Prioritaskan Keselamatan Pelari, Panitia Hentikan Borobudur Marathon akibat Cuaca Panas
Keputusan diambil setelah pengukuran termometer Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) menunjukkan suhu di kategori hitam atau berisiko bagi keselamatan pelari.
Oleh
MOHAMAD FINAL DAENG
·4 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Pelari half marathon mendinginkan tubuhnya dengan spons pada ajang Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2023).
MAGELANG, KOMPAS — Cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2023), memaksa panitia lomba lari Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng menghentikan lomba kategori maraton lebih cepat dari jadwal. Hal ini demi menjaga keselamatan dan keamanan pelari.
Berdasarkan aturan Borobudur Marathon 2023, cut off time (COT) kategori maraton adalah 7 jam. Adapun start lomba kategori itu dimulai pukul 05.00. Oleh karena itu, batas waktu untuk menyelesaikan lomba maraton adalah pukul 12.00. Namun, penyelenggara memutuskan menghentikan lomba maraton pada pukul 10.30 WIB.
Race Director Borobudur Marathon 2023 Andreas Kansil mengatakan, keputusan itu diambil setelah pengukuran termometer Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) menunjukkan suhu di kategori hitam atau berisiko bagi keselamatan pelari. Termometer WBGT mengukur suhu udara, kelembaban, panas radian, dan pergerakan udara.
”Dari pukul 09.30 kami sudah monitor karena teriknya matahari menyebabkan banyak pelari harus mendapatkan pertolongan medis, baik setelah finis maupun yang masih berlari di rute. Karena itu, pada pukul 10.30 kami memutuskan untuk menghentikan perlombaan maraton,” ujarnya dalam jumpa pers, Minggu siang.
Setelah keputusan itu, semua pelari maraton yang masih menjalani lomba sejak start pukul 05.00 WIB diminta berhenti. Para pelari kemudian dievakuasi dengan kendaraan ke titik finis di kompleks Candi Borobudur. Adapun pelari kategori separuh maraton dan 10 kilometer pada saat itu sudah menyelesaikan semua lomba.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Pelari melintasi persawahan dalam ajang Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2023).
Dari sekitar 1.600 peserta maraton, Andreas mengatakan, terdapat lebih dari 900 pelari yang berada di lintasan Kilometer (Km) 31 hingga jelang finis atau Km 42 saat keputusan itu diambil. ”Itu jumlah yang cukup mengkhawatirkan mengingat pada jam tersebut (10.30) panas matahari tidak turun-turun,” ucapnya.
Medical Director Borobudur Marathon 2023 dr Andi Kurniawan mengatakan, pihaknya berpegangan pada pedoman dari World Athletics, induk olahraga atletik dunia. Salah satu pedoman itu mengatur soal pemantauan cuaca untuk menjaga keselamatan pelari saat lomba.
Perlombaan ini harus dihentikan karena pertimbangan keselamatan para peserta dan risiko medis.
”Tadi pada pukul 10.30 suhu udara 36 derajat celsius dengan suhu permukaan 50 derajat celsius, yang dikombinasikan dengan kelembaban, menghasilkan angka WGBT 33 derajat celsius. Angka itu kategorinya sudah hitam sehingga menurut pedoman (World Athletics), perlombaan ini harus dihentikan karena pertimbangan keselamatan para peserta dan risiko medis,” katanya.
Sehari sebelum lomba, dr Wawan Budisusilo, yang juga Medical Director Borobudur Marathon 2023, menyebut, panitia telah memperkuat antisipasi medis dengan menyiapkan 24 medical station yang disebar di sepanjang rute lari (Kompas.id, 18/11/2023). Selain itu, disiapkan pula 16 unit ambulans dan 10 mobile medic yang berkeliling memantau kondisi para pelari.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Petugas memberikan minum bagi peserta lari maraton pada ajang Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2023).
Jumlah medical station ini telah melampaui standar event lari internasional, yakni satu medical station setiap 2,5 kilometer jalur lari. Dengan jarak maraton 42 km, berarti Borobudur Marathon menyiagakan rata-rata satu medical station di setiap 1,75 km jalur.
Adapun tenaga kesehatan yang bertugas sebanyak 261 orang. Mereka terdiri dari 3 dokter spesialis kedokteran olahraga, 63 dokter umum, 95 paramedis, 70 sport therapist, dan 30 mahasiswa kedokteran.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung menjelaskan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan peserta adalah prioritas tertinggi. Bahkan, di dalam aturan kompetisi World Athletics, keselamatan dan keamanan pelari bisa di atas semua pasal aturan kompetisi yang lain.
”Moto kita, ’athletes first, winning second’ (atlet yang utama, kemenangan soal kedua). Jadi, penghentian perlombaan ini bisa terjadi, mungkin terjadi, dan pernah terjadi. Salah satu contohnya, Chicago Marathon 2021 yang juga dihentikan karena persoalan cuaca,” ujarnya.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Pelari melintasi jalan perdesaan yang menjadi salah satu daya tarik Borobudur Marathon 2023 Powered by Bank Jateng di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2023).
Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo juga merasakan betapa cuaca di lintasan lomba memang sangat panas. Budiman ikut berlari dalam kategori 10 kilometer.
”Kami melihat keselamatan peserta yang paling penting sehingga ini (menghentikan lomba) keputusan yang harus diambil demi keselamatan. Saya berterima kasih kepada para pelari yang memahami kondisi ini,” ucapnya. Sebagai apresiasi kepada para pelari, Budiman mengatakan, panitia akan tetap memberikan medali penamat (finisher).
Budiman akan terus mengevaluasi penyelenggaraan Borobudur Marathon. Hal ini termasuk berdiskusi dengan Richard Welsh dari Delegasi Teknis Internasional World Athletics untuk memperoleh saran-saran perbaikan.
Borobudur Marathon saat ini sedang dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan World Athletics agar masuk dalam klasifikasi World Athletics Label. ”Kita tetap berharap, dengan perbaikan-perbaikan dan komitmen yang ada, hal itu bisa dilakukan,” ucapnya.
Direktur Teknologi Informasi, Jaringan, dan Konsumer Bank Jateng Dodit W Probojakti mengatakan, cuaca memang menjadi salah satu faktor yang harus diantisipasi sebaik mungkin. Karena itu, dia pun mengapresiasi race director, tim medis, dan semua pihak yang terlibat dalam ajang ini.