Bandara Kertajati Tidak Lagi Berteman Sepi
Bandara Kertajati sudah terlalu lama dibiarkan sepi sendiri. Perpindahan rute hingga kedatangan penyewa baru diharapkan menggairahkan geliat penerbangan di sana.
Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka bakal punya banyak ”kawan” baru. Pemerintah memindahkan sejumlah rute penerbangan dari Bandara Internasional Husein Sastranegara di Bandung ke Kertajati, 29 Oktober 2023. Namun, masih banyak pekerjaan rumah untuk menjaminnya tak lagi kesepian.
Setelah cukup lama sepi, Terminal Bandara Kertajati ramai lagi, Selasa (10/10/2023) siang. Sejumlah mobil hingga bus terparkir di pinggir jalan.
Baca juga: Tol Cisumdawu, Masa Depan Bandara Kertajati hingga Rebana
Puluhan bahkan ratusan orang memasuki terminal keberangkatan. Petugas bersiaga di meja informasi, tempat pengecekan tiket, dan ruang tunggu.
Akan tetapi, keramaian itu bukan karena calon penumpang. Meski di layar monitor terpajang empat jadwal pemberangkatan, tidak ada penerbangan saat itu.
Tidak tampak pesawat di apron. Ruang tunggu juga sepi. Seluruh tenant, seperti kafe dan minimarket, di dalam terminal pun masih tutup.
Kerumunan di bandara itu adalah kunjungan perdana Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin. Dia ditemani Direktur Jenderal Perhubungan Udara di Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah dan sejumlah kepala daerah dari wilayah Cirebon. Mereka mengecek kesiapan Bandara Kertajati.
Bahkan, Bey dan rombongan datang menggunakan bus Damri dari Kebon Kawung, Bandung, ke Kertajati. Ia mengklaim tidak memakai pengawalan polisi. Tujuannya, melakukan simulasi pemberangkatan calon penumpang ke bandara.
”(Waktu tempuhnya hanya) satu jam tiga puluh menit,” ucapnya.
Bey ingin merasakan langsung pengalaman sebagai penumpang Bandara Kertajati yang berangkat dari Bandung. Hal itu terkait kebijakan pemerintah yang telah memutuskan untuk memindahkan tujuh rute penerbangan pesawat jet dari Bandara Husein Sastranegara ke Kertajati pada Minggu (29/10/2023).
Rute itu adalah penerbangan dari dan menuju Balikpapan, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Makassar, Medan, dan Palembang. Adapun maskapai yang melayani penerbangan itu ialah AirAsia, Super Air Jet, hingga Citilink. Pemerintah menjadwalkan rute itu beroperasi setiap hari.
Pengalihan rute itu bakal menambah jumlah penerbangan di Kertajati. Saat ini, Kertajati hanya melayani rute reguler ke Kuala Lumpur, Malaysia, dan sebaliknya oleh maskapai AirAsia setiap Rabu dan Minggu. Garuda Indonesia juga sempat membuka rute umrah ke Jeddah, Arab Saudi.
”Jadi, penerbangan pesawat jet sudah tidak ada lagi (di Bandara Husein). Apakah masyarakat Bandung (mau ke Kertajati)? Kan, tidak bisa dipaksa. Tapi, kami akan menawarkan beberapa alternatif,” ujar Bey. Ia meyakini, Bandara Kertajati lebih menguntungkan bagi warga Jabar.
Ia mencontohkan, jika memilih Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, warga Bandung harus menyiapkan waktu sedikitnya 5 jam perjalanan. ”Dengan harga bus Damri sekitar Rp 180.000. Kalau ke sini perlu 3 jam dan harganya Rp 80.000 per orang,” ujarnya.
Apabila menggunakan kendaraan pribadi, calon penumpang membutuhkan 3 jam dari Bandung ke Bandara Soekarno-Hatta. Namun, jika memilih Bandara Kertajati, hanya membutuhkan waktu 90 menit bahkan kurang setelah kehadiran Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Bey memastikan fasilitas di bandara sudah siap untuk menyambut penumpang akhir Oktober ini. ”Yang harus kami lakukan adalah meyakinkan masyarakat bahwa di sini termasuk bandara terbesar kedua setelah Soekarno-Hatta. Kami berharap masyarakat Jabar ke sini,” katanya.
Libatkan warga setempat untuk melalui UMKM di bandara. Dengan begitu, suasana Jabar terasa dan jadi daya tarik.
