logo Kompas.id
NusantaraGanyong hingga ”Mberut”,...
Iklan

Ganyong hingga ”Mberut”, Kekayaan Pangan Lokal yang Butuh Kreasi

Gayong dan ”mberut” menjadi bagian budaya pertanian dan pangan lokal menguatkan ketahanan menghadapi anomali iklim. Diperlukan kreasi dan ketekunan untuk membuatnya populer kembali di tengah masyarakat.

Oleh
REGINA RUKMORINI
· 2 menit baca
Jenang berbahan umbi garut atau <i>mberut</i> menjadi makanan tradisional khas Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng,  Sabtu (2/12/2023).
KOMPAS/REGINA RUKMORINI

Jenang berbahan umbi garut atau mberut menjadi makanan tradisional khas Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, Sabtu (2/12/2023).

MAGELANG, KOMPAS — Kekayaan pangan lokal dan budaya pertanian potensial menguatkan ketahanan warga menghadapi anomali iklim. Butuh kreasi dan ketekunan untuk membuat bahan makanan seperti gayong hingga mberut populer kembali di tengah masyarakat.

”Kekayaan budaya pertanian dan pangan lokal semestinya tidak membuat kita khawatir menghadapi anomali iklim dan ancaman krisis pangan,” ujar Pamong Budaya Ahli Madya di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Chrystriyati Ariani di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (2/12/2023) malam. Dia hadir dalam Festival Kampung Tani di Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur.

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000