Sejuta Cerita dari Bandara Kertajati
Bandara Kertajati punya kisah panjang, mulai dari menjadi bengkel pesawat, penerbangan haji, tempat pemindahan rute, hingga ”hub” internasional. Berbagai upaya terus dilakukan mendongkrak Kertajati agar tak lagi sepi.
Sejuta cerita bisa lahir dari bandara. Di sana, orang datang dan pergi. Begitu pun dengan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka. Bandara ini punya kisah panjang dari awalnya bengkel pesawat, penerbangan haji, tempat pemindahan rute, hingga menjadi hub internasional.
Kisah tentang Bandara Kertajati kembali terekam pada Rabu (18/10/2023). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beserta rombongan, termasuk Kompas, menjajal bus Damri dari Bandara Internasional Husein Sastranegara di Kota Bandung, Jabar, menuju Kertajati.
Menhub sampai di Bandara Husein pukul 07.30 setelah terbang 30 menit dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta. Tampak sejumlah pemimpin redaksi media hadir. Tak ketinggalan kalangan figur publik, seperti sutradara Key Mangunsong, artis Aqeela Calista, Rassya Hidayah, hingga Sandy ”Pas Band”, turut hadir.
Baca juga: Jajal Bus Damri, Menhub Cek Kesiapan Bandara Kertajati
Rombongan lalu menuju empat bus Damri dan sejumlah minibus yang sudah menunggu. Bus itu memiliki 43 kursi penumpang yang dilengkapi fasilitas penyejuk ruangan dan pengisi daya listrik. Sekitar pukul 08.00, bus pun bertolak dari Bandara Husein dengan pengawalan polisi.
Iring-iringan Menhub terhambat menjelang Gerbang Tol Pasteur karena padatnya kendaraan. Namun, arus lalu lintas kembali lancar setelahnya. Rombongan juga melintasi Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 62 kilometer yang diresmikan pada Juli lalu.
Setelah perjalanan 1 jam 30 menit, rombongan akhirnya memasuki Bandara Kertajati. Rumput kering dan menghitam, sisa kebakaran, tampak di sisi jalan. Spanduk ”Terbang Asik dari Kertajati” terpasang di tiang jalan. Di tempat parkir bawah, ibu-ibu senam bersama.
Syal batik mega mendung, motif khas Cirebon, menyambut para tamu. Bersama Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin dan Direktur Utama PT Bandara Internasional Jabar Muhamad Singgih, Menhub lalu berbincang dengan penumpang pesawat AirAsia tujuan Kuala Lumpur, Malaysia.
Agela Nadya (19), salah satu penumpang, bercerita, perjalanannya dari Bandung ke Kertajati yang hanya 1,5 jam menggunakan mobil pribadi. ”Kalau ke (Bandara Internasional) Soekarno-Hatta 3 jam. Kadang macet. Jadi, hemat waktu kalau ke sini,” kata mahasiswa di Malaysia itu.
Meski demikian, ia merasa terminal bandara seluas 92.000 meter persegi itu masih sepi. Terkecuali di ruang tunggu keberangkatan, hampir semua penyewa (tenant)di bandara masih tutup. ”Namun, tempatnya di sini nyaman, kok,” kata Nadya yang terbang Malaysia-Bandung dua kali setahun.
Pertama kalinya, Kertajati menjadi saksi ibunya mengantarnya pergi menuntut ilmu ke ”Negeri Jiran”. ”Kalau terbang dari Jakarta, ibu biasa melepas. Kalau sekarang diantar. Mungkin karena pertama. Kami juga belum tahu angkutan untuk ke sini. Jadi, masih diantar,” ungkapnya.
Kertajati juga menjadi bagian dari cerita Nur Atirah beserta tujuh rekannya, wisatawan asal Malaysia. Mereka liburan empat hari tiga malam di Bandung. Mereka mengunjungi destinasi wisata Kawah Putih Ciwidey, Floating Market Lembang, hingga Jembatan Gantung.
