Korban meninggal akibat bencana kelaparan di Yahukimo, Papua Pegunungan, dilaporkan berjumlah 23 orang.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·4 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 23 orang meninggal akibat bencana kelaparan di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Tanpa solusi komprehensif yang menyentuh akar masalah, bencana kelaparan di Tanah Papua bakal terus berulang dan menelan korban.
Pekan lalu, Kepala Distrik Amuma Zakeus Lagowan melaporkan, bencana kelaparan yang terjadi sejak Agustus 2023 telah merenggut nyawa 11 warga. Perubahan cuaca yang menyebabkan hasil kebun membusuk membuat warga kehabisan stok makanan.
”Laporan dari anggota kami di lapangan dari sebelumnya 11 menjadi 22 warga yang meninggal. Senin (23/10/2023), ada satu warga lagi yang meninggal sehingga total menjadi 23 orang. Data lengkap belum bisa kami sampaikan karena komunikasi hanya dilakukan dengan HT (handy talky),” kata Zakeus saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (24/10/2023).
Zakeus menyebut, data lengkap korban meninggal dan warga terdampak masih terus dikoordinasikan dengan perwakilan distrik di lokasi. Sementara itu, dia bersama perangkat distrik lainnya mencoba berkomunikasi dengan pemerintah untuk bantuan bagi lebih kurang 12.000 warga di 13 kampung terdampak.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Sinode Kingmi Papua, Dominggus Pigai, menyampaikan, perwakilan Klasis Amuma juga memberikan laporan kematian serupa. Dari data mereka, ada 17 warga yang dilaporkan meninggal.
Sebanyak 17 warga tersebut, yakni Joni Lagoan (9), Herman Payage (11), Mariana Matuan (20), Anthon Bayage (39), Hariana Bayage (40), Elin Matuan (29), Matias Heluka (40), Hernia Yelemaken (7), dan Nones Lagoan (20).
Data ini kami peroleh dari perwakilan gereja di Amuma. Datanya bisa saja masih bertambah, apalagi dengan cuaca ekstrem dan kurangnya obat-obatan bagi warga di sana.
”Data ini kami peroleh dari perwakilan gereja di Amuma. Datanya bisa saja masih bertambah, apalagi dengan cuaca ekstrem dan kurangnya obat-obatan bagi warga di sana,” ucap Pigai.
Bantuan mulai disalurkan
Dari temuan tersebut, kata Pigai, pihaknya lalu berkomunikasi dengan Kementerian Sosial. Sejak Jumat (20/10/2023), bantuan kebutuhan pokok telah disalurkan Kemensos melalui penerbangan dari Kabupaten Jayawijaya.
”Terhitung, berturut-turut dari Jumat, Sabtu, Senin, hari ini, dan besok, bantuan terus disalurkan dalam sejumlah penerbangan dari Wamena (Kabupaten Jayawijaya),” ucapnya.
Di sisi lain, lanjut Pigai, kendati pasokan makanan mulai tersalurkan, bantuan logistik lain, seperti pakaian, obat-obatan, dan pertolongan medis, masih sulit didapatkan warga.
Belum ada komunikasi
Wakil Bupati Yahukimo Esau Miram mengungkapkan, pihaknya masih menunggu data resmi dari perwakilan kampung atau Distrik Amuma. Dia menyebut karena belum ada laporan resmi sehingga sulit memastikan penyebab kematian warga adalah karena kelaparan atau faktor lain.
Dia mengatakan, pada awal Oktober bencana kelaparan dilaporkan di Amuma. Namun, saat itu tidak ada laporan kematian warga. Saat itu, ujar Esau, pihaknya menyalurkan bantuan 4 ton beras untuk mencegah bencana kelaparan semakin parah.
”Kami telah membentuk tim. Besok tim ke sana, termasuk tim kesehatan dari dinas kesehatan, untuk mengecek kondisi dan penyebab kematian warga yang meninggal. Untuk bantuan kami belum bisa kirim lagi karena kami belum tahu kondisi di sana dan bantuan apa saja yang dibutuhkan,” katanya saat dihubungi Selasa.
Adapun koordinator musibah kelaparan Distrik Amuma, Naman Bayage, membantah pihaknya tidak melakukan komunikasi dengan pihak Pemkab Yahukimo. Dia menyebut bersama Pemerintah Distrik Amuma telah menyampaikan permasalahan di wilayahnya bersama Pemkab Yahukimo dalam pertemuan pada akhir September 2023. Dalam pertemuan tersebut, dia menyampaikan sejumlah hal, termasuk laporan kematian warga dan bantuan beras.
Setelah bantuan beras disalurkan dari Pemkab Yahukimo, kata Naman, pihaknya juga kemudian mencari bantuan ke berbagai pihak, termasuk pihak swasta, Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, hingga pemerintah pusat. ”Selain bantuan dari Kemensos, besok kami bersama juga akan mengirim bantuan beras dari PT Palapa Timur Telematika,” tuturnya.
Adapun dalam catatan Kompas, kasus kelaparan yang terjadi di Yahukimo menjadi salah satu dari kejadian berulang di Papua. Kompas mencatat, kasus bencana kelaparan pernah terjadi pada tahun 2003, 2005, 2015, 2022, dan 2023. Kasus terbaru terjadi pada Juli 2023 di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Kasus kelaparan di Kabupaten Puncak itu terjadi karena bencana kekeringan di tiga distrik, yakni Agandugume, Lambewi, dan Oneri. Sekitar 10.000 jiwa terdampak bencana tersebut dan enam warga meninggal dunia karena sakit.