Songsong Musim Hujan, Kota Malang Waspadai Banjir dan Longsor
Jelang berakhirnya musim kemarau, Kota Malang bersiap antisipasi ancaman bencana hidrometeorologi untuk minimalisasi jumlah korban, di antaranya menyiagakan pasukan dan sukarelawan serta melengkapi peralatan pendukung.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Jelang berakhirnya musim kemarau, Kota Malang bersiap hadapi bencana hidrometeorologi. Sejumlah upaya dibuat untuk mengantisipasi dua bencana yang paling diwaspadai, yaitu banjir dan longsor.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda, Jawa Timur, sebagian wilayah Jatim pada dasarian kedua November 2023 sudah masuki pancaroba menuju musim hujan. Masyarakat diharapkan waspada. Ada kemungkinan terjadi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, atau hujan es.
”Pergantian musim ini harus kita waspadai. Potensi banjir, bencana longsor, puting beliung, dan pohon tumbang adalah bencana yang sering kita jumpai di Kota Malang,” kata Wahyu Hidayat, Penjabat Wali Kota Malang, seusai apel kesiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Malang, Rabu (8/11/2023)
Wahyu mengatakan, sejumlah wilayah di Kota Malang merupakan daerah aliran sungai yang punya andil terjadinya bencana. ”Maka, diperlukan langkah-langkah nyata dalam menghadapi potensi risiko tersebut daripada terjadi hal yang tidak kita inginkan bersama,” katanya.
Maka, diperlukan langkah-langkah nyata dalam menghadapi potensi risiko.
Di Kota Malang, dalam beberapa waktu terakhir sudah hujan disertai angin kencang. Bahkan, ada pohon tumbang menimpa pengendara sepeda motor sehingga korban harus dilarikan ke rumah sakit.
Berbagai elemen siaga bencana dari tingkat kota hingga kecamatan disiagakan serta bergabung dengan elemen TNI/Polri, PMI Kota Malang, dan berbagai elemen sukarelawan bencana lain. Selain menyiapkan personal, juga disiagakan peralatan pendukung, seperti pompa air, perahu karet, dan tim dapur umum.
Pada saat apel kesiapsiagaan itu juga dilakukan simulasi penyelamatan korban bencana di dalam reruntuhan bangunan dengan bantuan anjing pelacak dan tim evakuasi. Setelah menerjunkan dua anjing pelacak secara bergantian untuk mencari korban di tengah reruntuhan, tim penyelamat kemudian menerjunkan tim untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan. Tim pun membuat jalur evakuasi dengan menjebol tembok bangunan.
Simulasi penyelamatan korban di reruntuhan bencana digelar dalam apel siaga bencana menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, Rabu (8/11/2023), di Lapangan Sepak Bola Buring, Kota Malang.
Menurut Wahyu, dari data peta bencana, ada dua jenis bencana terbanyak terjadi di Kota Malang, yaitu banjir dan longsor. Apalagi, di Kota Malang terdapat sejumlah DAS di mana di sekitarnya terdapat permukiman padat penduduk. Beberapa DAS di Kota Malang misalnya DAS Amprong, Metro, Bango, Sukun, dan DAS Brantas.
”BPBD sebagai leading sector harus berkoordinasi dengan berbagai institusi sebagai langkah awal untuk menyusun penanggulangan bencana. Libatkan masyarakat dalam penanggulangan bencana dan optimalisasi kelurahan tangguh yang ada di wilayah masing-masing,” kata Wahyu.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Prayitno mengatakan, selama ini terdapat beberapa titik rawan banjir dan longsor. Lokasi rawan longsor misalnya di sepanjang DAS yang merupakan lokasi permukiman padat penduduk. Lokasi rawan longsor tersebut misalnya di Muharto, Jodipan, Bunul, Oro-Oro Dowo, Bandulan, dan Sukun.
”Di setiap kelurahan sudah ada tim sukarelawan yang siap menjadi garda terdepan penanggulangan bencana,” kata Prayitno.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan lima pompa air untuk lima kecamatan di Kota Malang. Selain diharapkan bisa digunakan untuk menyedot genangan banjir, pompa air itu juga bisa dimanfaatkan untuk memadamkan api untuk pertolongan pertama.
Selain dukungan masyarakat sipil, Komandan Kodim 0833/Kota Malang Letkol Kavaleri Heru Wibowo Sofa menyatakan kesiapan TNI/Polri dalam mendukung kesiapsiagaan bencana di Kota Malang. ”Kami mengapresiasi langkah Pemkot Malang di mana dengan cepat menyiagakan tim penanganan bencana sebelum bencana itu datang. Kami, TNI/Polri, akan mendukung upaya penanggulangan bencana itu,” katanya. Dengan siaga sejak awal, diharapkan korban sebagai dampak bencana bisa diminimalisasi.