lain.
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Petugas menyusun logistik Pilkada Makassar di Celebes Convention Centre, Makassar, Sulsel, Sabtu (5/12/2020). Seiring buruknya cuaca, persiapan perlu dilakukan untuk menjaga keamanan surat suara dan perlengkapan lain.

Baca juga : Pelaku Usaha Peraga Kampanye Tak Rasakan Dampak Ekonomi Pemilu

Editor:
SUSY BERINDRA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000