Salah satu dari dua pasien cacar monyet di Cirebon punya riwayat perjalanan dari Bekasi dan Subang, Jawa Barat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Kasus cacar monyet atau monkeypox di wilayah Cirebon, Jawa Barat, meningkat menjadi dua orang. Kasus terbaru ditemukan di Kabupaten Cirebon, sedangkan satu pasien yang menjalani isolasi di Kota Cirebon dinyatakan sembuh. Antisipasi penyebaran penyakit itu terus disiapkan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Neneng Hasanah mengatakan, telah menerima informasi warga terduga menderita cacar monyet, Jumat (10/11/2023). Pihaknya lalu menelusuri epidemiologi, termasuk mengambil sampel darah, warga tersebut.
”Jumat malam, hasil sampelnya keluar dan warga itu dinyatakan positif (cacar monyet),” ujar Neneng, Senin (13/11/2023).
Warga yang terkonfirmasi positif itu berjenis kelamin laki-laki dan berusia 24 tahun. Pada 25 Oktober 2023 atau dua pekan lalu, warga tersebut mengalami gejala cacar monyet. Gejala itu di antaranya demam dan nyeri di persendian. Yang bersangkutan juga mengalami lesi atau luka di kulit. Terdapat 15 sampai 26 lesi di kulitnya.
”Kondisinya saat ini stabil dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Dia freelancer dengan riwayat perjalanan ke Bekasi dan Subang,” ujarnya.
Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis alias penularan dari hewan ke manusia. Penyakit ini disebabkan virus monkeypox yang biasanya menginfeksi hewan rodentia (pengerat) dan primata di daerah hutan tadah hujan di Afrika Barat dan Afrika Tengah.
Ini penyakit menular tetapi dapat dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Neneng menyebutkan masih telusuri penyebab pasien yang terinfeksi cacar monyet. Namun, petugas telah memeriksa tiga anggota keluarga yang bersangkutan. Tidak ditemukan gejala penyakit serupa pada ketiganya. Petugas juga memantau agar yang bersangkutan menjalani isolasi.
Waktu isolasi adalah 21 hari sejak gejala ditemukan. ”Ini penyakit menular tetapi dapat dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Kalau kondisi tubuh bagus, tidak tertular. Penularannya juga tidak mudah seperti Covid-19. Kalau ini (cacar monyet) lewat kontak erat atau seksual,” ujarnya.
Neneng mengatakan telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit itu. ”Tentunya kami melakukan sosialisasi ke masyarakat, sudah ada surat edaran. Kami juga siapkan fasilitas kesehatan di 60 puskesmas dan 12 rumah sakit,” ujarnya.
Mohamad Luthfi, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Waled, Kabupaten Cirebon, mengatakan, hingga kini belum ada pasien cacar monyet. Namun, pihaknya telah mengantisipasi penyakit menular itu, dengan membentuk tim penanganan kasus infeksi berisi dokter spesialis hingga mikrobiologi.
”Kami juga sudah menyiapkan ruang isolasi dengan kapasitas 30 bed (tempat tidur). Ruangannya juga terpisah dari tempat perawatan biasa,” ungkap Luthfi. Pihaknya pun memastikan tim medis hingga alat pelindung diri siap jika ada lonjakan kasus cacar monyet di wilayah Cirebon.
Sebelumnya, kasus penyakit cacar monyet ditemukan di Kota Cirebon. Laki-laki berusia 54 tahun itu menjalani isolasi di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati sejak Rabu hingga Sabtu (8-10/11/2023). ”Pasien sudah sembuh dan pulang,” ucap Toat Makruf, Kepala Bagian Pelayanan RSD Gunung Jati.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meningkatkan status wabah monkeypox ini menjadi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of International Concern), pada Juli 2023, sebagaimana diberitakan di sini.
Penyakit ini menjadi perhatian khusus di Indonesia belakangan. Setahun lebih sejak kasus pertama ditemukan terjadi peningkatan kasus yang semakin mengkhawatirkan. Sampai dengan Oktober 2023 telah ditemukan 27 kasus baru, yaitu 22 kasus di DKI Jakarta, 4 kasus di Banten, dan 1 kasus di Bandung.