Tempat Lari Favorit di Semarang, dari Banjir Kanal Barat sampai Tri Lomba Juang
Kota Semarang, Jawa Tengah, punya sejumlah tempat yang menjadi favorit masyarakat untuk berolahraga lari. Selain gelanggang olahraga, banyak warga yang memilih taman dan kawasan banjir kanal sebagai tempat untuk lari.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·5 menit baca
Awan mendung menggelayut di langit Kota Semarang, Kamis (7/12/2023) pagi. Namun, situasi itu tak menghalangi Titis Anis Fauziah (26) untuk berolahraga. Pagi itu, dia berlari sejauh 4 kilometer dari rumahnya di Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, menuju kawasan Banjir Kanal Barat di Kelurahan Ngemplak Simongan, Kecamatan Semarang Barat.
Sesampainya di atas jembatan Banjir Kanal Barat, Titis terpana melihat pemandangan di bantaran sungai. Di tempat itu ada tiga lansia yang tengah berjalan santai sambil mengobrol. Di sudut lain ada pasangan suami istri yang sedang melatih kekuatan otot dengan alat-alat fitness.
Sementara itu, di bibir sungai ada perempuan paruh baya yang sedang mencuci pakaian. Di seberang perempuan itu ada seorang pemuda berkalung sarung yang tengah duduk memegang joran.
”(Lari di sini) pamandangannya beragam, jadi unik. Karena banyak pepohonan, udaranya juga sejuk, serasa sedang di Korea,” kata Titis sambil terkekeh.
Pagi itu merupakan kali pertama Titis menjajal rute lari ke Banjir Kanal Barat. Ia tergerak untuk berlari ke lokasi itu karena ingin mencoba rute baru. Biasanya, Titis latihan lari di sekitar tempat tinggalnya.
Banjir Kanal Barat merupakan sistem drainase terbesar pertama yang dibuat di Semarang. Sistem drainase tersebut dibuat pemerintah Belanda dan mulai beroperasi pada 1879. Saat ini, kawasan Banjir Kanal Barat juga menjadi ruang publik yang digunakan untuk beragam aktivitas warga, termasuk olahraga.
Jika Titis jatuh cinta dengan Banjir Kanal Barat setelah kunjungan pertamanya, Hendra (39) sudah bertahun-tahun tak bisa berpaling dari tempat itu. Sejak tahun 2018, warga Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kecamatan Semarang Barat, itu rutin berlari di Banjir Kanal Barat setidaknya sekali dalam sepekan.
”Saya selalu memilih berolahraga di sini karena gratis. Tempatnya juga bersih dan nyaman. Selain ada jogging track, di sini juga ada alat fitness yang bisa dipakai. Kalau mau senam juga bisa, setiap Sabtu dan Minggu,” ucap Hendra.
Awalnya Hendra berolahraga di Banjir Kanal Barat sendirian. Seiring berjalannya waktu, istri dan anaknya pun tertarik untuk ikut. Awalnya, sang istri dan anak hanya menonton Hendra berolahraga. Namun, sejak 2021, keduanya mulai ikut rajin berolahraga.
”Sekarang ini malah mereka yang lebih bersemangat dari saya. Kadang-kadang, kalau saya sedang tidak bisa berolahraga, mereka berdua tetap berangkat ke sini,” kata Hendra.
Taman dan GOR
Di Semarang ada taman yang juga kerap digunakan warga untuk olahraga lari, yakni Taman Indonesia Kaya. Selain punya panggung terbuka yang biasa dipakai untuk pertunjukan seni budaya, taman itu juga memiliki jogging track yang cukup representatif.
Sejumlah orang menjadikan Taman Indonesia Kaya sebagai tempat pilihan untuk olahraga lari karena lokasinya berada di jantung kota Semarang. Taman itu terletak tepat di belakang kantor Gubernur Jateng dan kantor DPRD Jateng. Jarak antara taman itu dan kawasan Simpang Lima juga kurang dari 1 kilometer.
Indra (28), warga Kecamatan Ngaliyan, Semarang, rutin berlari di Taman Indonesia Kaya karena taman itu hanya berjarak sekitar 100 meter dari tempat kerjanya. Selama dua tahun terakhir, taman itu menjadi tempat favorit bagi Indra untuk berlari.
