Perkuat Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana di Jatim Hadapi Musim Hujan
Jawa Timur memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi seiring datangnya awal musim hujan pada November 2023. Salah satunya dengan membersihkan sungai-sungai besar, terutama di kawasan kota.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi seiring datangnya awal musim hujan pada November 2023. Salah satunya dengan membersihkan sungai-sungai besar, terutama di kawasan perkotaan di Jawa Timur, yang berpotensi menjadi sumber bencana banjir.
Kegiatan bersih-bersih sungai tahap pertama dimulai di Sungai Sinir Waru, Sidoarjo, pada Minggu (29/10/2023). Alasannya, sungai yang melintasi Jalan Letjen S Parman Waru tersebut kondisinya dipenuhi tanaman eceng gondok pada permukaan sungainya sepanjang lebih dari 1 kilometer.
Banyaknya eceng gondok tersebut juga mengindikasikan terjadinya pendangkalan karena banyaknya material yang terhayut dari bagian hulu. Hal itu berpotensi memicu banjir saat hujan. Padahal, sungai ini memiliki peran penting karena melintasi permukiman padat penduduk, kawasan bisnis dan industri, serta kawasan Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo.
”Mitigasi dan kesiapsiagaan terus kita lakukan dengan adanya prediksi musim hujan di November 2023. Ini penting untuk bisa meminimalkan terjadinya risiko bencana banjir di sejumlah daerah di Jatim,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Senin (30/10/2023).
Mantan Menteri Sosial itu menambahkan, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di wilayahnya dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai unsur pentahelix, dari lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim, pemerintah daerah setempat, sukarelawan, dan masyarakat sekitar.
”Ketika bersih-bersih Sungai Sinir Waru, tim Pemprov Jatim yang meliputi BPBD Jatim, Dinas PU (Pekerjaan Umum) SDA (Sumber Daya Air), dan Dinas PU Bina Marga secara kolaboratif melibatkan warga, perangkat Kecamatan Waru, tim Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo, serta tim Dinas PU SDA Kabupaten Sidoarjo,” katanya.
Selain menerjunkan personel gabungan dan warga, juga dikerahkan dua ekskavator dari dinas PU SDA Jatim. Ada pula empat dump truck dengan rincian dua unit dari PU Bina Marga Jatim, satu unit dari PU SDA Jatim, dan satu unit lagi dari Dinas PU SDA Sidoarjo.
Pembersihan sungai juga mengerahkan 50 alat garuk, 10 kereta dorong, 50 alat garuk berbentuk garpu, 10 alat keruk berbahan bambu, 20 lembar terpal, dan sejumlah kebutuhan teknis lainnya. Percepatan proses pembersihan dan pengerukan sungai menjadi salah satu pertimbangan mengingat hujan sudah mulai mengguyur sebagian kecil wilayah Jatim.
Adapun pelibatan masyarakat pada aksi bersih-bersih sungai bertujuan menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kualitas sungai untuk kepentingan kelangsungan kehidupan manusia. Lebih jauh lagi, hal itu diharapkan berdampak pada pengurangan kebiasaan buruk, seperti mengotori sungai dengan cara membuang sampah rumah tangga dan limbah usaha.
”Saya mohon ini semua bisa menjadi kewaspadaan bersama. Dan, semua bisa memiliki kesadaran untuk ambil bagian menjaga kualitas sungai sehingga antisipasi potensi banjir ini bisa dilakukan lebih dini,” kata mantan anggota DPR tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Gatot Soebroto mengatakan, upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana yang ditekankan oleh Khofifah akan ditindaklanjuti melalui berbagai kegiatan.
Contohnya, penanaman bibit pohon di area terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla), susur sungai yang melibatkan berbagai elemen dan peningkatan kapasitas kebencanaan masyarakat dengan cara sosialisasi dan edukasi, baik melalui Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina) maupun Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena).
”Tentu semua ini nanti akan dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai unsur pentahelix,” ucap Gatot.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Juanda mengeluarkan peringatan dini tiga harian di Jatim. Masyarakat diingatkan untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat yang diprediksi terjadi pada 31 Oktober 2023.
Adapun daerah yang berpotensi dilanda hujan lebat, petir, dan angin kencang pada siang hingga sore hari adalah Mojokerto, Bojonegoro, Madiun, Ngawi, Magetan, Kabupaten Malang, Kota Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dan Jember. Sementara daerah yang berpotensi dilanda hujan pada malam hari adalah Kabupaten Pasuruan dan Lumajang.