Waspadai Cuaca Ekstrem di Jatim pada 25 November-2 Desember
Wilayah Jawa Timur perlu waspada terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada 25 November-2 Desember 2023, di antaranya hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Wilayah Jawa Timur patut mewaspadai cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 25 November-2 Desember 2023. Sejumlah bencana di beberapa wilayah menjadi sinyal kuat bagi pihak terkait untuk memitigasi kemungkinan terjadinya bencana.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda Sidoarjo menyampaikan, sebagian besar wilayah Jatim tengah berada pada masa pancaroba, sebagian lainnya telah memasuki awal musim hujan. Masyarakat dan pihak terkait diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang berpeluang terjadi pada 25 November-2 Desember.
”Waspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah akan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es,” ujar Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda Taufik Hermawan, Rabu (29/11/2023).
Analisis udara atas di wilayah Jatim, menurut Taufik, menunjukkan kondisi atmosfer yang labil dan cukup basah. Selain itu, pada 25 November-2 Desember diperkirakan terjadi gangguan atmosfer yang melintasi wilayah Jatim secara bergantian, yakni Madden Julian Oscillation, gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin.
”Kondisi ini menyebabkan adanya peningkatan pertumbuhan awan kumulonimbus yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di wilayah Jatim,” ucapnya.
Sejumlah wilayah yang perlu waspada antara lain Malang Raya, Kediri Raya, Blitar Raya, Bangkalan, dan Surabaya.
Dampak cuaca ekstrem salah satunya terlihat dalam bencana banjir di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (29/11/2023). Empat rumah warga di Dusun Krajan, Desa Pujon Lor, terdampak banjir sesaat akibat luapan sungai. Tidak ada korban jiwa ataupun kerusakan bangunan dalam peristiwa yang sempat viral itu.
Waspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah akan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es. (Taufik Hermawan)
Keempat rumah yang terdampak milik Supardi (dihuni 1 keluarga yang terdiri atas 4 jiwa) dan Dian (1 keluarga, 3 jiwa) di RT 007 RW 004, serta rumah Sukamto (2 keluarga, 2 jiwa) dan Siti (1 keluarga, 5 jiwa) di RT 027 RW 005.
”Pukul 11.00 hujan deras mulai turun di wilayah Pujon. Sekitar pukul 12.00 terjadi banjir, tetapi hanya sebentar air sudah surut,” ujar Kukuh, salah seorang warga.
Dikonfirmasi secara terpisah, Camat Pujon Indra Gunawan mengatakan ada selokan yang tersumbat. Dia pun menunjukkan foto dan video kondisi selokan yang terhalang sampah.
Adapun Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, keempat rumah warga Dusun Krajan hanya kemasukan air. Tidak ada kerusakan.
Hujan deras yang berlangsung 1,5 jam, menurut dia, mengakibatkan debit air Sungai Baluh meluap lantaran sebagian drainase tersumbat sampah. Luapan air tidak hanya ke jalan raya, tetapi juga permukiman warga hingga menimbulkan banjir setinggi hingga 1 meter.
”Mengenai upaya yang akan dilakukan, besok akan dilakukan pembersihan sisa material. Bersama muspika (musyawarah pimpinan kecamatan) juga akan dilakukan pembersihan drainase yang tersumbat,” ujarnya.
Sementara itu, di Kota Batu, rumah milik Ngaderi di Jalan Coban Talun, Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, dilaporkan ambruk pada Selasa (28/11/2023) sore setelah tidak kuat menahan guyuran hujan beberapa hari terakhir. Kondisi rumah yang sudah tua dan lapuk ikut memengaruhi. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.