Warga Terdampak Banjir Bandang Humbang Hasundutan Mendesak Direlokasi
Lebih dari 500 orang dikerahkan untuk mencari korban banjir bandang di Humbang Hasundutan, Sumut. Warga selamat kini membutuhkan tempat tinggal baru.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sedikitnya 35 keluarga terdampak banjir bandang di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, mendesak direlokasi. Rumah mereka sudah hancur tertimpa batu akibat bencana.
Sebelumnya, banjir bandang Humbang Hasudutan menewaskan dua warga, Jumat (1/12/2023) malam. Sebanyak 10 wargalainnya disebut masih hilang. Warga terdampak kini tinggal di tempat pengungsian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Tuahta Rama mengatakan, 35 keluarga itu adalah warga Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja. Akibat bencana, rumah mereka hancur tertimbun batu.
”Saat ini mereka menempati pengungsian, tetapi harus segera direlokasi,” ujar Tuahta, Senin (4/12/2023).
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto datang ke Humbang Hasundutan, Senin siang. Ia menggelar rapat koordinasi penanganan korban terdampak bencana dengan pemerintah daerah setempat.
Setelah itu, Suharyanto mengecek proses pencarian korban dan penanganan pengungsi. ”BNPB memberi Rp 500 juta dan perlengkapan logistik untuk korban banjir bandang,” kata Tuahta.
Juru bicara Badan SAR Nasional (Basarnas) Medan, Sariman Sitorus, mengatakan, lebih dari 500 orang dikerahkan mencari korban hilang. Selain Basarnas, ada personel BPBD, polisi dan TNI, hingga warga.
Salah satu titik pencarian di perairan Danau Toba. Di sana, tim menggunakan dua perahu karet dan peralatan pencarian dalam air(aquaeyes) Tujuannya, memudahkan deteksi korban di dalam air.
Tim lainnya menyisir di tepi Danau Toba. Menggunakan ekskavator, tim disebar sekitar Hotel Senior, di antara timbunan batu besar.