KKB Serang Pekerja Pembangunan Puskesmas, 1 Orang Tewas
Seorang pekerja tewas akibat penyerangan kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata kembali menyerang warga sipil di wilayah Papua. Seorang pekerja pembangunan puskesmas di Papua Tengah tewas setelah diserang oleh anggota KKB di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Kamis (19/10/2023).
Dalam peristiwa itu, 22 pekerja puskesmas diserang oleh anggota KKB. Satu orang tewas dan 21 orang lainnya berhasil diselamatkan kendati beberapa di antaranya mengalami luka-luka.
Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faizal Ramadhani mengatakan, korban tewas dalam penyerangan ialah Suprianus Oton (30) alias Oto. Dalam melancarkan aksi, para pelaku menggunakan senjata api, panah, dan parang.
”Sebanyak 19 orang berhasil selamat, dua orang terkena panah, dan satu orang meninggal,” ujar Faizal, Kamis malam.
Kepala Satuan Tugas Humas Operasi Damai Cartenz Ajun Komisaris Besar Bayu Suseno menyatakan, laporan kasus ini pertama kali disampaikan oleh para pekerja yang selamat di Pos Komando Taktis Satgas Damai Cartenz di Distrik Ilaga pada Kamis pukul 13.00 WIT.
”Pukul 15.00, kami langsung kumpulkan personel Satgas Damai Cartenz mendatangi tempat kejadian guna penyelamatan dua pekerja yang masih belum ditemukan,” ujar Bayu.
Dalam pencarian tersebut, satgas mengevakuasi pekerja yang tewas. Adapun seorang pekerja lainnya ditemukan selamat di balik semak-semak dalam kondisi luka terkena panah.
Total dua pekerja yang terluka akhirnya dibawa RSUD Puncak, sedangkan 19 pekerja yang selamat dibawa ke Kepolisian Sektor Puncak.
”Kami akan mintai keterangan para korban untuk identifikasi pelakunya dan akan kami proses penegakan hukum terhadap KKB kelompok Wilayah Kepala Air ini,” ujarnya.
Kejadian di Kabupaten Puncak hanya berselang beberapa hari dari kejadian pembunuhan oleh KKB kepada petambang pasir di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Senin (16/10/2023). Pada saat itu, enam petambang pasir meninggal.
Komnas HAM melalui perwakilan Papua meminta pemerintah dan aparat memperkuat pengamanan di berbagai wilayah yang masih rawan konflik.
Sementara itu, usai kejadian di Yahukimo tersebut, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Sebby Sambom mengklaim pihaknya membunuh para petambang tersebut karena dianggap sebagai intelijen TNI-Polri.
Menyikapi berbagai kekerasan di Papua, Komnas HAM melalui perwakilan Papua meminta pemerintah dan aparat memperkuat pengamanan di berbagai wilayah yang masih rawan konflik.
”Kami mendorong setiap pemerintah harus lebih proaktif menyikapi kasus kekerasan di wilayahnya,” tutur Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey.
Selain itu, dia mendesak KKB agar berhenti melakukan kekerasan kepada warga sipil, terutama kaum perempuan.