Kecelakaan Kereta Api di Lumajang, Sebagian Korban Meninggal Sudah Diantar ke Keluarga
Korban meninggal sebagian sudah dijemput keluarganya. Hingga kini masih banyak pelintasan sebidang KA tanpa palang pintu di wilayah Daop IX KAI.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
LUMAJANG, KOMPAS — Jenazah korban kecelakaan Minibus dengan KA Probowangi di Lumajang, Jawa Timur, pada Senin (20/11/2023) pagi mulai dikembalikan ke keluarganya. Olah tempat kejadian perkara masih dilakukan untuk memastikan penyebab kecelakaan kereta api di Lumajang tersebut. Hingga kini masih banyak pelintasan sebidang KA tanpa palang pintu di wilayah Daerah Operasi atau Daop IX KAI.
Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Boy Jeckson Situmorang mengatakan, per pukul 06.30 dari 11 korban meninggal dalam kecelakaan minibus Elf dan KA Probowangi, enam jenazah sudah diambil keluarganya. Sementara lima jenazah lainnya masih dalam proses penanganan tim RSUD Dr Haryoto Lumajang.
”Untuk Senin ini, kami akan fokus olah TKP total. Korban terhitung per pukul 06.30, dari 11 meninggal sudah enam orang dikembalikan ke keluarganya dan sekarang dalam perjalanan ke Surabaya. Lima jenazah masih proses, tapi keluarga sudah di sana. Korban luka-luka masih dirawat di IGD RSUD Dr Haryoto,” katanya.
Menurut Jeckson, semalam polisi sudah mengevakuasi bangkai minibus yang terlibat kecelakaan tersebut. Bangkai kendaraan Elf tersebut digeser sekitar 30 meter dari rel KA. Saat ini polisi masih melakukan olah TKP dengan tim dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim dan Direktorat Laboratorium Forensik Polda Jatim.
”Olah TKP baru bisa dilakukan hari ini karena semalam terkendala penerangan. Di lokasi kejadian sangat minim penerangan,” kata Jeckson.
Kecelakaan terjadi pada Minggu (19/11/2023) sekitar pukul 19.53 di pelintasan KA sebidang tanpa palang pintu di Desa Ranu Pakis, Klakah, Lumajang. Minibus bernomor polisi N 7646 T warna biru tersebut menabrak KA Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya yang berangkat dari Stasiun Ketapang pukul 16.00. Korban kecelakaan adalah rombongan alumni SMA Indarmadi Surabaya angkatan 1987 yang sedang melaksanakan reuni di Banyuwangi.
Menurut Jeckson, kondisi palang pelintasan di sana berupa pelintasan KA sebidang tak terjaga, di jalan desa. Tidak ada palang pintu, tetapi biasanya ada relawan warga dusun setempat yang mengatur pergerakan warga yang melintasi. Saat malam hari itu, relawan sudah tidak berada di tempat. Apalagi, lokasi di sana minim lampu penerangan.
”Untuk pengguna jalan, jika melintasi pelintasan sebidang tidak terjaga, sebaiknya hati-hati dan kurangi kecepatan kendaraan sambil melihat ke kiri dan kanan. Biasanya KA akan membunyikan klakson atau sirine saat melintas di pelintasan sebidang, makanya fokus dan harus lebih hati-hati,” katanya.
Korban kecelakaan adalah rombongan alumni SMA Indarmadi Surabaya angkatan 1987 yang sedang melaksanakan reuni di Banyuwangi.
Adapun Pelaksana Harian (Plh) Humas Daop IX KAI Anwar Yuli Prasetyo mengatakan, kondisi terakhir semalam pukul 23.00 semua korban sudah dievakuasi ke RSUD Dr Haryoto. Bangkai minibus bisa dievakuasi pukul 00.15, menjauh dari jalan kereta api.
”Adapun penyebabnya masih akan lebih didalami. Secara keseluruhan perjalanan KA tidak ada gangguan. Kereta api terganggu adalah KA Probowangi yang terlibat insiden kecelakaan tersebut. Itu pun karena masinis melakukan pengecekan sarana untuk memastikan KA terkait masih layak atau dinyatakan aman untuk melanjutkan perjalanan,” kata Anwar.
Tanpa pintu
Di Daop IX, menurutnya, masih banyak pelintasan KA sebidang tanpa palang pintu. ”Total pelintasan sebidang di Daop IX sebanyak 346 pelintasan. Dari jumlah tersebut, 101 pelintasan terjaga, baik dijaga oleh KAI, pemerintah daerah, swasta, maupun swadaya masyarakat. Adapun 245 sisanya tidak terjaga. Kejadian kemarin merupakan pelintasan tidak terjaga dan tanpa palang pintu,” katanya.
Di kawasan Daop IX, menurut Anwar, banyaknya pelintasan KA tak terjaga dan palang pintu rata-rata disebabkan ada warga yang membuat jalan untuk pelintasan menuju ladang atau tanahnya. ”Masih banyak palang pintu liar di wilayah Daop IX karena warga membuat jalur pintasan ke ladang atau lahannya. Awalnya jalan setapak, tetapi lama-lama diperlebar. Lokasi kemarin jalan sudah beraspal. Kemungkinan jalan tersebut sudah ada lama,” katanya.
Menurutnya, PT KAI sering memberikan sosialisasi terkait bahaya membuat jalan menembus jalan KA. PT KAI menilai pembuatan jalan lintas kereta yang dilakukan warga bisa membahayakan keselamatan warga sendiri. PT KAI bahkan menormalisasi atau menutup kembali jalur itu agar tidak memakan korban.
Anwar mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat berkendara melintasi pelintasan sebidang. ”Di rambu pelintasan sebidang selalu ada rambu stop, pengguna jalan lebih baik berhenti terlebih dahulu untuk tengok kanan dan kiri, memastikan kondisinya aman, agar selamat sampai tujuan,” katanya.