Kebakaran Smelter Nikel di Kutai Kartanegara Tewaskan Pekerja Asing
Polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran di pabrik pengolahan nikel PT KFI di Kutai Kartanegara, Kaltim.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Kebakaran yang terjadi di pabrik pengolahan nikel, PT Kalimantan Ferro Industri, di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menewaskan seorang pekerja warga negara asing. Insiden ini terjadi kurang dari sebulan setelah pembangunan tahap pertama pabrik diresmikan. Polisi melakukan penyelidikan untuk mengetahui detail penyebab pasti kebakaran.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Kutai Kartanegara Inspektur Satu Slamet Rijadi mengatakan, kebakaran itu terjadi pada Rabu (11/10/2023) pukul 17.30. Dari informasi yang dihimpun polisi, api muncul di pabrik tungku batubara milik PT Kalimantan Ferro Industri (KFI).
Slamet mengatakan, kejadian bermula saat beberapa pekerja beraktivitas di sekitar tungku batubara tersebut. Ada empat pekerja, yakni dua pekerja dari Indonesia dan dua pekerja asal China. Beberapa saat kemudian muncul percikan api dari cerobong pabrik yang berfungsi untuk mengalirkan batubara ke tungku pembakaran.
”Pekerja asal China, Cui Weiqiang (41), ingin memadamkan api tersebut dengan cara mencolok dengan menggunakan besi. Pada saat itulah terjadi ledakan sehingga menyebabkan pabrik tungku batubara milik PT KFI tersebut terbakar,” kata Slamet, dihubungi dari Balikpapan, Kamis (12/10/2023).
Api sempat membesar dan membuat pekerja di sekitarnya panik. Slamet mengatakan, api padam pukul 18.30 atau sekitar satu jam setelah kejadian. Api dipadamkan oleh tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara dan pemadam kebakaran perusahaan.
Data terakhir yang dihimpun kepolisian menyebutkan, Cui Weiqiang masih hidup, tetapi mengalami luka bakar di seluruh tubuh. Saat ini korban sedang dirawat di RS AWS Syahranie, Samarinda.
Selain Cui, terdapat satu korban meninggal yang juga tenaga kerja asing asal China yang berada di sekitar lokasi. ”Ji Ler (49) meninggal akibat terbakar. Korban juga dibawa ke RS AWS Syahranie, Samarinda,” kata Slamet.
Slamet mengatakan, saat ini polisi sedang menyelidiki penyebab kebakaran di salah satu pabrik perusahaan di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sangasanga, itu. Dua saksi, yakni pekerja di perusahaan, sudah dimintai keterangan.
Dipasangi garis polisi
Dihubungi terpisah, Lurah Pendingin Dayat mengatakan, pihaknya sudah meninjau lokasi kebakaran dengan kepolisian pada Kamis sekitar pukul 08.00. Ia melihat polisi sudah memasangi garis polisi di pabrik tungku batubara milik PT KFI.
Di luar gedung tersebut terlihat para karyawan sudah beraktivitas di area gedung lain. Ia mengatakan, lokasi pabrik itu berjarak sekitar 500 meter dari permukiman warga terdekat. Di sisi kiri-kanan perusahaan, permukiman baru ditemui sekitar 1 kilometer dari pabrik.
PT KFI mulai dibangun pada 22 Januari 2022 dengan investasi tahap awal tidak kurang dari Rp 5 triliun.
”Tidak ada laporan warga yang merasa terganggu. Saat ini api sudah padam dan aktivitas sudah mulai normal di sekitar lokasi kejadian,” kata Dayat.
Dalam catatan Pemerintah Provinsi Kaltim, PT KFI mulai dibangun pada 22 Januari 2022 dengan investasi tahap awal tidak kurang dari Rp 5 triliun. Pengolahan nikel itu diklaim menyerap 1.700 tenaga kerja lokal dan 250 tenaga kerja asing.
Pada 19 September 2023, Isran Noor yang saat itu masih menjabat Gubernur Kaltim meresmikan pabrik pengolahan nikel, PT KFI, tahap pertama. Artinya, inisiden kebakaran ini terjadi kurang dari sebulan setelah diresmikan.
Pada tahap pertama ini, terbangun 2 line dari total 18 line pengolahan nikel yang ditargetkan di PT KFI. Pabrik di sana ditargetkan bisa memproduksi nikel sekitar 5 juta ton dengan 18 line pengolahan nikel.