”Ini pertama kali ke Bandung. Udaranya sangat fresh (segar). (Biaya ke sini) Agak sedikit pricy (mahal). Tapi, enggak apa-apa. Seronok (bahagia), seru rasanya,” ujar Atirah yang mengaku membayar sekitar Rp 5 juta per orang pada biro perjalanan untuk liburan ke Bandung.
Ia kagum dengan Bandara Kertajati yang megah. ”Namun, waktu penerbangannya kurang. Kalau penerbangan lebih banyak, (kami) bisa lebih lama (di Bandung). Tidak perlu berangkat pagi dari hotel. Kalau (bandara) Jakarta lebih padat (jadwal penerbangan) dan lebih ramai orang,” katanya.
Kertajati memang masih sepi meski sudah lima tahun beroperasi. Saat ini, hanya ada rute reguler ke Kuala Lumpur dan sebaliknya setiap Rabu dan Minggu. Garuda Indonesia juga membuka rute umrah ke Jeddah, Arab Saudi. Rute awalnya rutin satu pekan sekali, tetapi tak lama kemudian, rute hanya dibuka jika ada permintaan.
Kisah sepi
Minimnya penumpang bukan kali ini saja terjadi. Kertajati mulai melayani penerbangan komersial pada Juni 2018. Terdapat 11 rute kala itu, yakni Medan, Surabaya, Bandar Lampung, Semarang, Yogyakarta, Palembang, Balikpapan, dan sekali ke Madinah, Arab Saudi.
Namun, satu per satu rute ditutup karena sepi penumpang. Pada Juli 2019, pemerintah memindahkan 13 rute penerbangan dari Bandara Husein ke Kertajati. Rute itu antara lain ke Denpasar, Medan, Palembang, Pekanbaru, Makassar, Padang, Batam, hingga Lombok.
Belum sebulan beroperasi, satu per satu maskapai mengundurkan diri. Alasannya, sepi penumpang. Akses menjadi penyebabnya. Penumpang harus menempuh perjalanan tiga jam dari Bandung, tanpa Jalan Tol Cisumdawu. Fasilitas pendukung, seperti hotel, juga belum memadai.
Selama 2019, Kertajati melayani 422.117 penumpang. Jumlah itu anjlok pada 2020, seiring pandemi Covid-19, yakni 42.403 orang. Selanjutnya, kisah Kertajati lebih banyak tentang sepi. Tahun 2021, hanya 50 orang yang terbang dan mendarat di bandara seluas 1.800 hektar ini.
Berbagai upaya dilakukan untuk menggeliatkan Kertajati. Akhir Februari 2021, misalnya, Garuda Indonesia membuka penerbangan kargo untuk mengangkut komoditas unggulan Jabar menuju Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. Namun, lagi-lagi, ini belum optimal.
Justru, PT Bandara Internasional Jabar (BIJB), badan usaha milik daerah Pemprov Jabar yang memiliki saham terbesar, diterpa isu pemutusan hubungan kerja. Serikat Pekerja PT BIJB pun melayangkan protes meski akhirnya isu ini tenggelam (Kompas.id, 8/11/2021).
Baca juga: Bandara Kertajati, Diterpa Isu PHK hingga Diduga Langgar Aturan
Awal 2022, Kertajati diproyeksikan menjadi bengkel pesawat. PT BIJB bersama Asia Cargo Network (ACN) Aero Teknik, anak perusahaan ACN, ingin membangun fasilitas maintenance, repair, dan overhaul (MRO) di Kertajati seluas 9 hektar. Investasinya hampir Rp 150 miliar.
Namun, lagi-lagi, rencana itu belum terwujud. Pada Oktober 2022, setelah mati suri hampir dua tahun, Kertajati kembali melayani penerbangan umrah. Pertengahan tahun ini, Kertajati menerbangkan 25 kloter dengan 9.239 anggota jemaah, yang berasal dari daerah sekitar bandara.
