Menikmati Eksotisme Anggur di Bali Utara
Bali menyuguhkan beragam minuman ”wine” berkualitas. Mari mereguk eksotisme anggur lokal dan keindahan alam Pulau Dewata.
Dari tanah kering di wilayah barat Kabupaten Buleleng, Bali, tumbuh subur tanaman anggur. Anggur itu menjadi sumber bahan baku minuman ”wine” berkelas sekaligus wisata agro yang menarik dikunjungi.
Manisnya anggur dan indahnya pemandangan tergambar dalam perjalanan berkunjung ke Hatten Wines The Cellardoor di kawasan Sanur dan Buleleng, Bali.
Kamis (2/11/2023), kami menempuh perjalanan dengan memakan waktu sekitar 3,5 jam. Jarak yang terbilang jauh lebih dari 110 kilometer dari Kota Denpasar di wilayah Bali selatan menuju lokasi kebun anggur di Desa Sanggalangit, Buleleng.
Perjalanan itu tidak melalui rute umum. Dari Kota Denpasar ke Buleleng, kami lewati jalur tengah Denpasar-Badung-Tabanan. Jalur itu menembus jalan yang lebih sepi, tetapi memiliki pemandangan alam nan indah.
Di tengah perjalanan, rombongan melewati kawasan wisata Bedugul di Kabupaten Tabanan. Rombongan lalu singgah ke sebuah restoran sekaligus kedai kopi Ngiring Ngewedang di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng. Kami berkesempatan meregangkan badan sekaligus bersantap siang sebelum meneruskan perjalanan ke lokasi tujuan di Desa Sanggalangit.
Tidak lupa kami cicipi seduhan kopi robusta khas Banyuatis. Minuman itu menjadi andalan di restoran Ngiring Ngewedang tersebut. Desa Munduk juga menarik karena memiliki hasil perkebunan, termasuk cengkeh dan kopi. Berada di restoran Ngiring Ngewedang sambil meneguk kopi memberikan pengalaman rasa yang berbeda dibandingkan dengan ngewedang di tempat lain.
Baca juga: Mengembalikan Masa Keemasan Anggur Bali
Setelah beberapa anggota rombongan menunaikan ibadah shalat, perjalanan berlanjut menuju Desa Sanggalangit. Matahari masih menyorot tajam meskipun mulai bergerak ke barat ketika rombongan tiba di halaman kebun anggur yang dikelola Hatten Wines. Kami disambut pemandangan kebun anggur yang menghampar luas.
Thamrin (45), pekerja di kebun anggur, menerangkan, terdapat beberapa jenis anggur yang ditanam di kebun anggur Hatten Wines tersebut. Seluruh jenis anggur itu menjadi bahan utama pembuatan minuman anggur (wine). ”Ada jenis solaris untuk anggur putih, juga colombard. Ada jenis shiraz. Usia rata-rata panen anggur adalah 115 hari sejak tanaman anggur mulai berbunga,” kata Thamrin.
Luas kebun anggur di Desa Sanggalangit yang dikelola Hatten Wines sekitar 12 hektar. Selain di Desa Sanggalangit, Hatten Wines (PT Hatten Bali Tbk) juga membuka lahan anggur di sejumlah lokasi terpisah di Gerokgak, Buleleng, dengan melibatkan para petani setempat.
Keseluruhan lahan kebun anggur yang produknya menyuplai kebutuhan Hatten Wines mencapai 30 hektar. Adapun petani yang menjadi mitra Hatten Wines mencapai 20 orang.
Di area kebun anggur Hatten Wines di Sangggalangit ditanam lima jenis anggur untuk bahan baku minuman beralkohol, yakni shiraz, colombard, solaris, chenin blanc, dan cabernet blanc. Terdapat pula anggur jenis alphonse dan muscat yang digunakan sebagai bahan baku wine.
Head of Factory Hatten Wines Jeffry mengatakan, anggur dipanen dua kali dalam setahun. Pemanenan anggur menghindari musim hujan. Hal itu bertujuan menjaga kualitas anggur yang akan diolah sebagai bahan baku minuman tetap baik.
Baca juga: Spirit Bali dalam Sebotol ”Wine”
Pada masa panen musim ini, menurut Jeffry, Hatten Wines memproduksi minuman anggur khusus untuk memperingati dan juga merayakan hasil panen anggur di Sanggalangit. ”Kali ini winemakers kami mengolah anggur chenin blanc hasil panen dari kebun kami,” kata Jeffry.
