Pembunuhan oleh Orang Dekat Kembali Terjadi di Cirebon
Pembunuhan oleh orang dekat kembali terjadi di Kabupaten Cirebon. Rasni diduga korban pembunuhan mantan suami sirinya.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pembunuhan oleh orang terdekat kembali terjadi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Kali ini, Rasni (47), ibu rumah tangga, diduga menjadi korban pembunuhan oleh mantan suami sirinya. Keluarga korban berharap pelaku yang masih buron segera ditangkap polisi.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu (26/11/2023) dini hari sekitar pukul 02.00 di rumah korban di Desa Cangkoak, Kecamatan Dukupuntang. ”Waktu itu saya dan mimi (ibu) sedang tidur. Terus ada teriakan dari kamar kakak saya. Saya langsung ke sana,” ujar Sima (31), adik korban, Senin (27/11/2023).
Di kamar itu, Sima menyaksikan terduga pelaku yang merupakan mantan suami siri korban. Adapun korban terluka dengan darah di sejumlah bagian tubuh. Sima sempat menarik pelaku, tetapi ia terjatuh. Ia pun berlari keluar rumah demi meminta tolong. Warga setempat berdatangan.
Namun, menurut dia, pelaku yang berinisial OS telah kabur melalui pintu belakang. Ia meninggalkan sepeda motor dan sandalnya. Warga dan keluarga yang panik kemudian mengecek kondisi korban. Ternyata, Rasni telah tak bernyawa. Warga lalu melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Sektor Dukupuntang.
Menurut Sima, korban dan terduga pelaku menikah secara siri beberapa tahun lalu. Mereka belum mempunyai anak. Sebelumnya, korban menikah dengan orang lain dan memiliki satu anak. ”Tetapi, sama suami yang siri ini, dia sudah pisah rumah tiga bulan terakhir,” katanya.
Sima tidak mengetahui penyebab keduanya berpisah. Korban juga tidak lagi ikut menjual nasi angkringan bersama terduga pelaku. Kabarnya, korban akan membangun hubungan baru bersama orang lain. ”Mungkin dia (terduga pelaku) tidak terima korban dekat orang lain,” ucapnya.
Keluarga, kata Sima, mendesak polisi segera menangkap terduga pelaku yang kabur dua hari ini. ”Kami berharap pelaku cepat ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Perbuatannya tidak manusiawi sekali. Kami juga takut pelaku ke sini lagi. Apalagi, ada anak kecil di sini,” ujarnya.
Kepala Polsek Dukupuntang Ajun Komisaris Nuryana mengatakan, polisi telah melakukan pemeriksaan dan mengumpulkan sejumlah barang bukti. Beberapa di antaranya pisau yang digunakan untuk membunuh hingga sepeda motor milik terduga pelaku. Polisi juga mengecek kondisi tubuh korban.
”Luka tusukan di sekitar dada. Yang parah itu ada satu. Lainnya ada tusukan kecil-kecilan,” kata Nuryana kepada awak media, Minggu. Pihaknya masih menunggu hasil autopsi korban di Rumah Sakit Bhayangkara Losarang, Indramayu, untuk mengetahui jumlah luka.
Kami berharap pelaku cepat ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Kami juga takut pelaku ke sini lagi. (Sima)
Pihaknya telah mengantongi identitas terduga pelaku. Sejumlah barang bukti juga dikirim ke Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Cirebon. Adapun korban telah dikebumikan pada Minggu malam di tempat pemakaman umum desa.
”Pelaku masih dalam pengejaran,” ucapnya.
Peristiwa ini menambah panjang kasus pembunuhan dengan pelaku dan korban masih memiliki hubungan dekat. Pada 2018 lalu, misalnya, seorang ayah berinisial MT (27) di Kecamatan Pabedilan tega meracuni anaknya yang masih berusia 14 bulan.
Kejadian itu bermula saat MT meminta istrinya yang merantau ke Batam mengirimkan uang untuk membeli susu. Ia bahkan mengancam bunuh diri bersama anaknya jika keinginannya tidak terpenuhi. MT pun meracuni anaknya. Ia sempat meminum racun itu, tapi kondisinya bisa diselamatkan.