Berlari untuk Alirkan Kebaikan bagi NTT
Melalui lari amal ultramaraton Jejalah Timur 2023, para peserta berlari untuk mengalirkan kebaikan demi pemenuhan akses air bersih di NTT.
Di Nusa Tenggara Timur, dikenal istilah kumpul kelu atau kumpul keluarga. Setiap hajatan besar, semua orang hadir dan membantu. Semangat itu yang dibawa para peserta Jelajah Timur 2023 dengan berlari untuk mengalirkan kebaikan demi pemenuhan akses air bersih di NTT.
Teriakan penyemangat pecah. Tepuk tangan terdengar riuh. Tarman (27) dengan penuh kegembiraan dan percaya diri berlari menyentuh garis finis di Kantor Gubernur NTT di Kupang, Sabtu (28/10/2023) siang.
Berbeda dengan pelari lain, Tarman tidak mengenakan pakaian lari saat finis. Ia menyelesaikan rute 108 kilometer Soe di Timor Tengah Selatan ke Kota Kupang dalam balutan kain tradisional Makassar. Tarman mengenakannya 3 kilometer menjelang finis.
”Cuaca luar biasa panas, tetapi saya senang, puas. Bisa finis, memperkenalkan baju tradisional Makassar, dan tentunya memenuhi tanggung jawab kepada para donatur,” kata Tarman.
Penggalangan dana harus dilakukan lebih dari 70 pelari Jelajah Timur 2023, termasuk Tarman. Juga komunitas lari dari berbagai daerah. Per akhir Oktober ini, donasi yang terkumpul telah mencapai hampir Rp 1,2 miliar.
Selain dengan membagi prananala (tautan/link) lewat platform daring, Tarman yang sehari-hari menjadi guru di Pulau Barrang Lompo, Makassar, itu juga menggunakan cara luring.
Ia menyiapkan jeriken donasi di tempatnya mengajar dan membawanya berkeliling pulau. Cara itu juga ia lakukan saat Jelajah Timur sebelumnya.
”Anak murid saya antusias menyumbang, apalagi setelah tahu tujuannya untuk membantu saudara-saudara mereka di NTT. Warga pulau juga begitu karena mereka punya keterkaitan soal akses air bersih," kata Tarman.
Jika Tarman mengajak siswa dan warga pulau, Guru Besar Fakutlas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Arlette Setiawan mengajak rekan-rekannya sesama dokter gigi ke SD Inpres Nenonaheun, Desa Noinbila, Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Di sana, mereka menggelar penyuluhan dan pemeriksaan gigi gratis.
Baca Juga: Ratusan Peserta Meriahkan Lari untuk Kesetaraan di Mataram
Menurut Arlette, ia bekerja sama dengan Plan Indonesia selaku penyelenggara Jelajah Timur 2023. Lari amal ultramaraton itu, selain untuk menyediakan akses air bersih, juga mencegah tengkes.
”Selama ini tengkes fokus ke anak-anak balita, tetapi anak SD juga rentan tengkes. Salah satu cara (mengantisipasinya) dengan mengoptimalkan kesehatan gigi dan mulut yang menjadi pintu masuk nutrisi,” kata Arlette yang juga membagikan 150 paket gratis di SD tersebut.
Anak murid saya antusias menyumbang, apalagi setelah tahu tujuannya untuk membantu saudara-saudara mereka di NTT.
Arlette berharap upayanya itu bisa menyadarkan anak-anak tentang berperilaku sehat gigi dan mulut. Dengan demikian, mereka bisa terlibat dalam pencegahan tengkes.
Pada Jelajah Timur 2023, Arlette berhasil finis pada kategori 55 kilometer. Hingga saat ini, ia sudah mengumpulkan donasi Rp 12 juta lebih. Ia menargetkan bisa terus bertambah karena, setelah kegiatan, donasi tetap dibuka hingga minggu kedua November nanti.
”Lari di Jelajah Timur ada lebihnya. Tidak hanya sehat, tetapi bermanfaat dan membawa perubahan bagi orang lain. Hasil dari saya berlari sambil menggalang dana sedikit banyaknya bisa membantu daerah NTT,” tutur Arlette.
