Air Terjun Kulukubuk, Pesona Tersembunyi ”Bumi Sikerei”
Air Terjun Kulukubuk menghadirkan kesegaran dan keindahan alam "Bumi Sikerei". Surga tersembunyi di pedalaman Mentawai.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
Melancong ke Siberut Selatan di Kepulauan Mentawai tidak lengkap rasanya bila tak singgah di Air Terjun Kulukubuk. Di sela-sela penjelajahan akan budaya ”Bumi Sikerei”, air terjun ini membasuh lelah dengan kesegaran dan keindahan alam.
Fitra Ramadhan (19) bersama temannya kembali mencebur untuk ke sekian kali, Kamis (28/9/2023) sore. Kedua pemuda itu berenang-renang di perairan jernih, sekitar 5 meter dari empasan air terjun. Dua teman mereka tampak bersantai di tepian. Sementara, puluhan pengunjung sudah sejak pagi silih berganti menyinggahi Air Terjun Kulubuk di Dusun Kulukubuk, Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan.
Air terjun ini tampak menawan. Derasnya air setinggi 15-20 meter di atas tebing jatuh ke permukaan air nan jernih dan segar. Alirannya menuju ke arah Sungai Rereiket, salah satu hulu Sungai Siberut.
Suasana air terjun sejuk dan asri. Pepohonan mengapit aliran di hulu air terjun. Dinding tebing ditumbuhi semak belukar dengan bebatuan licin di bagian bawah. Beberapa pohon tumbang terdampar di tepiannya, tetapi nyaris tak ditemukan sampah plastik.
”Air terjunnya indah. Tidak pernah bosan saya ke sini sejak tahun 2015. Biasanya datang sama teman, sama keluarga,” kata Fitra, pemuda yang berdomisili di Muara Siberut, pusat Kecamatan Siberut Selatan.
Siswa kelas XII SMA 1 Siberut Selatan ini berkunjung ke Air Terjun Kulukubuk bersama tiga temannya. Fitra dan kawan-kawan datang untuk mengisi waktu libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain mandi-mandi, mereka mengisi waktu dengan piknik.
Simon Sapojai (47), salah satu pemilik ulayat tempat air terjun berada, mengatakan, kunjungan sudah mulai berlangsung 1970-an. Nama Kulukubuk diambil dari nama sungai. Dasar sungai di atas air terjun memiliki banyak cekungan bebatuan.
”Di sini lubang-lubang batu besar, cekungan, itu namanya guluguk. Disebut juga kulukubuk,” kata Simon, ketika dijumpai di kediamannya, Dusun Kulukubuk, akhir Juli 2022.
Akses ke lokasi
Lokasi Air Terjun Kulukubuk berjarak sekitar 2,7 kilometer dari pusat Desa Madobag. Adapun dari Muara Siberut jaraknya sekitar 18 km. Ada dua akses jalan ke air terjun, yaitu via jalur darat Trans-Mentawai dan via jalur Sungai Siberut-Rereiket.
Jalan Trans-Mentawai dari Muara Siberut ke gerbang air terjun dapat ditempuh dengan mobil dan sepeda motor sekitar 30 menit melintasi permukiman dan perladangan warga. Namun, karena belum semuanya dibeton, kondisi jalan di beberapa titik berdebu saat kemarau dan berlumpur saat musim hujan.
Alternatif lainnya adalah via jalur sungai dengan menumpang pompong atau perahu bermesin longtail. Waktu tempuhnya dari pelabuhan Desa Muntei, tak jauh dari pusat kecamatan, ke pelabuhan Desa Madobag sekitar tiga jam.
Jalur sungai ini biasanya ditempuh oleh wisatawan, terutama mancanegara, yang berkunjung ke desa-desa wisata di Siberut Selatan. Di kiri-kanan sungai, penumpang bisa menikmati pemandangan hutan, ladang sagu, pisang, pinang, serta ternak babi milik warga.
Tiba di gerbang Air Terjun Kulukubuk, pengunjung mesti berjalan kaki sekitar 700 meter melewati areal perladangan pinang, pisang, dan tanaman tua lainnya milik warga. Akses ke dalam relatif mudah karena jalur sudah berupa jembatan beton.
Untuk masuk ke lokasi Air Terjun Kulukubuk, belum ada pungutan resmi terhadap pengunjung. Fitra dan kawan-kawan mengaku tidak membayar apa pun. Namun, kadang-kadang pengunjung memberikan uang tanda kasih kepada pemilik ulayat.
Ada baiknya membawa bekal makanan dan air minum jika berkunjung ke air terjun dalam waktu lama. Sebab, tidak ada warga yang berjualan di sekitar lokasi. Suasana sejuk air terjun cocok untuk piknik asalkan sampah tidak ditinggalkan di sana.
Tempat rehat
Air Terjun Kulukubuk juga bisa menjadi tempat rehat bagi wisatawan yang berkunjung ke pedalaman Siberut Selatan. Air terjun ini menyajikan keindahan dan kesejukan di sela-sela penat melakukan perjalanan ke desa-desa wisata, seperti Madobag, Matotonan, dan Muntei.
Selain bermain selancar, wisatawan asing biasanya berkunjung ke Siberut Selatan untuk wisata trekking dan budaya. Mereka menyusuri sungai dengan pompong, dilanjutkan dengan jalan kaki ke perkampungan adat.
Di perkampungan adat, wisatawan menginap di uma, rumah adat suku Mentawai. Mereka mengikuti keseharian keluarga sikerei—ahli pengobatan tradisional dan pemimpin ritual adat Mentawai—seperti menyagu, meramu tanaman obat, dan membuat racun panah untuk berburu.
”Air Terjun Kulukubuk biasanya juga menjadi rest area bagi wisatawan trekking dari Muara Siberut menuju ke Matotonan,” kata Joni Anwar, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kepulauan Mentawai, Rabu (18/10/2023).
Pengelolaan
Meskipun indah dan asri, Air Terjun Kulukubuk belum dikelola serius. Fasilitas penunjang yang dibangun pemerintah kabupaten sejak 2019 sebagian besar terbengkalai sejak pandemi Covid-19, kecuali jalan ke dalam yang diperbaiki pemerintah kabupaten akhir tahun lalu.
Di kawasan air terjun, ada toilet dan selter. Di sekitar gerbang, juga ada bangunan kayu tempat pertemuan, loket tiket, dan toilet. Namun, fasilitas itu tak terpakai, terutama toilet yang kondisinya rusak. Hanya selter yang digunakan pengunjung untuk beristirahat.
Joni menjelaskan, sejauh ini belum ada pengelolaan yang jelas terhadap Air Terjun Kulukubuk yang asetnya dimiliki warga ini. Belum ada kesepakatan dari warga terkait siapa yang akan mengelola dan bagaimana skemanya.
Menurut Joni, saat fasilitas penunjang selesai dibangun, pemerintah kabupaten meminta warga membuat dan menyepakati skema pengelolaannya. Namun, tidak ada kemajuan akibat konflik internal di kalangan warga.
”Mudah-mudahan 2024 sudah bisa dituntaskan,” kata Joni. Air Terjun itu, menurut dia, bisa dikelola melalui kelompok sadar wisata atau badan usaha milik desa.
Terlepas dari berbagai kendala tersebut, Air Terjun Kulukubuk tetap layak dan menarik untuk dikunjungi. Keindahan dan keasriannya membuat hati hendak berlama-lama bermain di sana.