Kolaborasi Mengejar Transisi Energi di Jawa Timur
Transisi energi di Jatim dimasifkan lewat kolaborasi berbagai kalangan untuk berlari cepat menuju target energi bersih.
Transisi energi di Jawa Timur terus dimasifkan melalui kolaborasi berbagai kalangan. Dari rumah tangga, dunia industri, instansi pemerintah daerah, pondok pesantren, hingga pengelola tempat ibadah, diajak ”berlari” demi meraih target energi bersih.
Pemerintah Provinsi Jatim menyalurkan bantuan sekaligus meresmikan 20 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, Selasa (24/10/2023). Pembangkit dibangun pada 17 pondok pesantren (ponpes), Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, dan dua lokasi unit pelaksana teknis pelabuhan perikanan.
Ponpes yang menerima bantuan, antara lain, Ponpes Islam At Tauhid ASPI2 Surabaya dengan kapasitas pembangkit 5.000 watt peak (WP), Ponpes Bumi Shalawat Progresif Sidoarjo 10.000 WP, Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo 10.000 WP, Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo 10.000 WP, dan Ponpes Al Qodiri Jember 10.000 WP.
Selain itu, Ponpes Darussalam Banyuwangi 10.000 WP, Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto 10.000 WP, Ponpes Al- Falah Kediri 5.000 WP, Ponpes Hidayatul Mubtadiin Kediri 10.000 WP, Ponpes Qomarrudin Gresik 5.000 WP. Ditambah lagi, Ponpes Al Falah Malang 5.000 WP, Ponpes Syaicona Cholil Bangkalan 10.000 WP, serta Yayasan Pendidikan dan Sosial KH Maulana Ishaq Sampang 5.000 WP.
Baca juga: Pendanaan Transisi Energi Perlu Dukungan Perbankan Dan Swasta
PLTS atap juga dipasang pada Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dengan kapasitas 13.200 WP. Adapun pelabuhan ikan yang menerima bantuan tahun ini adalah UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar, Banyuwangi, dengan kapasitas 25.000 WP dan UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap, Kabupaten Malang, sebesar 25.000 WP.
Sebelum meresmikan PLTS atap, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin konvoi motor listrik dari Gedung Negara Grahadi menuju Masjid Al Akbar. Konvoi motor listrik ini dilakukan secara serentak dan diikuti 1.588 peserta. Peserta terdiri dari pengguna 700 motor listrik di Surabaya serta 888 motor listrik di 12 kabupaten dan kota di Jatim.
Khofifah mengatakan, penyaluran bantuan PLTS atap dan Gebyar Konvoi Motor Listrik menjadi bagian penting dari proses transformasi energi fosil ke non fosil terutama tenaga surya, angin, dan panas bumi. Menurut dia, ”Bumi Majapahit” ini ketiga jenis energi berlimpah itu yang berpotensi dikelola sebagai energi bersih.
”Bantuan PLTS atap ini bagian dari kita mencicil proses transformasi dari penggunaan energi fosil ke nonfosil karena energi fosil ini ke depan akan habis,” ujar Khofifah.
Mantan Menteri Sosial tersebut optimistis proses transformasi energi di wilayahnya yang memiliki 38 kabupaten dan kota tidak akan mengalami kendala karena banyak sekali anak bangsa yang sudah memiliki kemampuan, kapasitas, dan kapabilitas untuk mengeksplorasi teknologi yang terkait dengan energi bersih, terutama energi surya yang paling banyak dikembangkan selama ini.
Kami bisa menghemat Rp 800.000 per bulan. Uang itu bisa dialihkan untuk keperluan lain, seperti membantu biaya pengobatan santri yang sakit. ( KH Samsul Hadi)
Pemprov Jawa Timur mendata total kapasitas terpasang PLTS saat ini mencapai 68,41 megawatt (MW). Dari jumlah tersebut, sebesar 62,62 MW dihasilkan oleh PLTS atap dan sisanya 5,79 MW dihasilkan oleh PLTS solar home system (SHS). PLTS SHS banyak digunakan oleh rumah tangga secara pribadi.
Baca juga: Percepat Transisi Energi Surya Jadi Pilihan
Pengasuh Pesantren Al Falah Malang, KH Samsul Hadi, mengatakan, selama menggunakan energi listrik yang bersumber dari PLTS atap, pesantrennya tidak hanya berhasil mengurangi emisi karbon. Lembaga pendidikan tersebut juga mampu menghemat biaya listrik PLN hingga 40 persen atau Rp 800.000 dari sebelumnya Rp 2 juta per bulan menjadi Rp 1,2 juta per bulan.
”Kami bisa menghemat Rp 800.000 per bulan. Uang itu bisa dialihkan untuk keperluan lain seperti membantu biaya pengobatan santri yang sakit,” kata Samsul Hadi, Rabu (24/10/2023).
