Keluarga Korban Tragedi Seruyan Minta Hasil Otopsi Segera Dibuka
Keluarga korban tragedi Seruyan minta polisi terbuka dalam proses hukum dan mengungkap pelaku penembakan warga Bangkal. Mereka juga minta izin usaha perusahaan dicabut.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
KUALA PEMBUANG, KOMPAS — Keluarga Gijik (35), warga Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalteng, yang tewas ditembak, meminta polisi embuka hasil otopsi dan terbuka dalam proses hukum. Warga juga menuntut perusahaan meninggalkan desa.
Piter (59), paman Gijik, mengungkapkan, keluarga ingin proses hukum yang transparan. Sampai saat ini pihaknya belum menerima hasil otopsi yang dilakukan petugas kesehatan dan aparat keamanan. Mereka hanya yakin Gijik tewas ditembak.
”Keluarga sampai saat ini belum dikabari, itu peluru tajam atau bukan. Yang kami tahu itu peluru menembus dadanya,” kata Piter di rumah duka, Jumat (13/10/2023).
Gijik tewas ditembak di tengah unjuk rasa warga Bangkal yang menuntut kebun plasma dari perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT Hamparan Masawit Bumi Persada (HMBP) di desanya. Selain Gijik, Taufik Nurahman (21) dan Ambaryanto (54) turut menjadi korban tembakan.
Keluarga sampai saat ini belum dikabari, itu peluru tajam atau bukan. Yang kami tahu itu peluru menembus dadanya.
Saat ini Taufik masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sedangkan Ambaryanto menderita luka ringan dengan beberapa bekas tembakan peluru karet di tubuhnya. Taufik pun divisum dan peluru berhasil dikeluarkan dari tubuhnya, sedangkan jenazah Gijik yang sudah diotopsi tidak ditemukan peluru karena diduga peluru tembus keluar dari dadanya.
Saat Kompas ke rumah Gijik, semua keluarga masih berkumpul di rumah, tenda pun masih berdiri di depan dan di sebelah kanan rumah lengkap dengan bendera kuning dan hitam. Gijik belum menikah dan tak punya anak, ia merupakan tulang punggung keluarga.
Piter menjelaskan, Gijik merupakan pribadi pekerja keras. Ia meninggalkan kebun 8 hektar yang selama ini ia kelola sendiri untuk membiayai sekolah keponakan dan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Luper (37), warga Desa Bangkal, menjelaskan, dengan adanya tragedi yang menimpa warga Bangkal pihaknya tak lagi menuntut kebun plasma, melainkan meminta pemerintah mencabut izin perusahaan tersebut. Kesepakatan itu muncul setelah Gubernur Kalteng Sugianto Sabran datang ke Desa Bangkal dan berjanji akan bertemu Presiden dan KLHK untuk meminta mereka mengevaluasi izin perusahaan.
”Kasus ini bermula dari perusahaan, jadi dengan adanya korban tewas itu izin perusahaan harus dicabut,” kata Luper.
Baik Luper, Piter, dan Komunitas Adat Bangkal, juga ratusan warga lainnya membuat sikap yang sama untuk mencabut izin perusahaan perkebunan sawit tersebut.
Sampai saat ini pihak PT HMBP masih tutup mulut terkait peristiwa yang terjadi. Kutut Wibowo, Legal PT HMBP, hanya meminta wartawan untuk menghubungi Humas Polda Kalteng untuk meminta keterangan.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Erlan Munaji menjelaskan, untuk hasil otopsi dan visum nanti akan diungkap ke publik melalui Biddokes Polda Kalteng. Pihaknya memastikan proses akan dilakukan terbuka.
Pada Rabu (11/10/2023), Polda Kalteng yang dipimpin langsung Kapolda Kalteng Inspektur Jenderal Nanang Avianto melakukan olah TKP. Kompas melihat sejumlah tim datang untuk memantau proses tersebut, ada Inafis Polda Kalteng dan lembaga kepolisian lainnya. Selain itu, Komnas HAM dan LPSK juga datang ke Desa Bangkal untuk meminta keterangan dari para korban dan warga.
Nanang Avianto pada Rabu sore juga melakukan jumpa media di Polres Kotawaringin Timur dan mengungkapkan rasa belasungkawa terhadap peristiwa tersebut. Ia juga meminta maaf kepada masyarakat atas kejadian itu.
”Semoga hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua sehingga tidak terulang kembali,” kata Nanang.
Nanang menambahkan, pihaknya sedang menginvestigasi di lapangan untuk mengungkap yang terjadi atas tragedi tersebut. Di akhir konferensi pers tanpa pertanyaan itu, Nanang menyebut dengan kedamaian, investasi bisa berjalan dengan baik.
”Kita harus bisa menjaga investasi dan juga dalam investasi kita bisa diikutkan masyarakat untuk bisa ikut menikmati kegiatan investasi di Kalteng,” kata Nanang.