Kapal Nelayan Terbalik di Cilacap, 2 Tewas dan 1 Orang Masih Dicari
Dua nelayan tewas dan seorang lainnya masih dicari setelah kapal mereka terbalik di perairan Cilacap.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
—
Kapal yang mengalami kecelakaan bernama kapal ”Tri Laksana”. Kepala Kantor SAR Cilacap Adah Sudarsa menyampaikan, kapal diperkirakan tidak kuat menarik jaring sehingga kehilangan keseimbangan sampai kapal terbalik dan terbawa arus ke tepi pantai.
Kecelakaan terjadi pada Rabu pukul 07.30 WIB. Dalam kapal itu ada 9 orang. Sebanyak 6 orang di antaranya selamat, 2 orang meninggal, dan 1 orang dalam pencarian Tim SAR Gabungan.
Adapun identitas korban selamat adalah Farid (31), Arjun (22), Tusmin (60), dan Dul Rohim (55). Empat orang itu warga Brebes. Ada pula Roni (32) dan Musa (65) asal Cilacap. Korban meninggal bernama Slamet (62) dan Alfin Rastoni B Darmo (60) asal Brebes. ”Sementara satu orang yang masih dalam pencarian bernama Edi Suwaryo (55) asal Brebes,” ujar Adah.
Menurut Adah, saat ini Tim SAR Gabungan telah menyisir permukaan air menggunakan LCR (landing craft rubber) di sekitar lokasi kejadian dan menarik jaring milik kapal tersebut. Dikhawatirkan korban tersangkut jaring.
Selain itu, Tim SAR Gabungan juga menyisir area darat di sekitar lokasi kejadian. ”Kami sudah berangkatkan 1 tim rescue ke lokasi kejadian untuk mencari satu orang ABK (anak buah kapal), lengkap dengan peralatan SAR di air,” ujarnya.
Saeful Anwar dari Humas Basarnas Cilacap mengatakan, dari informasi yang dikumpulkan timnya, para nelayan itu tidak mengenakan jaket penyelamat atau pelampung saat melaut. Kejadian ini menambah daftar kecelakaan akibat tidak menggunakan pengaman saat melaut.
Sebelumnya, seorang nelayan pencari ubur-ubur di Pantai Bunton, Cilacap, ditemukan meninggal setelah sembilan hari tenggelam. Pada Senin (16/10/2023), Basarnas Kantor SAR Cilacap menerima informasi dari Potensi SAR terkait adanya penemuan jenazah di perairan Lengkong, Cilacap.
Setelah dilakukan uji forensik oleh petugas berwenang, lanjut Adah, jenazah tersebut teridentifikasi atas nama Marto Miardi (61) asal Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara. Diketahui, pada Minggu (8/10/2023), korban pergi melaut untuk mencari ubur-ubur. Namun, pada Senin (9/10/2023) pagi, di sekitar Pantai Bunton hanya ditemukan perahu milik nelayan yang sudah pecah tanpa mesin.
Diberitakan sebelumnya (Kompas.id, 11/10/2023), berdasarkan data dari Basarnas Cilacap, sepanjang Januari-September 2023 terdapat 41 kejadian yang ditangani Basarnas Cilacap.
Sebanyak 41 kejadian itu terdiri dari 5 kecelakaan kapal, 1 bencana alam, 33 kejadian kondisi membahayakan manusia, serta 2 kecelakaan dengan penanganan khusus. Dari jumlah itu, terdapat 144 korban dengan rincian 98 orang selamat, 31 orang meninggal, dan 15 orang dinyatakan hilang.
Safety diri sendiri saja kadang-kadang tidak dihiraukan.
Dibandingkan dengan 2022, terdapat 66 kejadian dengan total korban meninggal sebanyak 54 orang, 8 orang hilang, dan 318 orang selamat. Adapun pada 2021 terdapat 55 kejadian dengan korban selamat 46 orang, 43 orang meninggal, dan 17 orang hilang.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Cilacap Sarjono pernah menyebutkan, nelayan tradisional masih mengabaikan keselamatan dirinya karena mereka tidak selalu mengenakan jaket pelampung.
”Arahan sudah berkali-kali, sosialisasi melaut harus pakai jaket pengaman untuk perlindungan. Safety diri sendiri saja kadang-kadang tidak dihiraukan, katanya ribet, padahal itu penting. Sekalipun tidak bisa renang, kalau kecemplung laut, kan, pasti terapung-apung,” kata Sarjono (Kompas.id 26/7/2023).