Resource and Mobilization Director Plan Indonesia Linda Sukandar yang hadir dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan gigi mengatakan, sebenarnya tidak hanya Arlette yang antusias terlibat langsung. ”Banyak pelari dengan kapasitas masing-masing juga ingin ambil bagian, tetapi baru ini yang bisa kami fasilitasi secara penuh. Apalagi, waktunya bertepatan dengan Jelajah Timur 2023,” papar Linda.
Meski demikian, pada Jelajah Timur mendatang, hal itu bisa diwujudkan. Menurut Linda, tidak hanya kesehatan gigi, tetapi bisa kesehatan secara menyeluruh. Apalagi, para pelari Jelajah Timur tidak hanya dokter gigi, tetapi latar belakang dokter-dokter spesialis lain.
”Ini sangat membantu kami dalam melaksanakan kebersihan diri anak di sekolah kami. Khususnya kesehatan gigi. Saya berharap nanti tidak hanya gigi, tetapi juga yang lain,” kata Kepala Sekolah Inpress Nenonaheun.
Baca Juga: Peserta Jelajah Timur Berjuang Taklukkan Rute Soe-Kupang Sejauh 108 kilometer
Bahu membahu
Semangat yang ditunjukkan para peserta, menurut Area Program Manager Plan Indonesia untuk NTT Semuel Apsalon Niap sama dengan semangat Kumpul Kelu di NTT.
”Kalau ada hajatan besar, semua orang berkumpul untuk bahu-membahu, saling urunan, supaya acaranya sukses,” kata Semuel.
Jelajah Timur juga mengumpulkan pelari baik. Semua terlibat. Melalui pelari, ada banyak donatur orang baik yang juga ikut berdonasi untuk tujuan akses air bersih.
”Ini semua dalam suatu keluarga besar untuk tujuan mulia bagi anak-anak. Terutama tahun ini di Timor Tengah Selatan,” kata Semuel.
Oleh karena itu, meski belum bisa terlibat langsung dalam kegiatan di luar lari, para peserta lain Jelajah Timur 2023 mengatakan sangat bangga karena bisa menggalang donasi. Apalagi, donasinya bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan akses air bersih.
Peserta bahkan diajak langsung ke desa penerima manfaat. Mereka berkesempatan melihat, bertemu, dan berinteraksi langsung dengan warga di sana.
Seperti kunjungan mereka ke Desa Naileu, Kecamatan Kei, Timor Tengah Selatan. Di sana, warga antusias menyambut kedatangan mereka sebagai bentuk terima kasih atas penggalangan donasi yang dilakukan.
Akses ke desa di kawasan perbukitan kering itu, sangat sulit dilalui. Bahkan, para pelari sempat berpindah kendaraan umum karena kendaraan mereka sulit melintas. Saat melintasi jalur menuju desa, mereka bisa melihat langsung warga naik motor membawa jeriken berisi air.
Baca Juga: Sukses Digelar, Jelajah Timur 2023 Telah Galang Donasi Hampir Rp 1,2 miliar
Menurut Kepala Desa Naileu Octo A Boimau, air bersih jadi kendala desa berpenduduk sejak lama, bahkan memicu tengkes. ”Kami berharap, setelah akses air bersih tersedia, tidak hanya untuk konsumsi dan mandi cuci kakus, tetapi juga bisa kami gunakan untuk pertanian,” kata Kepala Desa Naileu Octo A Boimau.
Masalah akses air bersih di daerahnya juga diakui Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Pieter Tahun. Menurut Egusem, upaya pemenuhan akses air bersih terus mereka lakukan. Sejalan dengan pencegahan tengkes. Oleh karena itu, ia mengapresiasi upaya berbagai pihak termasuk Plan Indonesia dalam mendukung pemenuhan akses air bersih dan pencegahan tengkes lewat Jelajah Timur.
Melihat langsung kondisi desa penerima, membuat para pelari merasa terharu karena turut berkontribusi terhadap perubahan pada mereka.
Adrianne Emanuel yang juga salah satu Duta Jelajah Timur 2023 mengatakan, Jelajah Timur 2023 memang bukan tentang finis 108 K. Juga bukan tentang pembuktian diri kalau bisa bertahan 108 K.
