Terus Kembangkan Fasilitas, Akses ke Anoa Breeding Center Manado Gratis
Meski fasilitasnya ditambah, masyarakat tetap dapat mengunjungi Anoa Breeding Center Manado secara gratis. Edukasi dinilai lebih penting ketimbang pemasukan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Meski fasilitas penunjang konservasi dan edukasi telah ditambah, masyarakat tetap dapat mengunjungi pusat pengembangbiakan anoa di Manado, Sulawesi Utara, secara gratis. Peningkatan kesadaran warga tentang satwa endemik Sulawesi itu disebut jauh lebih penting saat ini ketimbang menambah pemasukan negara.
Hal ini dinyatakan Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) Ary Sudjianto dalam kunjungannya ke Manado, Jumat (3/11/2023). Setelah membawakan materi mengenai perubahan iklim kepada jajaran instansi vertikal Kementerian LHK, ia meresmikan Klinik Anoa Breeding Center (ABC) Manado.
Klinik tersebut didirikan di area ABC yang terletak di dalam kompleks kantor Balai Penerapan Standar dan Instrumentasi LHK (BPSILHK) Manado. Di samping klinik, didirikan pula Anoa Corner (Pojok Anoa) sebagai pusat informasi bagi para pengunjung pusat konservasi itu.
Dua fasilitas tersebut didirikan dengan dana tanggung jawab sosial korporasi PT Cargill Indonesia Amurang, perusahaan pengolah minyak kelapa di Minahasa Selatan. ”Kami sangat bersyukur dengan adanya dukungan dari dunia usaha. Tanpa dukungan dunia usaha, sulit bagi kami melakukan ini (mengembangkan ABC),” kata Ary.
Kini ada 11 anoa yang dirawat dan dalam keadaan sehat. Sembilan ekor berjenis dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan dua ekor jenis dataran tinggi (Bubalus quarlesi). ABC Manado pun kerap menerima kunjungan rombongan siswa dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas/kejuruan dengan keperluan pendidikan.
Masyarakat umum juga dapat mengunjungi ABC Manado layaknya kebun binatang secara cuma-cuma setelah membuat janji. Afifah Hasna, dokter hewan ABC, akan bertindak sebagai pemandu.
Menurut Afifah, pengunjung dapat berdonasi demi mendukung ABC. Akan tetapi, belum ada rekening institusi untuk menampung sumbangan tersebut. Pada saat yang sama, ABC memiliki berbagai kebutuhan mendesak, terutama melaksanakan inseminasi buatan antara anoa dataran tinggi betina di sana dan pejantan yang berada di Sulawesi Selatan.
Kendati begitu, Ary menyatakan, ABC Manado belum akan memberlakukan retribusi masuk bagi pengunjung. Menurut dia, pemberlakuan karcis masuk berbayar malah akan menyurutkan minat masyarakat untuk mencari tahu informasi tentang anoa. Padahal, pemahaman sosial tentang pentingnya anoa masih sangat rendah.
Anoa kini digolongkan sebagai satwa terancam punah oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Satwa ini juga berada dalam Apendiks I Konvensi tentang Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar Terancam (CITES). Artinya, jumlahnya kurang dari 800 ekor di alam.
”Dari sisi pendapatan, memang ini (kunjungan) jadi sebuah potensi. Tapi, kami memandang jauh lebih penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa tahu anoa itu seperti apa,” kata Ary.
Akan tetapi, ia tak menutup kemungkinan pemberlakuan retribusi di masa depan. ”Mungkin kalau (ABC) sudah besar (terkenal) bisa, ya. Tapi kalau untuk tahap sekarang, lebih baik kami mengutamakan peningkatan edukasi dahulu daripada pendapatan,” tambahnya.
ABC Manado didirikan secara resmi pada 2015 sebagai satu-satunya pusat konservasi ex situ anoa di Indonesia dan dunia. Dengan tugas utama menambah populasi anoa, sudah terjadi 13 kebuntingan anoa dataran rendah selama delapan tahun terakhir. Lima di antaranya lahir dengan selamat, termasuk satu yang lahir dari proses operasi caesar pada awal 2023.
Dari sisi pendapatan, memang ini (kunjungan) jadi sebuah potensi. Tapi, kami memandang jauh lebih penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa tahu anoa itu seperti apa.
Upaya konservasi
Kepala BPSILHK Manado Heru Setiawan menyebut operasi tersebut telah menjadi perhatian di level Asia. Karena itu, pihaknya akan terus mengembangkan ABC demi menyukseskan upaya konservasi, termasuk melalui klinik.
Dalam kegiatan operasional sehari-hari, klinik yang dibangun PT Cargill Indonesia Amurang ini akan menjadi tempat penyimpanan obat-obatan dan laboratorium pemeriksaan penyakit. Namun, karena ukuran anoa yang besar, semua perawatan akan dilakukan di kandang.
”ABC Manado adalah satu-satunya lembaga yang paling lengkap ilmunya soal konservasi exsitu anoa dari lahir sampai besar. Makanya, kami menyerukan agar sama-sama kita jaga anoa dan berusaha men-support kegiatan pelestarian,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut Askhari Daeng Masikki menyatakan akan menjaga sinergi dengan BPSILHK Manado untuk menjaga keberlangsungan ABC. Hal ini dibuktikan pula oleh komitmen BKSDA Sulut untuk membiayai pakan 11 anoa yang ditangkar.
”Dukungan sumber daya itu penting. Memang, kami punya keterbatasan dalam anggaran sehingga kami cuma bisa bantu menyediakan pakan. Tapi, kami sudah lapor ke kementerian agar ada alokasi dana lebih banyak demi konservasi exsitu anoa,” katanya.
Sementara itu, Plant Manager PT Cargill Indonesia Amurang Imelda Tandako menyebut komitmen perusahaan terhadap konservasi alam telah dibuktikan dalam dukungan bagi ABC Manado sejak 2015. Selain membangun infrastruktur, perusahaan agrikultur yang berinduk di Amerika Serikat itu juga mengupah dokter hewan dan pawang anoa.