Jelang Hari Besar Keagamaan, Permukiman di Jayapura Rawan Kebakaran
Kebakaran menghanguskan delapan rumah di kompleks perumahan tenaga kesehatan RSUD Abepura, Papua. Api diduga berasal dari petasan yang dimainkan seorang anak yang tinggal di kawasan tersebut.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kebakaran dipicu api petasan menghanguskan delapan rumah di kompleks perumahan tenaga kesehatan RSUD Abepura di Jalan Mamberamo, Kelurahan Yobe, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin (4/12/2023) malam. Kebakaran ini menjadi peringatan tingginya potensi kebakaran di Jayapura, terutama menjelang hari besar keagamaan.
Pada Selasa, garis pengaman polisi masih terpasang di lokasi kejadian. Sebagian pemilik rumah pun berdatangan untuk memeriksa dan mengambil barang tersisa.
Kendati tidak ada korban jiwa, kerugian materiil diperkirakan miliaran rupiah. Berbagai harta benda milik warga, seperti dua sepeda motor dan berbagai dokumen penting, lenyap dilalap api.
Ketua RW 006 Kelurahan Yobe Yalens Raweyai mengungkapkan, para pemilik rumah sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Kebakaran berlangsung cepat sehingga membuat warga tidak bisa menyelamatkan harta benda.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jayapura Margaretha Veronita Kirana mengungkapkan, kebakaran terjadi pukul 20.35 WIT dan dapat dipadamkan pukul 21.54. Ada empat mobil damkar dan tiga armoured water cannon (AWC) milik polisi dilibatkan memadamkan api.
”Kebakaran diduga dari petasan spiritus salah satu anak di kawasan permukiman tersebut. Percikan apinya terlambat dilaporkan sehingga kebakaran dengan cepat merambat,” kata Margaretha.
Peristiwa itu menambah kejadian kebakaran di Jayapura sepanjang tahun 2023. Sejauh ini, tercatat 60 kejadian yang sebagian besar dipicu masalah kelistrikan dan kelalaian masyarakat.
”Faktor kelalaian masyarakat itu seperti lupa mematikan kompor, membakar sampah, dan kembang api atau petasan,” ujar Margaretha.
Margaretha berharap kejadian ini menjadi pengingat bahaya kebakaran. Warga diminta menahan diri bermain kembang api, terutama menjelang hari besar keagamaan. Ia menyebut, selalu ada kebakaran di permukiman menjelang perayaan hari besar dalam dua tahun terakhir.
”Tahun lalu, misalnya, kebakaran akibat kembang api terjadi menjelang takbiran Lebaran di Abepura,” ujarnya.
Kepala Polresta Jayapura Komisaris Besar Victor Mackbon masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran tersebut. Pada Selasa, Polresta Jayapura melakukan olah tempat kejadian perkara bersama Pusat Laboratorium Forensik Polda Papua.
Victor juga mengingatkan, hari besar keagamaan bisa dirayakan dengan hati-hati tanpa mengganggu keamananan dan ketertiban masyarakat. ”Menjelang Natal dan Tahun Baru, masyarakat diminta menghindari menyalakan petasan dan kembang api di permukiman. Selain mengganggu ketertiban masyarakat, itu juga memicu potensi kebakaran,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Jayapura Asep Khalid menyampaikan, masyarakat harus bijak saat merayakan sukacita hari besar. Salah satunya dengan berhati-hati menggunakan api dan alat kelistrikan.
”Sekarang ini, cuaca terkadang sangat panas dan disertai angin kencang. Dengan begitu, penggunaan api perlu bijak dan diminimalisasi,” katanya.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura Robby Kepas Awi mengatakan, sejumlah dinas terkait sudah memberikan bantuan kepada korban kebakaran. Dinas Sosial Kota Jayapura, misalnya, memberikan logistik. Adapun Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Jayapura membantu memulihkan dokumen yang terbakar.
”Jelang hari besar keagamaan, kami sudah bekerja sama dengan polisi mengimbau warga tetap merayakan dengan sukacita tanpa benda berbahaya,” ujarnya.