Bersamaan dengan masa panen, Hatten Wines menggelar festival panen dengan acara peluncuran Hatten Wines Chenin Blanc. Minuman baru keluaran Hatten Wines itu diproduksi secara terbatas, hanya 552 botol. Hatten Wines Chenin Blanc produksi 2023 itu merupakan edisi khusus kedua dari Hatten Wines menyusul Hatten Wines Syrah pada 2019.
Acara itu dirayakan secara spesial. Mereka mengundang tetamu dari penikmat wine, pengusaha dan mitra usaha, juga dari pemerintah daerah. Terlebih wine Chenin Blanc itu sudah memperoleh penghargaan berupa medali perak di ajang Austrian Wine Challenge (AWC) Vienna 2023 dan medali emas di International Wine and Spirit Competition (IWSC) 2023.
Dalam acara itu, kami berkesempatan mencicipi Chenin Blanc. Rasanya tidak terlalu manis jikalau dibandingkan dengan Hatten Syrah, ada sedikit rasa kecut dan aroma kayu ek. Tampilan minuman anggur Chenin Blanc tersebut terlihat solid, jernih, dan segar.
James Whitemaker dari tim winemakers Hatten Wines menerangkan, produksi minuman anggur Chenin Blanc melalui proses tradisional dengan bahan baku berupa buah anggur yang dihasilkan dari kebun lokal. Cita rasa wine Chenin Blanc tersebut, menurut James, memiliki profil rasa unik dan otentik.
”Ini sebagai penghargaan kepada para petani di kebun anggur yang sudah bekerja keras dan mencurahkan tenaga mereka,” kata James di malam peluncuran limited edition wines Chenin Blanc.
Hadirnya agrowisata anggur ini akan menambah destinasi wisata di Bali utara.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, festival panen anggur di kebun anggur itu menjadi sebentuk atraksi wisata. Paket wisata ini dapat dikembangkan dan ditawarkan ke wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Panen anggur di kebun, menurut dia, juga menjadi edukasi bagi pengunjung dari Bali. Pengunjung dapat melihat, mengenal, dan menikmati buah anggur ataupun mencoba minuman anggur.
Tjok Pemayun menambahkan, Buleleng juga dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan, misalnya jeruk keprok Tejakula dan durian cane Sudaji. ”Hadirnya agrowisata anggur ini akan menambah destinasi wisata di Bali utara,” kata Tjok Pemayun.
Senada dengan Tjok Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva menambahkan, lokasi Desa Sanggalangit berada di jalur perlintasan lokasi wisata di Buleleng, yakni kawasan Lovina dan Menjangan. Dody menambahkan, Buleleng memiliki potensi agrowisata yang dapat dimaksimalkan. Ini bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali utara.
”Anggur ini merupakan potensi Buleleng karena terdapat beberapa lokasi perkebunan anggur di Buleleng,” kata Dody ketika menghadiri acara festival panen anggur di Desa Sanggalangit, Gerokgak, Kamis (2/11/2023). ”Keluarga saya dulunya petani anggur di Desa Seririt,” ujarnya.
Pendiri Hatten Wines dan CEO PT Hatten Bali Tbk Ida Bagus Rai Budarsa mengungkapkan, wine yang diproduksi Hatten Wines adalah hasil dari kerja keras selama bertahun-tahun mengolah dan mengelola lahan di Desa Sanggalangit. Gus Rai menyatakan, kebun anggur di sana dibuka bagi kalangan umum dan dapat dikunjungi wisatawan.
Langkah itu bertujuan agar pengunjung dan wisatawan mengetahui dan mengenal beragam macam anggur yang ditanam dan dibudidayakan.
Hatten Wines hadir mulai 1994 dan memulai produksinya dengan wine rose, yang menggunakan anggur Alphonse lavaellee atau biasa disebut sebagai anggur hitam atau anggur Buleleng.
Selain itu, Hatten Wines The Cellardoor di Sanur, Kota Denpasar, juga dilengkapi fasilitas Hatten Education Center yang didedikasikan untuk pendidikan mengenai anggur dan minuman beralkohol.
Gus Rai menambahkan, pihaknya memberdayakan petani lokal jadi mitra, sebagai langkah menjaga kualitas bahan baku sekaligus memberikan kepastian bagi mitra bahwa anggur yang dihasilkan dari kebun-kebun petani tetap terserap saat panen.
Menurut Gus Rai, minuman anggur yang dihasilkan dari lahan perkebunan di Bali mampu bersaing dan tidak kalah kualitasnya dengan wine impor.