Wapres: Optimalkan Kolaborasi untuk Percepatan Penanganan Tengkes
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menekankan pentingnya mengoptimalkan kolaborasi berbagai institusi untuk mempercepat penanganan tengkes.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
JEMBER, KOMPAS — Tengkes masih menjadi persoalan besar yang mendesak untuk diselesaikan karena tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, tetapi juga kesehatan hingga kemampuan berpikir. Wakil Presiden Ma’ruf Amin menekankan pentingnya mengoptimalkan kolaborasi untuk mempercepat penanganan tengkes.
Menurut Wapres, anak tengkes nantinya akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang produktivitasnya rendah sehingga pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. Selain itu, semakin menimbulkan persoalan ketimpangan dan kemiskinan.
”Dengan kata lain generasi penerus yang stunting (tengkes) akan membawa masa depan bangsa yang stunting pula,” ujar Wapres Amin pada acara Penyerahan Bantuan Program Stunting di Kabupaten Jember, Rabu (6/12/2023).
Dalam kunjungan kerjanya, Wapres didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Jember Hendy Siswanto, Direktur Hongshi Grup Regional Indosesia Hu Shuguang, serta perwakilan dari PT Semen Imasco Asiatic dan Yayasan Dewa Dewi Indonesia.
Wapres mengatakan, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah telah berhasil menurunkan angka tengkes dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 21,6 persen pada 2022. Namun, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target 14 persen pada 2024 semakin terbatas.
Karena itu, ia meminta semua pihak, termasuk pimpinan daerah, tetap fokus melaksanakan program percepatan penurunan tengkes hingga mencapai angka nol persen pada tahun 2030, sebagaimana target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
”Untuk itu, seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus memastikan adanya sinergi program di tingkat nasional hingga desa,” tegas Wapres.
Wapres mengapresiasi industri yang mendukung percepatan penurunan tengkes melalui pemberian bantuan di Kabupaten Jember. Bantuan tersebut diharapkan semakin berkontribusi positif untuk menurunkan angka tengkes di wilayah itu.
Wapres Amin menekankan beberapa hal dalam penanganan tengkes, antara lain memastikan bantuan diberikan tepat sasaran dan tidak tumpang tindih dengan mekanisme pemberian bantuan yang sudah diberikan pemerintah pusat ataupun pemda. Selain itu, meminta Kabupaten Jember memetakan kantong-kantong wilayah tengkes dan mengidentifikasi layanan yang masih kurang serta harus diperbaiki.
Selanjutnya, menyusun program untuk mengintervensi masalah yang ada dengan mengajak semua pihak ikut terlibat. Juga mengoptimalkan kolaborasi percepatan penurunan tengkes antara pemerintah pusat dan daerah dengan unsur lainnya tidak hanya dengan sektor swasta, tetapi juga perguruan tinggi. Selain itu, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga media massa.
Pemerintah Kabupaten Jember, lanjut Wapres Amin, agar mengoordinasikan dan memastikan bantuan dari berbagai bentuk program kemitraan disalurkan pada lokasi dan sasaran prioritas agar bisa mengisi celah cakupan layanan tengkes yang belum bisa dipenuhi pemerintah.
Wapres menambahkan, idealnya, bantuan pangan tidak hanya diberikan kepada anak tengkes, tetapi juga kepada ibu hamil dan anak balita sehat guna menjaga asupan gizi mereka agar tidak mengalami penurunan berat badan.
Bantuan pangan agar diorientasikan pada pemberian makanan pendamping ASI dengan gizi yang tepat dan berkelanjutan di mana salah satu yang dibutuhkan adalah asupan protein hewani, seperti telur, ikan, dan bahan pangan lainnya.
Adapun yang tidak kalah penting, menurut Wapres, adalah penyuluhan sebagai salah satu pilar percepatan pencegahan tengkes. Sebab, dengan adanya penyuluhan, kesadaran masyarakat akan terbangun sehingga timbul keinginan untuk mencegah tengkes.
”Akhirnya saya harapkan program kerja sama ini terlaksana dengan tepat sasaran dan berkelanjutan serta menginspirasi bagi yang lain untuk ikut berkontribusi nyata menurunkan angka stunting,” ucap Wapres.
Sementara itu, Khofifah mengapresiasi para pihak yang telah mendukung dan menjadi mitra dalam upaya menurunkan tengkes di Kabupaten Jember. ”Atas nama warga Jawa Timur menyampaikan terima kasih, ada proses partnership yang luar biasa yang memang kita butuhkan untuk terus bisa menurunkan angka stunting,” ujar Khofifah.
Mantan Menteri Sosial itu mengatakan, hadirnya industri diharapkan memberikan penguatan ekonomi masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Puger. Oleh karena itu, pihaknya berharap akan ada vocational training dihadirkan oleh manajemen perusahaan.
Pemprov Jatim juga berharap hadirnya industri akan meneteskan kesejahteraan bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Jember. Perusahaan juga diharapkan memberikan keterampilan manajerial sebagai penguatan strategis dan lebih komprehensif dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, baik di Jember maupun Jatim.
Hu Shuguang mengatakan, program donasi diharapkan bisa membantu anak-anak tumbuh dengan baik di keluarga dan di masyarakat. Pihaknya mengajak instansi, perusahaan, dan individu untuk bergabung dalam donasi mempercepat penanganan tengkes. ”Mari kita bekerja sama menciptakan hari esok yang lebih baik bagi anak-anak kita semua,” ujar Hu Shuguang.