Ganjar Pranowo menemui komunitas kesenian Jawa di Sumut. Perebutan suara pujakesuma mulai digarap. Ganjar juga menemui petani serta menyinggung masalah pupuk dan harga komoditas perkebunan yang turun.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
LUBUK PAKAM, KOMPAS — Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menemui komunitas kesenian Jawa di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (10/11/2023). Perebutan suara putra Jawa kelahiran Sumatera atau pujakesuma mulai digarap di Sumut. Ganjar juga menemui petani dan menyinggung harga pupuk yang tinggi, sementara harga hasil komoditas perkebunan menurun.
Ganjar bertemu petani, nelayan, serta komunitas kesenian Jawa di Kecamatan Beringin dan Batang Kuis, Deli Serdang. Dia disambut tarian kuda lumping. Ganjar pun berdialog dengan pujakesuma yang sudah hidup turun-temurun di Sumut.
”Saya berterima kasih kepada penduduk asli Sumut. Betapa hebatnya menerima siapa saja yang hadir di sini,” kata Ganjar.
Puluhan pelaku kesenian Jawa mementaskan tari kolosal jaranan di sebuah lapangan di Batang Kuis. Ganjar diajak ikut dalam tarian itu dan coba menaiki kuda lumping. Kepada komunitas kesenian itu, Ganjar memberikan gamelan.
Ganjar menyebut, Sumut merupakan daerah yang sangat terbuka kepada kelompok masyarakat mana pun. Akulturasi budaya terjadi dan hampir tidak ada gesekan sosial di Sumut.
”Warga Sumut itu hidup rukun dan sampai sekarang tidak ada persoalan. Itu yang harus kita jaga,” kata Ganjar.
Di tengah masyarakat yang didominasi petani itu, Ganjar juga menyinggung harga pupuk nonsubsidi yang melambung tinggi. Sementara pupuk bersubsidi sulit didapat.
Kebijakan pengadaan pupuk, kata Ganjar, harus diperbaiki. Kalau jumlah pupuk memang kurang, produksinya harus ditambah dan subsidinya juga harus diperluas. Penambahan produksi dan subsidi pupuk, menurut Ganjar, harus diikuti perbaikan pendataan petani agar subsidi pupuk tetap tepat sasaran.
Di tengah sulitnya mendapat pupuk, Ganjar juga mendorong petani mencoba pupuk organik. Hasil dari pertanian organik lebih bagus dan harganya pun bisa dijual lebih mahal.
Harga karet petani yang anjlok juga menjadi perhatian Ganjar. Dia menyebut, anjloknya harga karet dikeluhkan para petani di sejumlah provinsi di Sumatera. Dia berjanji untuk memprioritaskan perbaikan industri karet agar harganya di petani bisa diangkat lagi.
Warga yang ditemui Ganjar juga mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi, seperti beras dan cabai. Menurut Ganjar, harga bahan pokok seharusnya bisa lebih terkendali dengan sistem informasi berbasis digital. Sistem bisa mendata daerah yang sedang panen raya dan membutuhkan pasokan.
Purwantoko, tokoh kesenian Jawa di Deli Serdang, meminta agar Ganjar memperhatikan perlindungan kesenian Jawa yang terus menurun di Sumut. ”Kesenian di Deli Serdang banyak macamnya mulai dari wayang kulit, wayang orang, ketoprak, ludruk, sampai kuda kepang. Saat ini, kondisinya sangat kekurangan fasilitas dan perhatian,” kata Purwantoko.
Sutina, petani di Kecamatan Beringin, menyebut, Deli Serdang yang merupakan lumbung padi Sumut sangat kekurangan pupuk subsidi. Para petani akhirnya menggunakan pupuk nonsubsidi yang harganya sangat mahal. Keuntungan yang didapat petani akhirnya tergerus.
”Daerah kami sentra penghasil padi, tetapi mencari pupuk sangat sulit,” katanya.
Sekretaris DPD PDI-P Sumatera Utara Soetarto mengatakan, dalam kunjungannya ke Sumut, Ganjar fokus menemui masyarakat di Deli Serdang. Kabupaten itu merupakan salah satu kantong terbesar pujakesuma.
”Masyarakat sangat antusias menerima kehadiran Ganjar di acara kesenian dan kebudayaan masyarakat Deli Serdang ini,” kata Soetarto.