Upaya Jatim Menjadi Benteng Pangan Nasional
Sebagai penyuplai pangan nasional Jawa Timur memiliki peran penting. Karena itu, Pemprov Jatim menerapkan langkah strategis agar lumbung kian membesar dan memberi manfaat bagi masyarakat di dalamnya.
Provinsi Jawa Timur memegang peran penting dalam ketersediaan pangan nasional. Di usia yang menginjak 78 tahun ini, provinsi itu bertahan sebagai pemasok pangan di Indonesia. Keberhasilan menjaga keberlangsungan lumbung pangan itu berbuah penghargaan Adhikarya Nararya Pembangunan Pertanian dari Kementerian Pertanian yang diserahkan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 14 Agustus 2023 lalu.
Kompas mewawancarai Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terkait peran Jatim sebagai lumbung pangan nasional dan upaya memenuhi kebutuhan pangan warganya. Berikut petikan wawancara pada Rabu (11/10/2023):
Jatim dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Beras, telur ayam, daging sapi, dan berbagai hasil kebun nasional sangat bergantung pada Jatim. Apa saja yang dilakukan pemprov Jatim untuk menjaga agar lumbung ini tetap beras dan kuat?
Jawa Timur adalah provinsi yang memiliki potensi besar di hampir semua bidang. Salah satunya di bidang ketahanan pangan, di mana produktivitas sektor pertanian kita begitu melimpah. Produksi padi kita terus menjadi yang tertinggi nasional sejak tahun 2020.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi di Jatim tahun 2020 tercatat 9,94 juta ton, tahun 2021 tercatat sebesar 9,789 juta ton dan tahun 2022 tercatat sebesar 9,526 juta ton gabah kering giling (GKG).
Untuk menjaga posisi sebagai lumbung pangan nasional, beberapa hal telah kami lakukan. Terutama dalam menjaga tingginya produksi padi.
Beberapa tahun ini kami serius dalam mendorong maksimalisasi teknik mekanisasi di tingkat petani. Mesin panen atau harvester adalah salah satu mekanisasi yang kita lakukan. Karena ini ternyata sangat signifikan.
Bagaimana tidak, jika padi kita dipanen secara manual, loss-nya mencapai 9-11 persen. Begitu beralih ke combine harvester kita bisa mencegah loss itu terjadi.
Berikutnya yang juga kita lakukan adalah menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) modern baik dryer maupun rice milling unit (RMU).
Selain itu, juga mekanisasi dalam proses pengeringan padi dengan menggunakan vertical dryer ataupun bed dryer. Ini juga kita tekankan agar bisa meningkatkan kualitas beras dari medium menjadi premium.
Sebab, jika kandungan airnya bisa berkurang sehingga proses pengolahan berikutnya berasnya bisa utuh kemudian warnanya putih dan seterusnya. Pada akhirnya nilai tambahnya bisa meningkat karena kualitasnya menjadi premium.
Jadi beberapa hal yang bisa memberikan nilai tambah petani sesungguhnya secara teknologi sudah dimungkinkan, jika ada skema pinjaman grace period akan sangat membantu petani.
Pun begitu dengan sektor peternakan kita. Populasi sapi kita di Jatim saat ini mencapai lebih dari 5 juta ekor. Kondisi ini sangat dikuatkan dengan adanya BBIB (Balai Besar Inseminasi Buatan) milik Kementerian Pertanian yang berada di Singosari Malang.
BBIB ini menurut saya sangat strategis jika dikembangkan secara terukur dan diduplikasi ke provinsi lain di Indonesia. Jika itu terjadi, kami sangat optimistis kita akan sangat mampu mewujudkan swasembada daging.
Di berbagai tempat, petani dan peternak menghadapi banyak tantangan. Bagaimana cara melindungi petani dan peternak di tengah gempuran pakan mahal, bibit ternak yang tinggi, serta barang impor misalnya daging sapi murah yang masuk, hingga anjloknya harga saat panen raya?
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan perhatian khusus terhadap para peternak khususnya dalam menjaga kesejahteraan peternak dan mempertahankan status Jatim sebagai lumbung ternak. Di antaranya, melalui vaksinasi terhadap beberapa penyakit hewan menular, seperti antraks, flu burung, penyakit mulut dan kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), dan Brucellosis.
Upaya ini mengantarkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan tingkat vaksinasi PMK terbaik nasional. Sejauh ini capaian vaksinasi PMK selama tahun 2022-2023 di Jatim adalah tertinggi di Indonesia, mencapai 7.394.614 dosis per 21 September 2023. Capaian ini mampu berkontribusi 39 persen dari total vaksinasi PMK nasional 19.554.202 dosis.
