Ribuan Warga Terdampak Kebakaran Bromo Dapatkan Air Bersih Lagi
Ribuan warga terdampak kebakaran di Gunung Bromo, Jatim, kembali mendapat aliran air bersih. Hal itu karena pipa penyalur air bersih, yang sempat rusak akibat kebakaran, telah selesai diperbaiki.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Selama hampir sebulan belakangan, ribuan warga di empat desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengalami kesulitan mendapat air bersih karena pipa penyalur air ke wilayah mereka rusak akibat kebakaran di kawasan Gunung Bromo. Namun, saat ini, pipa-pipa tersebut telah diperbaiki sehingga warga bisa kembali mendapat aliran air bersih.
”Alhamdulillah, saat ini perbaikan pipa yang rusak terbakar saat terjadi kebakaran hutan di Gunung Bromo sudah selesai. Masyarakat di empat desa sudah bisa menikmati air bersih seperti dulu lagi,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Selasa (31/10/2023), di Surabaya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Bromo pada September 2023 menyebabkan jaringan pipa air bersih sepanjang 11.600 meter rusak parah. Jaringan itu menghubungkan sumber air bersih di kawasan Gunung Bromo dengan rumah-rumah warga.
Pipa yang rusak itu merupakan penyalur air bersih ke empat desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo, yakni Desa Ngadirejo dengan panjang pipa air bersih 1.600 meter, Sapikerep 3.400 meter, Ngadas 5.100 meter, dan Wonokerto sepanjang 1.500 meter.
Setelah kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) berhasil dipadamkan, perbaikan jaringan pipa air bersih langsung dilakukan. Total terdapat 2.240 keluarga atau sekitar 6.472 warga yang terdata sebagai penerima manfaat dari perbaikan pipa tersebut.
Dari total 6.472 orang itu, sebanyak 450 keluarga atau 1.280 jiwa tinggal di Desa Ngadirejo, sebanyak 1.026 keluarga atau 3.000 jiwa tinggal di Desa Sapikerep, sebanyak 530 keluarga atau 1.540 jiwa tinggal di Desa Wonokerto, dan sebanyak 234 keluarga atau 652 jiwa di Desa Ngadas.
Khofifah menyebut, pekerjaan perbaikan jaringan pipa air bersih itu bukan pekerjaan mudah. Proses pengerjaan perbaikan juga memakan waktu yang tidak singkat.
Oleh karena itu, Khofifah mengapresiasi upaya perbaikan jaringan pipa air bersih yang telah rampung. Mantan Menteri Sosial itu juga kembali mengingatkan masyarakat, terutama pengunjung Gunung Bromo, agar tidak melakukan perbuatan yang bisa menyebabkan karhutla.
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu juga mengajak masyarakat menjaga kawasan hutan dan lahan dari bencana kebakaran. Warga juga diajak memperkuat mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan untuk mencegah bencana dan meminimalkan dampak bencana terhadap kerusakan lingkungan.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto menambahkan, perbaikan jaringan pipa air bersih itu tidak hanya dilakukan oleh tim Pemprov Jatim. Pekerjaan itu juga melibatkan sejumlah relawan bencana, masyarakat, dan tokoh adat setempat.
Upaya pelibatan masyarakat itu sangat penting karena sejumlah desa yang terdampak karhutla masih menjunjung tinggi tradisi leluhur. ”Dengan pelibatan masyarakat dan tokoh adat setempat, perbaikan jaringan pipa air bersih ini bisa menguatkan rasa gotong royong dan upaya pelestarian lingkungan di kawasan Gunung Bromo,” ucap Gatot.
Alhamdulillah, saat ini perbaikan pipa yang rusak terbakar saat terjadi kebakaran hutan di Gunung Bromo sudah selesai.
Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Bromo, tepatnya di Blok Sabana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies, dipicu oleh pemotretan prewedding menggunakan flare atau suar yang berlangsung pada Rabu (6/9/2023). Total ada lima buah flare, empat di antaranya berhasil dinyalakan. Satu flare gagal dinyalakan, lalu terjadi letupan yang membakar sabana di Bukit Teletubbies.
Kebakaran kemudian terus meluas ke sejumlah tempat di kawasan Gunung Bromo sehingga pengelola sempat menutup kunjungan untuk wisatawan. Pemadaman lalu dilakukan melalui darat dan udara. Kebakaran itu baru berhasil dipadamkan pada pertengahan September 2023.