Mediasi Dilakukan, Polisi Tetap Lanjutkan Penyelidikan Bentrokan di Magelang
Dua kelompok massa yang bentrok di Kecamatan Muntilan, Magelang, telah menjalani mediasi. Namun, polisi tetap melakukan penyelidikan terkait kasus itu.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Dua kelompok massa yang bentrok di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/10/2023) kemarin, telah menjalani mediasi. Meski demikian, polisi menyatakan tetap melanjutkan penyelidikan kasus tersebut.
”Kami akan melanjutkan penyelidikan untuk mengungkap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh dua kelompok massa dan untuk mengetahui lebih jelas perihal motif yang memicu bentrokan tersebut,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Magelang Komisaris Besar Ruruh Wicaksono, Senin (16/10/2023).
Sebelumnya diberitakan, dua kelompok massa terlibat bentrokan di Jalan Magelang-Yogyakarta di Kecamatan Muntilan pada Minggu sore hingga malam. Sebelum bentrokan terjadi, salah satu kelompok massa mengikuti kegiatan di Lapangan Soepardi, Magelang, sejak pagi hingga sore.
Seusai mengikuti kegiatan tersebut, kelompok massa itu hendak pulang menuju Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dengan mengendarai sepeda motor. Namun, di tengah jalan, mereka berpapasan dengan kelompok massa lain.
Saat berpapasan itu, diduga terjadi kesalahpahaman yang kemudian berujung pada aksi pelemparan batu di daerah Batikan, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Bentrokan kemudian berlanjut hingga di depan toko oleh-oleh di Jalan Pemuda, Kecamatan Muntilan.
Akibat kejadian itu, sebanyak enam sepeda motor dibakar oleh massa. Salah satu kelompok massa juga sempat memblokade jalan untuk menghadang kelompok massa lain.
Polisi kemudian turun ke lokasi dan melakukan pengamanan. Pada Minggu pukul 20.00, situasi mulai terkendali dan kemacetan lalu lintas yang terjadi mulai bisa diurai. Salah satu kelompok massa kemudian dipulangkan dengan kawalan aparat keamanan.
Ruruh menyatakan, polisi masih menyelidiki penyebab bentrokan tersebut. Dia menambahkan, selain enam sepeda motor yang dibakar massa, polisi masih mendata untuk mengetahui apakah ada kerusakan lain akibat bentrokan tersebut.
Ruruh menambahkan, upaya mediasi dengan mempertemukan dua kelompok massa yang bertikai telah dilakukan pada Minggu malam. Dalam pertemuan yang dihadiri perwakilan kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Magelang itu, dua kelompok tersebut sepakat berdamai dan menjaga situasi tetap kondusif.
Ruruh juga menyebut, kejadian itu akan menjadi bahan evaluasi agar peristiwa serupa tak terulang ke depan. Saat ini, kondisi di Magelang sudah kembali kondusif.
Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto mengaku sangat prihatin dan menyesalkan kejadian tersebut. Dia berharap, berbagai elemen masyarakat bisa menyelesaikan masalah yang terjadi tanpa harus disertai dengan kekerasan.
”Kami sungguh berharap agar segenap masyarakat bisa tetap menjaga diri serta menjaga suasana tetap tenang dan kondusif sehingga aktivitas warga lainnya tidak ada yang terganggu,” kata Adi.
Asrina, pegawai salah satu toko yang berjarak sekitar 10 meter dari lokasi pembakaran satu unit sepeda motor, mengaku menyaksikan aksi pelemparan batu oleh massa pada Minggu sore. Setelah terjadinya peristiwa itu, manajemen toko memutuskan langsung menutup toko.
Meski demikian, Asrina menuturkan, dirinya dan dua rekannya tetap tidak bisa pulang karena jalan dipenuhi massa yang saling melempar batu dan kejar-kejaran. Saat peristiwa itu terjadi, Asrina dan teman-temannya memilih bersembunyi ke gang dan rumah-rumah warga lainnya.