Pihaknya juga menetapkan, kecuali Bogor, Depok, dan Bekasi, calon jemaah haji asal Jabar akan berangkat dari Kertajati. Musim haji tahun ini, ada 25 kloter dengan 9.239 anggota jemaah telah terbang dari Kertajati. Mereka berasal dari Majalengka, Cirebon, Indramayu, hingga Subang.
Selain perpindahan rute dan penentuan Kertajati sebagai embarkasi haji, Bey juga telah meminta pemda di sekitar Kertajati untuk mempromosikan potensi daerahnya. Misalnya, mempromosikan destinasi wisata andalan di Majalengka untuk menarik kunjungan wisatawan dari Batam.
Bangga Jabar
Dirjen Perhubungan Udara Maria memastikan izin perpindahan rute dari Bandara Husein ke Kertajati rampung dan berlangsung seterusnya. Penambahan rute domestik dan internasional pun masih sangat mungkin. Bahkan, pihaknya akan menyiapkan insentif untuk menarik maskapai.
”Ada (insentif), nanti kami pikirkan. Tapi, belum bisa saya bilang sekarang,” ucap Maria.
Insentif itu, ujarnya, bisa berupa tarif pendaratan atau parkir di bandara. Ia pun menargetkan setiap pesawat di Kertajati setidaknya bisa mengangkut minimal 65 persen dari kapasitasnya.
Pihaknya juga optimistis perpindahan rute ini tidak sementara seperti tahun 2019. Saat itu, pemerintah mengalihkan 13 rute penerbangan dari Husein ke Kertajati. Namun, pola itu tidak bertahan karena Cisumdawu belum rampung. Akibatnya, perjalanan Bandung ke Kertajati bisa memakan waktu tiga jam.
Maria berharap penduduk Jabar yang mencapai hampir 50 juta jiwa bisa memanfaatkan Kertajati. ”Yang penting itu mindset (pola pikir). Penduduk Jabar ini harus bangga dengan bandara ini. Kalau masih mindset-nya pindah ke Jakarta, berarti belum (bangga),” ucapnya.
Baca juga: Rebana, Senjata Para Raja di Segitiga Pantura Jabar
Direktur Utama PT Bandara Internasional Jabar Muhamad Singgih berharap perpindahan rute meningkatkan jumlah penumpang di Kertajati hingga 1,5 juta orang di tahun pertama. ”Saat ini, hanya ada penerbangan ke Kuala Lumpur. Tapi, okupansinya bagus, kadang penuh,” ucapnya.
Apalagi, katanya, fasilitas pendukung di Kertajati sudah siap. Hotel berbintang di dekat bandara, misalnya, tercatat ada dua dengan kapasitas kamar sekitar 200 unit. Terdapat pula 10 moda transportasi dari dan ke bandara. Sebanyak 29 tenant juga bakal beroperasi pada akhir bulan ini.
Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai, perpindahan rute hingga kesiapan akses belum akan cukup membangkitkan bandara yang beroperasi sejak 2018 itu. ”Sekarang tantangannya, dagangan ini sudah digelar. Tokonya sudah bagus. Bagaimana mendatangkan pembelinya?” ucapnya.
Apalagi, warga Bandung sudah puluhan tahun terbang melalui Bandara Husein Sastranegara atau Bandara Soekarno-Hatta. Pilihan waktu penerbangan juga lebih banyak di Bandara Sokarno-Hatta. Rute Kertajati–Denpasar pada 29 Oktober, misalnya, tercatat tujuh penerbangan langsung, sedangkan di Soekarno-Hatta ada puluhan.
Harga tiketnya pun tidak terlampau jauh. Dari Kertajati ke Denpasar pada 29 Oktober, misalnya, tarifnya mulai sekitar Rp 600.000 sedangkan penerbangan dari Soetta berkisar Rp 645.000 per penumpang. Fasilitas pendukung, seperti hotel hingga destinasi wisata juga bertebaran di Jakarta.
Apalagi, waktu tempuh dari Bandung ke Jakarta kini bisa 30 menit via Kereta Cepat Jakarta-Bandung. ”Kereta cepat ini saingannya BIJB karena membawa warga Bandung ke Jakarta. Ini pelik dan waktunya berbarengan. Kecuali, ada kereta cepat dari Bandung ke sini,” ucapnya.
Meski demikian, menurut Alvin, yang terpenting kini adalah mendatangkan orang ke Kertajati. Caranya, pemda mempromosikan keunggulan daerahnya. ”Dan, libatkan warga setempat melalui UMKM di bandara. Dengan begitu, suasana Jabar terasa dan jadi daya tarik,” ucapnya.
Baca juga: Garuda Indonesia Buka Penerbangan Umrah Reguler, Bandara Kertajati Kian Bergeliat