Pemkab Banyumas Bentuk Tim Pengecekan Lokasi Wisata
Setelah insiden jembatan kaca pecah, Pemkab Banyumas bentuk tim untuk mengecek lokasi wisata terkait kelayakan dan keselamatan. Semua wahana yang memiliki jembatan kaca untuk sementara waktu ditutup.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah akui pecahnya jembatan kaca ”The Geong” sebagai kecolongan dan musibah. Tim khusus dibentuk untuk mengecek kelayakan dan keselamatan wahana wisata di wilayah itu.
”Sebelum ada audit dan sertifikasi layak untuk tempat wisata, kita tutup dulu. Besok, Rabu, kami bentuk tim. Kamis, tim langsung bekerja untuk memastikan auditnya satu per satu sampai memang itu layak digunakan, terutama dari sisi keselamatannya,” kata Penjabat Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro seusai memberikan pembinaan kepada para pelaku wisata di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (31/10/2023).
Ketika ditanya apakah pemerintah daerah miliki data jumlah obyek wisata yang telah berizin dan memiliki sertifikat layak fungsi, Hanung dan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Banyumas Setia Rahendra menjawab belum ada. ”Belum ada datanya sementara. Jadi, akan kami audit ulang, semuanya kami data. Makanya, ini kumpulkan dulu, besok tim bekerja, langsung kami data ulang,” kata Hanung.
Belum ada datanya sementara. Jadi, akan kami audit ulang, semuanya kami data.
Ketika dicecar terkait dinas mana yang seharusnya melakukan pendataan atau pengecekan kelayakan itu, Hanung justru bertanya kepada Setia Rahendra. ”Itu siapa Pak, yang punya kewenangan siapa?” tanya Hanung kepada Setia di sebelahnya.
Setia pun menjawab bahwa itu tanggung jawab dinasnya. Kemudian ketika ditanya kembali apakah dinas itu tidak bekerja sebagaimana mestinya, Hanung menjawab: ”Kita tidak usah bicara yang dulu. Kita lihat ke depan supaya lebih baik. Ini kecolongan, tapi bukan kecolangan, tapi musibah buat kita semua. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi.”
Tim pengecekan lokasi wisata direncanakan, antara lain, akan terdiri dari dinas pariwisata, dinas pekerjaan umum, satpol PP, serta melibatkan camat, kades, dan TNI-Polri. Semua pihak diajak untuk turut mengawasi tempat wisata di daerahnya masing-masing.
Seperti diketahui, Rabu (25/10/2023), seorang wisatawan meninggal dunia setelah jembatan kaca di wahana ”The Geong” pecah. Selain satu orang meninggal, tiga lainnya terluka. Kepolisian Resor Kota Banyumas pun telah menetapkan Edi Suseno (63), pengelola sekaligus pemilik wisata, sebagai tersangka.
Sebelumnya, Setia menyampaikan dukacita atas kasus ini. ”Pertama ikut berdukacita, prihatin, dan mohon maaf kepada seluruh korban, termasuk masyarakat yang ada di kabupaten Banyumas atas terjadinya peristiwa yang tidak kita inginkan bersama,” kata Setia.
Setelah pecahnya jembatan kaca ”The Geong” itu, pemerintah menutup semua wahana yang memiliki jembatan kaca. Ada enam lokasi jembatan kaca di Banyumas, yaitu di ”The Geong”, Taman Botani, Loka Wisata Baturraden, Taman Langit, Safari See to Sky, dan Menara Pandang Teratai.
Pengelola Safari See to Sky Prayitno mengatakan, pihaknya telah menggunakan kaca jenis tampered laminated dua lapis untuk jembatan kacanya. Meski sudah dilakukan verifikasi konstruksi oleh ahli, memang belum ada sertifikat layak fungsi karena minimnya edukasi dari pihak terkait. Oleh karena itu, pihaknya pun menutup wahana jembatan kaca itu. ”Per hari biasanya ada 200-an wisatawan. Akibat penutupan ini, jumlah kunjungan jadi turun sekitar 20 persen,” ujar Prayitno.
Sebelumnya, Guru Besar Hukum Acara Pidana Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Hibnu Nugroho, mengatakan, kasus ini merupakan akibat keteledoran banyak pihak. ”Ini suatu keteledoran kita semua. Jadi, sebagai bentuk evaluasi kita semua. Bahwa ini, kan, orang berekreasi, bersenang-senang. Dalam konteks ini, kita sebagai pengelola ibaratnya sebagai bapak rumah tangga yang baik sehingga menyediakan wahana yang baik dan destinasi yang baik. Oleh karena itu, perlu adanya total koreksi terhadap wisata-wisata dan bangunan,” kata Hibnu (Kompas.id, 30/10/2023).