Geliatnya kian terasa dengan hadirnya Jalan Tol Cisumdawu. Budi pun optimistis, bandara itu kembali ramai pasca-pemindahan tujuh rute penerbangan dari Husein ke Kertajati pada 29 Oktober. Rute itu adalah Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Makassar, Medan, dan Palembang.
Sejumlah penumpang bersiap berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia, dengan maskapai AirAsia dari Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Rabu (18/10/2023).
Pihaknya memproyeksikan, dengan pengalihan rute, kunjungan penumpang ke Kertajati bisa mencapai 5.000-7.000 penumpang per hari. Selain menyiapkan 10 moda angkutan dari dan ke Kertajati, Budi juga menjanjikan tiket pesawat yang lebih murah.
Meski demikian, ia mengakui banyak pekerjaan rumah menjaring potensi 20 juta penumpang ke Kertajati. ”Kita tidak boleh lengah. Yang terpenting dari bandara itu traffic-nya (jumlah penerbangan dan penumpang). Kuncinya adalah membuat traffic yang banyak,” kata Budi.
Itu sebabnya, pihaknya menyambut baik rencana investasi dari India, Arab Saudi, dan Singapura. Investor itu, katanya, bakal sekaligus mengoperasikan bandara. Harapannya, operator berpengalaman itu mendorong Kertajati menjadi hub (penghubung) internasional, terutama India.
”(Mereka) Setuju. Ini tinggal finalisasi. Insya Allah, Desember (2023) sudah terjadi (investasi). Porsi saham juga kita belum sampaikan. Namun, yang penting interest mereka mau masuk (kelola Kertajati) itu mulai ada dan dalam syarat kepemilikan (bandara) bisa sampai 49 persen,” ujarnya.
Pihaknya juga akan memindahkan penerbangan haji dari Jakarta ke Kertajati. ”Kalau kemarin ada delapan penerbangan haji di Kertajati, nanti bisa 20 penerbangan. Jemaah umrah Indonesia itu 30 persen dari Jabar,” ujar Budi.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin juga telah meminta aparatur sipil negara di Jabar untuk memanfaatkan Bandara Kertajati dalam perjalanan dinas. ”Kami juga telah berkoordinasi dengan pemda untuk menyiapkan perjalanan wisata dan produk UMKM-nya,” katanya.
Kami harapkan pemda mengembangkan destinasi wisata di sekitar bandara dan mengoptimalkan produk unggulannya untuk bisa dikirim ke daerah lainnya, bahkan luar negeri.
Direktur Utama Lion Group Daniel Putut Kuncoro mengapresiasi pengelola telah memberikan intensif pada tarif pendaratan dan tarif parkir bagi maskapai. Namun, upaya itu tidak cukup untuk menggeliatkan bandara yang apronnya mampu menampung lebih dari 20 pesawat.
”Kami harapkan pemda mengembangkan destinasi wisata di sekitar bandara dan mengoptimalkan produk unggulannya untuk bisa dikirim ke daerah lainnya, bahkan luar negeri,” ujarnya. Dengan begitu, maskapai tidak hanya menerbangkan penumpang, tetapi juga barang.
Sutradara Key Mangunsong, yang baru pertama kalinya ke Kertajati, berharap Kertajati ramai. ”Bandara itu tempat sejuta cerita. Di sana, ada pertemuan dengan orang asing atau keluarga yang jauh. Sumber tawa dan air mata, saksinya adalah bandara,” kata Key yang ingin membuat film di Kertajati.
Banyak pihak ingin Kertajati kembali ”mengudara”. Setelah berbagai kisah sepi, kini saatnya Kertajati menuliskan ceritanya yang membahagiakan penumpang dan warga di sekitarnya.
Baca juga: Perpindahan Rute ke Bandara Kertajati Siap, ”Traffic” Jadi Pekerjaan Rumah