Para peternak pun kami dukung untuk melakukan kesiapsiagaan dini dengan tindakan penerapan biosecurity dan analisis risiko penyakit menular terhadap ternaknya. Juga melakukan penanggulangan dan pemberantasan penyakit yang sedang mewabah dan mengajukan kompartemen bebas penyakit.
Tak hanya itu, kepedulian juga kami wujudkan melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia berbasis kesehatan hewan untuk memberikan penguatan kepada para peternak, seperti dokter hewan dan paramedik veteriner.
Tak cukup di situ, virus PMK memang cukup signifikan berpengaruh dalam populasi sapi kita. Untuk itu, kita getol memaksimalkan inseminasi buatan guna mendongkrak pertumbuhan populasi sapi potong Jatim.
Terbukti inseminasi yang kita lakukan sangat berhasil. Capaian akseptor/betina produktif inseminasi buatan Jatim tahun 2022 sebanyak 1.548.962 ekor atau 45 persen dari nasional di angka 3.432.328 ekor. Bahkan, pada periode 1 Januari-21 September 2023, sebanyak 1.001.786 ekor atau 45 persen dari nasional di angka 2.208.434 ekor.
Capaian itu menempatkan Jatim sebagai Akseptor Inseminasi Buatan (IB) SIKOMANDAN Terbanyak Tahun 2023 dan mendapatkan penghargaan dari Mentan. Kami juga meraih Peringkat I Provinsi Pendukung Kegiatan Transfer Embrio Terbaik kategori wilayah Maju juga diduduki oleh Jatim. Tidak hanya itu, berdasarkan data BPS 2023, jumlah populasi Sapi Potong di Jatim tahun 2022 mencapai 5.070.240 ekor dan merupakan tertinggi nasional.
Demikian juga sapi perah di Jatim tahun 2022 sebanyak 314.385 ekor dan juga tertinggi nasional. Jumlah ini juga diikuti dengan produksi susu sapi di Jatim tercatat sebagai yang tertinggi nasional pada 2021 yang mencapai 558.758 ton atau meningkat dibandingkan produksi 2020 yang hanya 534.152 ton.
Sebagai bentuk dukungan bagi para petani, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan beberapa program menuju pertanian presisi, antara lain penggunaan varietas unggul (produksi tinggi dan tahan kekeringan/banjir) bermutu yang dengan masa tanam lebih cepat, penggunaan pupuk secara berimbang dengan ”7 Tepat”, yaitu tepat tempat, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu, dan tepat sasaran.
Dan yang paling penting adalah kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktivitas pertanian kita. Untuk itu, saat panen raya, Pemprov Jatim terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun.
Bagaimana upaya Pemprov Jatim untuk memastikan kebutuhan pangan bagi warganya tercukupi dan terjangkau?
Berbagai program Pemerintah Provinsi Jawa Timur lakukan untuk memastikan kebutuhan pangan bagi warganya tercukupi dan terjangkau. Salah satunya aktif menggelar operasi pasar murah di berbagai kabupaten/kota di Jatim.
Melalui pasar murah inilah diharapkan masyarakat tetap bisa menjangkau bahan pokok dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET) sehingga bisa meringankan beban masyarakat.
Selain itu, Pemprov Jatim juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menjaga kebutuhan pangan tetap terjaga. Misalnya, bersama perum Bulog menggelontorkan beras cadangan pangan pemerintah (CPP) sebanyak 102.754,26 ton. CPP tersebut tersebut telah disalurkan sebagai bantuan pangan masyarakat selama tiga bulan mulai Maret hingga Mei.
Selain itu, juga meluncurkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) 2023 tahap II di gudang beras Perum Bulog Kanwil Jatim di Desa Banjar Kemantren, Buduran, Sidoarjo, pada September lalu. Bantuan total 102 ton beras disalurkan selama tiga bulan. Dengan rincian per bulan disalurkan 34 ton.
Penyaluran bantuan tersebut dilakukan guna mengintervensi harga beras di pasar yang terus melambung. Bahkan melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Pada tahun 2020 terdapat program Lumbung Pangan Jatim yang merupakan sinergi dari dua badan usaha milik daerah (BUMD) Pemprov Jatim, yakni PT Jatim Grha Utama (JGU) dan PT Panca Wira Usaha (PWU).
Lumbung Pangan Jatim menyediakan berbagai komoditas pangan yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari dengan harga di bawah pasaran. Ada model tiga layanan penjualan yang disiapkan kepada masyarakat. Ketiganya adalah penjualan langsung di gedung JX, Jalan A Yani, Surabaya. Juga disiapkan penjualan secara online gratis ongkos kirim untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik (Surabaya Raya), kecuali kepulauan Bawean dan Kecamatan Ujung Pangka. Model ketiga, penjualan secara drive thru.
Capaian Jatim dalam ketahanan pangan berkorelasi dengan penurunan stunting?
