Setiap Hari Truk Pengangkut Kayu Ilegal Melintas, tetapi Tidak Ditangkap
Setiap malam truk pengangkut kayu ilegal melintas di jalan raya, tetapi tidak pernah ditindak. Bupati menyebut polisi pasti sudah tahu pelaku pembalakan liar.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
DOLOK SANGGUL, KOMPAS — Bupati Humbang Hasundutan, Sumatera, Utara, Dosmar Banjarnahor meminta polisi menangkap pembalak liar yang menyebabkan banjir bandang di Desa Simangulampe. Setiap malam truk pengangkut kayu ilegal melintas dari lokasi, tetapi dibiarkan lolos.
”Siapa pun pelaku ilegal logging (pembalakan liar), pasti aparat tahu. Pasti tidak bisa dibohongi. Tiap malam truk (pengangkut kayu ilegal) lewat dari jalan raya. Alasannya tidak ditangkap karena ada izin. Izin dari mana? Dari saya, tidak ada,” kata Dosmar di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat (8/12/2023).
Dosmar telah meninjau kondisi hutan lindung di bagian atas Desa Simangulampe. Dia memastikan banjir bandang terjadi karena pembalakan liar di atas desa itu. Batu-batu besar di dinding bukit longsor dan menimpa perkampungan seluas 11 hektar di Simangulampe.
Dosmar juga sudah meminta keterangan Kepala Desa Sitolubahal, Camat Lintong Nihuta, dan warga desa di sekitar lokasi pembalakan liar. Dosmar mendapat informasi bahwa pelaku pembalakan liar melibatkan warga desa setempat. Mereka membuka jalan dengan ekskavator, lalu menebang pohon dan mengangkutnya dengan truk.
Menurut Dosmar, tidak mungkin pembalakan liar itu hanya dilakukan warga desa setempat. ”Kemampuan ekonomi warga desa yang terlibat sangat sederhana. Enggak mungkin bisa punya ekskavator. Makanya saya bilang ada yang membekingi pembalakan liar, yakni oknum DS,” Kata Dosmar.
Dosmar meminta aparat kepolisian, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Pemerintah Provinsi Sumut, dan Kementerian LHK menindak tegas pelaku pembalakan liar di Humbang Hasundutan dan seluruh kawasan Danau Toba. Pembalakan liar itu telah menyebabkan tragedi memilukan bagi Humbang Hasundutan.
”Bencana banjir bandang Simangulampe sangat mengerikan. Ekonomi masyarakat hancur, keluarganya hilang, dan upaya penanggulangan bencana yang dilakukan pemerintah luar biasa dengan biaya sangat tinggi. Pelaku pembalakan liar harus dihukum berat,” kata Dosmar.
Dosmar menyebut, sejak menjabat bupati pada 2016, dia tidak pernah mengeluarkan rekomendasi analisis masalah dampak lingkungan (amdal) penebangan pohon. Karena itu, dia heran kenapa aparat penegak hukum menyebut truk-truk pengangkut kayu ilegal itu ada izin.
Banjir bandang yang terjadi pada Jumat (1/12/2023) lalu menyebabkan 35 rumah rusak berat. Batu-batu berdiamater 2-3 meter menimbun permukiman. Persawahan dan ladang warga juga rusak total tertimbun batu.
Dari 12 korban hilang, baru dua yang ditemukan. Satu ditemukan di bawah timbunan batuan besar, yakni Tiamin Sinambela (78). Seorang lagi terdampar di tepi danau sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, yakni Lian Lubis (19). Sepuluh korban hilang masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
Di lereng bukit Simangulampe itu, Presiden Joko Widodo menanam pohon makadamia pada Februari 2022. Presiden meminta agar hutan di kawasan Danau Toba diselamatkan. Pohon makadamia yang ditanam Presiden sudah tumbuh dengan tinggi sekitar 3 meter. Di atas bukit yang ditanami Presiden, pembalakan liar dibiarkan terjadi bertahun-tahun.
Siapa oknum polisi yang dimaksud, kami belum tahu. Nanti saya konfirmasi ke bapak bupati.
Kepala Polres Humbang Hasundutan Ajun Komisaris Besar Hary Ardianto menyebut, pihaknya sudah meminta keterangan Kepala Desa Sitolubahal dan beberapa warga desa. ”Kami turun ke lapangan dan menemukan bekas penebangan kayu sebagai barang bukti,” kata Hary.
Hary menyebut, mereka akan menindak siapa pun yang terlibat dalam pembalakan hutan itu, termasuk jika ada anggota kepolisian yang terlibat. Terkait oknum DS yang disebut membekingi, Hary mengatakan belum mengetahui. ”Siapa oknum polisi yang dimaksud, kami belum tahu. Nanti saya konfirmasi ke bapak bupati,” kata Hary.
Kepala Dinas LHK Sumut Yuliani Siregar mengatakan, hasil peninjauan mereka, pembalakan liar terjadi di kawasan hutan seluas 15 hektar. Empat hektar di antaranya hutan lindung dan sisanya area penggunaan lain. Mereka sudah berkoordinasi dengan Polda Sumut dan Polres Humbang Hasundutan untuk melakukan penegakan hukum.
Kompas juga menerbangkan pesawat nirawak (drone) untuk mengambil foto udara kondisi hutan di atas hulu Desa Simangulampe. Di perbukitan itu masih terdapat batang kayu yang sudah ditebang, persis di hulu aliran Sungai Sibunibuni yang membawa banjir bandang. Badan Sungai Sibunibuni menganga bekas longsor. Di sana juga terdapat jalan darurat untuk mengangkut kayu hasil penebangan liar.