”Tempatnya enak, adem. Di sini juga tidak terlalu ramai, apalagi kalau weekday (hari kerja), jadi lebih nyaman. Kebetulan, saya kurang begitu nyaman berolahraga di tempat yang terlalu ramai,” ujar Indra.
Indra memilih untuk berolahraga pada sore hari sepulang bekerja. Biasanya, ia berlari keliling taman sekitar 45 menit. Seusai berolahraga, Indra tidak langsung pulang. Ia memilih untuk bersantai menikmati sore di taman tersebut.
”Kadang ada pentas seni, jadi lanjut menonton. Untungnya dobel, bisa dapat sehat dari berolahraga dan bisa senang karena dapat hiburan gratis,” ucapnya.
Tempat lain yang menjadi favorit warga Semarang untuk berolahraga lari adalah Gelanggang Olahraga (GOR) Tri Lomba Juang di Kelurahan Mugassari. Di tempat itu ada ratusan orang yang berolahraga setiap hari. Bahkan, pada hari libur atau akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai ribuan orang.
Dari ratusan pengunjung pada Jumat (8/12/2023) petang, ada Almira (17), warga Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat. Hari itu, Almira datang berdua dengan kakaknya, Fijra (20). Keduanya memang sering lari di lapangan yang berjarak sekitar 6 km dari rumah mereka tersebut.
”Saya rutin latihan lari di sini seminggu tiga kali. Di sini tempatnya paling komplet. Mau olahraga apa saja, ada tempatnya. Vibes-nya juga lebih enak karena yang datang ke sini sama-sama punya tujuan untuk berolahraga,” ujar Almira.
Beberapa bulan terakhir, Almira rutin berlatih di GOR Tri Lomba Juang sebagai bagian dari latihan fisik. Setelah lulus SMA, Almira ingin melanjutkan pendidikan ke Akademi Kepolisian sehingga dia harus menyiapkan kondisi fisiknya.
Tak hanya dikunjungi warga yang ingin berolahraga, GOR Tri Lomba Juang juga kerap dipakai untuk latihan para atlet nasional dari berbagai cabang olahraga. Sebab, tempat itu memiliki fasilitas yang mumpuni.
Di sini tempatnya paling komplet. Mau olahraga apa saja ada tempatnya.
GOR Tri Lomba Juang dilengkapi dengan athletics track berstandar World Athletics, sepuluh lintasan pemanasan, lapangan tenis, arena skatepark, arena basket, dan arena panjat tebing.
Ada pula lapangan bulu tangkis, lapangan lempar lembing, lapangan tolak peluru, lapangan lempar martil, lapangan lempar cakram, lapangan lompat jauh, ruang fitness, ruang tenis meja, dan ruang taekwondo di tempat itu.
Aktif dan pasif
Pemerintah Kota Semarang pun menyambut baik pemanfaatan berbagai fasilitas olahraga oleh masyarakat. Tak hanya di tempat-tempat yang memang dibangun sebagai pusat olahraga, fasilitas olahraga juga disiapkan pemerintah di tempat-tempat yang tidak biasa, seperti taman ataupun bantaran sungai.
”Jadi, ada dua jenis ruang terbuka atau taman yang kami siapkan, namanya taman aktif dan taman pasif. Kalau taman pasif itu hanya taman untuk dilihat atau dinikmati pemandangannya saja, misalnya Taman Tugu Muda dan Taman Madukoro,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Semarang Fravarta Sadman.
Adapun taman aktif sengaja didesain untuk membuat para pengunjung aktif berkegiatan di tempat itu. Biasanya taman-taman aktif dilengkapi dengan jogging track, alat-alat fitness, ataupun wahana bermain anak. Bahkan, ada juga yang dilengkapi lapangan basket atau lapangan voli.
”Tujuan utama kami membuat taman aktif itu untuk memfasilitasi kebutuhan atau keinginan warga. Di samping itu, kami juga ingin mendorong masyarakat supaya berolahraga atau bergaya hidup sehat,” ujar Fravarta.