Musim hujan di Indonesia pada 2023/2024 diprediksi bakal datang lebih lambat dibandingkan normalnya.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Musim hujan di Indonesia pada 2023/2024 diprediksi bakal datang lebih lambat dibandingkan normalnya. Sekalipun sebagian wilayah saat ini sudah mengalami hujan, tetapi sebagian besar wilayah baru akan masuk musim hujan pada November 2023.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Jumat (8/9/2023), mengatakan, 78,5 persen dari total zona musim telah memasuki musim kemarau. Secara umum, kemarau ini bertahap sejak April 2023 serta mencapai puncaknya pada Agustus dan September 2023. ”Jadi, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia memasuki puncak kemarau,” katanya.
Analisis terhadap suhu muka laut di Pasifik menunjukkan, fenomena El Nino yang mulai muncul pada pertengahan Mei 2023 telah mencapai level moderat sejak akhir Juli 2023. Saat ini, indeks El Nino berada pada level +1.50. Ini akan bertahan sampai awal 2024.
Pada saat yang sama, BMKG juga mencatat munculnya anomali suhu permukaan laut di Samudra Hindia atau Indian Ocean Dipole (IOD). Per September, nilainya +1,52. Diprediksi nilainya akan tetap positif hingga akhir tahun 2023.
”Artinya, indeks IOD positif dan El Nino moderat, keduanya berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia. Keringnya musim kemarau saat ini, sesuai hasil prediksi Ferbuari lalu, akibat pengaruh El Nino dan IOD+, yang saling menguatkan,” katanya.
Berdasarkan data BMKG, sejumlah wilayah di Indonesia tidak mengalami hujan sama sekali selama dua bulan lebih sehingga memicu kekeringan dan banyaknya kebakaran hutan.
Berdasarkan prediksi BMKG, angin timuran ini masih tetap aktif hingga November 2023, terutama di wilayah Indonesia sebelah selatan garis khatulistiwa. ”Jadi, awal musim hujan secara umum diprediksi akan terjadi pada November 2023,” ujarnya.
Menurut analisis BMKG, 446 zona musim di Indonesia bakal memasuki musim hujan mundur atau lebih lambat dari normalnya. Sebanyak 56 zona musim hujan pada periode yang sama dengan normalnya. Sementara 22 zona musim memasuki hujan maju atau lebih awal dari normalnya.
Dari intensitas hujan, menurut BMKG, 64 zona musim di bawah normal, 566 zona musim masih normal, dan 69 zona musim di atas normal. Beberapa daerah yang memiliki sifat hujan di atas normal di antaranya Aceh bagian selatan, Sumatera Utara bagian utara, Riau bagian utara, Sumatera Barat bagian selatan, Jambi bagian utara, Bengkulu bagian utara, Sumatera Selatan bagian barat, Banten bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian selatan, dan Sulawesi Tenggara bagian selatan.
Menurut data BMKG, sejumlah wilayah di Indonesia tidak mengalami hujan sama sekali selama dua bulan lebih sehingga memicu kekeringan dan banyaknya kebakaran hutan.
Pelaksana Tugas Deputi Klimatologi Ardhasena Sopaheluawakan mengatakan, sekalipun mayoritas mengalami hujan dengan intensitas normal, tetapi perlu antisipasi bencana hidrometeorologi. ”Secara umum, musim hujan memang mundur. Namun, akumulasinya tetap sehingga ada kemungkinan intensitas hujan lebih tinggi. Oleh karena itu, ada kemungkinan pada bulan-bulan puncak musim hujan pada Januari-Februari 2024 akan mencapai hujan yang cukup tinggi,” katanya.
Meskipun secara umum musim hujan di Indonesia diprediksi terjadi pada November, hal ini tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah di Indonesia. Beberapa wilayah yang dekat dengan benua Asia sudah lebih dulu mendapat musim hujan. Saat ini beberapa zona musim telah terkonfirmasi sudah mengalami musim hujan, yaitu sebagian besar Aceh, tentunya yang lebih dekat ke Asia, sebagian besar Sumut, sebagian Riau, Sumbar bagian tengah, dan sebagian kecil Kepulauan Riau.
Berikut ini beberapa variasi awal musim hujan di sejumlah daerah, yaitu pada bulan September diprediksi terjadi di sebagian Sumatera Barat dan Riau bagian selatan. Pada Oktober, hujan diprediksi mulai terjadi di Jambi, Sumatera Selatan bagian utara, Jawa Tengah bagian selatan, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian barat, sebagian besar Kalimantan Timur.
Sementara wilayah yang bakal mengalami awal musim hujan di bulan November di antaranya Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Banten, Jakarta, Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, Bali, sebagian kecil NTB, sebagian kecil NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Selatan, Maluku Utara bagian utara, dan Papua Selatan bagian selatan.
Adapun Jawa Timur bagian utara, sebagian besar NTB, sebagian besar NTT, sebagian besar Sulawesi Tenggara dan Maluku bakal memasuki awal musim hujan pada Desember.