Kepala Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jatim Nurcholis menambahkan, selain di pondok pesantren, PLTS atap banyak dibangun di daerah terpencil seperti di wilayah kepulauan. Saat ini sudah 12 pulau di Jatim yang teraliri listrik, terutama pulau-pulau di wilayah Madura, Gresik, dan Pasuruan.
”Selain menghasilkan energi bersih, pembangunan PLTS juga menghadirkan akses listrik bagi masyarakat di daerah yang sulit dijangkau,” ucap Nurcholis.
Industri
Transisi energi di ”Bumi Majapahit” juga mendapat sambutan hangat dari kalangan dunia industri. Salah satunya, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) melalui anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) yang berlokasi di Kabupaten Jember.
Perusahaan, yang memproduksi edamame berkualitas ekspor ini berkolaborasi dengan SUN Energy, mengembangkan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dipasang di atap pabrik GMIT. Kebijakan itu diambil perusahaan pangan berbasis agrobisnis sebagai wujud komitmennya mengurangi dampak lingkungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
ANJ memiliki visi untuk menjadi perusahaan pangan berbasis agrobisnis berkelas dunia yang meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan alam. Pada 2030, ANJ menargetkan untuk mencapai nol emisi karbon. Selain itu, mengurangi pemakaian sumber energi fosil sebesar 20 persen dan meningkatkan portofolio penggunaan energi terbarukan hingga lebih dari 65 persen pada tahun 2025.
Baca juga: Keberlanjutan Transisi Energi
Direktur Utama GMIT Imam Wahyudi mengatakan, kehadiran sistem PLTS menjadi salah satu implementasi konkret dari strategi untuk mengintegrasikan aspek environment social governance ke dalam proses bisnis yang telah dicanangkan oleh perusahaan.
Di tengah urgensi perubahan iklim yang saat ini dihadapi, Grup ANJ membuktikan bahwa sektor agrobisnis dapat berperan dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan, yakni mengoptimalisasi sumber energi terbarukan.
Melalui kolaborasi ini, pihaknya berupaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca, sekaligus mengurangi biaya energi dalam jangka panjang. ”Proyeksi penurunan emisi karbon adalah sekitar 422 ton CO2 setiap tahunnya yang setara dengan 13.122 pohon,” kata Imam.
Industri lain yang mendukung transisi energi di Jatim adalah PT Tjiwi Kimia di Sidoarjo. Pabrik kertas ini membangun PLTS atap berkapasitas 9,8 megawatt peak (MwP). Pembangkit tenaga surya ini bahkan diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia untuk kategori korporasi.
Dirut PT Tjiwi Kimia Suhendra Wiriadinata mengatakan, pengembangan proyek PLTS akan dilakukan dengan melihat tingkat keberhasilannya. Adapun transisi energi yang dilakukan berdampak pada pengurangan penggunaan batu bara, mengurangi emisi karbon, dan mendukung program Pemprov Jatim menuju net zero emission 2060.
”Jadi, kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di Tjiwi Kimia, tetapi juga di seluruh fasilitas produksi Sinarmas Group yang lain,” ucap Suhendra, awal Oktober 2023..
Pemprov Jatim mencatat, masifnya transisi energi melalui pembangunan PLTS berdampak positif terhadap peningkatan rasio elektrifikasi di Jatim yang per Juli 2023 tercatat sebesar 99,62 persen. Capaian itu lebih tinggi dari rasio elektrifikasi nasional sebesar 97,68 persen.
Motor listrik
Upaya menekan emisi karbon juga ditempuh Pemprov Jatim dengan memasifkan kampanye penggunaan motor listrik bekerja sama dengan PT PLN (Persero). Penggunaan kendaraan listrik dinilai lebih efisien, hemat energi, dan bebas polusi. Selain itu, mendorong percepatan realisasi program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sebagai bagian dari transisi energi sekaligus mendorong peningkatan pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Pemanfaatan EBT di Jatim saat ini mencapai 1.868 MW dengan bauran energi 9,36 persen. Capaian itu melebihi dari target yang ditetapkan dalam RUED sebesar 6,50 persen.
Adapun jumlah kendaraan listrik yang beroperasi di Jatim saat ini 5.674 unit, meliputi 4.407 unit roda dua dan 1.267 unit roda empat. Kendaraan listrik ini telah didukung penyediaan 59 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan satu stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).
Baca juga: Pembelajaran Energi Fosil Di Transisi Energi
Di tengah ancaman krisis iklim yang kian nyata, upaya mengejar transisi energi memang tak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Butuh kolaborasi dari semua pihak agar transformasi yang dilakukan bisa melaju dengan kencang.