Antisipasi Kelaparan di Papua, Pemerintah Bangun Gudang Logistik
Presiden Joko Widodo sudah menyetujui pembangunan gudang logistik di Lembah Agandugume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, untuk mengatasi kelaparan di daerah itu.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah segera membangun gudang logistik untuk mengantisipasi kelaparan yang sudah beberapa kali melanda sejumlah distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Selain itu, pemerintah menggandeng perguruan tinggi untuk mencari varietas umbi-umbian yang cocok dengan cuaca ekstrem.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Selasa (8/8/2023), di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, menyampaikan, Presiden Joko Widodo sudah menyetujui pembangunan gudang logistik di Lembah Agandugume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Gudang logistik ini akan mencakup tiga distrik yang paling rentan mengalami kegagalan panen dan kelaparan, yakni Agandugume, Lambewi, dan Oneri.
Warga di ketiga distrik ini mengalami kelaparan karena tanaman umbi-umbian warga busuk akibat cuaca ekstrem. Tahun ini setidaknya enam warga dilaporkan meninggal akibat kelaparan. ”Kami harapkan tahun depan, paling tidak sebelum ada solusi yang lebih strategis, sudah akan kami drop logistik. Itu kira-kira Maret-April, sehingga pada waktu terjadi krisis itu sudah tersedia bahan pangan,” tutur Muhadjir kepada wartawan seusai melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Papua Tengah kepada Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo sudah menyetujui pembangunan gudang logistik di Lembah Agandugume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
Menurut rencana, gudang logistik akan mulai dibangun setelah rapat terbatas sejumlah instansi terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Dalam Negeri. Pemerintah akan mengerahkan aparat keamanan untuk memastikan pembangunan gudang dan distribusi bahan pangan lancar. ”Nanti akan ditempatkan tenaga keamanan permanen, karena di situ belum ada tenaga keamanannya,” tambahnya.
Tak hanya membangun logistik, pemerintah juga menyusun rencana jangka panjang untuk mencegah kelaparan berulang. Pemerintah pun sudah berkoordinasi dengan beberapa perguruan tinggi untuk mencari jenis-jenis tanaman pangan yang cocok dengan cuaca ekstrem di kawasan tersebut.
”Saya sudah meminta beberapa perguruan tinggi, termasuk yang ada di Papua, dan juga IPB untuk mencari varietas umbi-umbian yang kira-kira tahan dengan cuaca di sana sehingga nanti lebih memungkinkan ada penanganan yang lebih permanen,” tutur Muhadjir.
Dalam rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Presiden Ma’ruf Amin di kediaman resmi Wapres, Jakarta, Rabu (2/8/2023), Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menyampaikan saat ini, gudang Bulog terdekat hanya di Timika. Persediaan tersebut bisa digunakan untuk masa tanggap darurat di Distrik Agandugume, Lambewi, dan Oneri.
Sementara itu, bantuan logistik untuk warga di ketiga distrik sudah dikirimkan. Sejauh ini, sudah 2,6 ton bantuan didistribusikan, baik berupa beras, makanan jadi, maupun kebutuhan lainnya. Kebanyakan logistik berada di Distrik Sinak yang kemudian dikirimkan ke ketiga distrik, yaitu Agandugume, Lambewi, dan Oneri, ketika cuaca memungkinkan pengiriman menggunakan pesawat kecil. Apabila cuaca tidak baik, warga mengambil bantuan lalu memanggulnya sampai distrik.
Dalam catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Minggu (6/8/2023), bantuan logistik dan peralatan yang dikirimkan mencapai 5.228 kilogram. Jumlah ini terdiri atas 3.844 kilogram melalui Bandara Sinak dan 1.384 kilogram melalui Bandara Agandugume.