”Tapi, karena ada tanggung jawab kepada donaturlah yang membuat saya bisa bertahan menyelesaikan misi ini. Rasanya tentu bahagia, tetapi lebih ke haru dan sangat bersyukur. Karena semua doa dan dukungan itulah yang membuat saya finis,” kata Adrianne.
Oleh karena itu, dia berharap desa penerima manfaat bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dari donasi yang ia dan pelari lain kumpulkan. ”Anak-anak juga bisa tumbuh dengan baik. Dengan begitu, anak-anak dan saudara-saudara di desa penerima bisa punya masa depan yang lebih baik,” kata Adrianne.
Duta Jelajah Timur 2023 lainnya, Erry Permana, mengatakan, ikut berlari adalah cara dia menjadi bagian dalam mendukung saudara di NTT.
”Kami melihat langsung akses yang jauh dan sulit. Itu juga yang dilewati anak-anak, termasuk anak perempuan di sini saat mengambil air. Jadi, kami yang dewasa harus bertanggung jawab. Saya dengan kemampuan berlari, mencoba membantu pemenuhan akses air bersih,” kata Erry. Pelari asal Jakarta ini sudah mengumpulkan donasi lebih dari Rp 42 juta.
Endang Suryani asal Bali yang finis pertama di kategori 108 K menambahkan, ia berharap akan banyak donasi yang terus datang. ”Supaya sumber air bersih semakin dekat. Sampai semua setara,” kata Endang.
Hamzah Haruna asal Makassar dan hampir 108 K lari tanpa alas kaki juga bahagia bisa finis. ”Apalagi, ini tidak sekadar lari, tetapi bertujuan menyediakan akses air bersih bagi warga di NTT,” kata Hamzah yang sudah mengumpulkan donasi hingga Rp 7,6 juta.
Carla Felany yang juga finis di 108 K menambahkan, para donatur mungkin tidak bisa langsung ke NTT. Namun, melalui perpanjangan pelari, mereka bisa mendonasikan apa yang mereka punya.
Tidak hanya kepada masyarakat penerima manfaat, lari amal juga membawa perubahan kepada para pelari. ”Hal paling berasa sejak ikut tahun lalu sampai sekarang, ada kunjungan ke desa-desa penerima manfaat. Ternyata, selama ini, bisa dikatakan mungkin saya kurang bersyukur. Sesusah-susahnya saya (sehari-hari), ternyata ada yang lebih susah lagi,” kata Adi Jasmin (31) yang tahun ini kedua kalinya ikut langsung Jelajah Timur.
Baca Juga: Sukacita di Garis Finis Jelajah Timur 2023
Selain itu, Jelajah Timur juga tidak hanya momen memperkuat kekeluargaan antara pelari dan warga NTT, tetapi juga sesama pelari.
”Setiap pelari saling menyemangati dan menguatkan satu sama lain. Supaya kami benar-benar mempersiapkan lari ini karena amanat dari para donatur,” kata Yusri Hamzah (55) asal Jakarta yang finis di kategori 55 K.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti mengatakan, semua pelari menikmati jalannya Jelajah Timur 2023. ”Mereka juga ingin ikut lagi. Karena Jelajah Timur adalah sebuah keluarga. Kalau ada lagi, itu seperti reuni untuk para pelari baik ini,” kata Dini.
Dini memastikan hasil donasi akan tersalurkan. Tahun ini, rencana hasil donasi digunakan untuk pembangunan akses air bersih di tiga desa, bahkan bisa lebih jika donasi terus bertambah. Ia juga mengapresiasi dukungan dari para donatur di Indonesia.
”Sebenarnya Indonesia salah satu negara yang paling suka berdema. Tidak mengherankan bahwa ada animo besar untuk berdonasi. Harapannya akan semakin banyak yang berdonasi,” kata Dini.
Sejak mulai digelar di 2019 hingga 2022, total nilai donasi yang terkumpul mencapai Rp 6,1 miliar dengan jumlah donasi 21.382 orang. Di mana penerima manfaat mencapai 3.390 keluarga atau 13.176 jiwa yang tersebar di 12 desa.
Hasil donasi di Jelajah Timur 2023 dan Jelajah Timur di tahun-tahun berikutnya tentu akan membuat jumlah penerima manfaat terus bertambah. Dengan demikian, kebaikan terus mengalir ke NTT sampai semua setara.