Satu dari empat program yang diprioritaskan Pak Presiden adalah masalah stunting. Untuk itu kami benar-benar concern melakukan upaya yang simultan dalam menurunkan angka stunting di seluruh kabupaten kota di Jawa Timur.
Dalam upaya penurunan stunting kami aktif melibatkan PKK baik dari provinsi maupun kabupaten/kota. Mereka berkontribusi besar dalam penurunan stunting dengan berbagai program yang diadakan, seperti kampanye Gemar Makan Ikan.
Alhamdulillah, capaian penurunan stunting di Jatim ada di angka 19,2 persen tahun 2022. Jumlah ini sebenarnya sudah di bawah standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), yakni 20 persen dan berada di bawah rata-rata nasional 21,6 persen. Tapi, target nasional 2024 adalah 14 persen, jadi ini yang kita kejar.
Kami yakin bisa mencapai target tersebut bisa tercapai. Terutama karena banyak pihak, terutama posyandu, melakukan intervensi sejak ditemukan adanya kasus terindikasi stunting. Salah satu hal yang saat ini tengah diusahakan adalah menyesuaikan pengukuran bayi pada bulan timbang.
Bukan tanpa alasan ini menjadi concern kami. Yang terjadi di lapangan, sebagian besar bayi menangis waktu ditimbang. Kemudian kakinya terlipat, jadinya hasil panjang bayi tidak sesuai. Seharusnya ketika ditimbang, bayi tidak dalam keadaan menangis karena akan mengurangi panjang bayi. Fenomena ini sering kali menimbulkan ketidaksesuaian hasil antara Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan bulan timbang.
Jika dilihat, data SSGI Jawa Timur sendiri sebesar 19,2 persen, sedangkan bulan timbang di Jatim hanya 7,8 persen. Jadi ada jarak yang begitu besar. Maka ini coba kami carikan format solusinya. Bahkan kita juga menghadirkan Pusat Data dan Teknologi (Pusdatin) dari Kementerian Kesehatan untuk mencari titik temu karena disparitas hasil SSGI dan bulan timbang lebar sekali.
Salah satu program yang dijalankan Jatim terkait peningkatan kualitas SDM. Utamanya dalam meningkatkan IPM Jatim?
Jika kita berbicara dalam peningkatan SDM, korelasinya terkait kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas SDM kita mulai dari sisi hulu. Kami menekankan pentingnya peran ibu dalam memberikan ASI eksklusif sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Untuk itu, di lingkungan Pemprov Jatim telah diberikan perhatian khusus atas ketersediaan ruang laktasi di tempat kerja dan fasilitas umum. Misi kami adalah agar ruang menyusui ini tidak hanya terbatas di lingkungan pemerintah, tapi juga fasilitas umum dan semua tempat kerja.
Saat ini telah ada 3.271 Kelompok Peduli ASI (KP-ASI), 1.632 konselor ASI, dan 961 ruang laktasi yang tersebar di 38 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur.
Alhamdulillah Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatatkan tahun 2022 persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif hingga usia enam bulan berjumlah 69,72 persen. Sementara persentase bayi baru yang lahir mendapat inisiasi menyusui dini (IMD) sebesar 69,22 persen.
Perbaikan SDM juga dapat dilihat dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim dalam satu dekade ini. Yang mana, IPM Jatim meningkat dari 66,06 pada tahun 2011 menjadi 72,75 pada tahun 2022. Selama periode tersebut, IPM Jatim rata-rata tumbuh sebesar 0,90 persen per tahun, artinya bertahan dengan status tinggi sejak 2017.
SDM kita juga tecermin dari berbagai capaian prestasi di sektor pendidikan kita. Selama ini, anggaran untuk pendidikan memang jumlahnya besar. Alhamdulillah, ini terbayar dengan prestasi anak-anak kita.
Jawa Timur mendominasi penerimaan siswa terbanyak di Indonesia masuk perguruan tinggi negeri (PTN) lewat jalur prestasi (SNMPTN/SNBP) selama empat tahun berturut-turut. Berdasarkan data SNBP 2023, jumlah siswa Jatim yang diterima di PTN sejumlah 23.477 orang atau naik 31,84 persen dibanding 2022 sebesar 17.807 orang.
Jatim juga jadi provinsi dengan jumlah pendaftar Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) secara mandiri terbanyak di Indonesia. Akhir tahun 2022 lalu, angkanya mencapai 2.754 lembaga atau 78 persen dari 4.157 SMA, SMK, dan SLB.
Kualitas SDM terus kita dorong agar generasi Jawa Timur siap untuk menuju Indonesia Emas 2045. Dengan generasi yang unggul, kita optimistis akan mampu membawa Jawa Timur yang semakin maju dan sejahtera.
Baca juga: Khofifah: Hadirkan Kemakmuran dan Keadilan Secara Merata