Kolam Retensi Selayang di Medan, Sumatera Utara, mulai dibangun untuk menampung sebagian debit Sungai Selayang. Kolam ini akan mengurangi dampak banjir bagi sekitar 8.300 keluarga.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, mulai membangun Kolam Retensi Selayang untuk mengurangi dampak banjir. Kolam itu akan menampung sebagian debit Sungai Selayang yang selama ini kerap menyebabkan banjir di tujuh wilayah. Kolam ini diharapkan bisa mengurangi dampak banjir bagi sekitar 8.300 keluarga.
”Untuk mengurangi banjir, Kota Medan membutuhkan minimal delapan kolam retensi. Saat ini sudah mulai dibangun dua kolam dan tahun depan satu kolam lagi,” kata Wali Kota Medan Bobby A Nasution saat meresmikan pemancangan tiang pertama Kolam Retensi Selayang, Jumat (6/10/2023), di Medan.
Bobby menyebut, debit Sungai Selayang dengan periode ulang 25 tahun (Q25) mencapai 29,8 meter kubik per detik atau lebih dari dua kali lipat dari kapasitas tampung sungai yang hanya 14 meter kubik per detik.
Hal itu membuat Sungai Selayang kerap meluap dan membanjiri tujuh wilayah saat hujan deras turun, yakni di wilayah sekitar Jalan Dr Mansyur, Jalan Abdul Hakim, Jalan Bunga Cempaka, Jalan Bunga Teratai, Jalan Harmonika Baru, Jalan Kenanga Sari, dan Jalan Mawar.
Kondisi itulah yang membuat Pemkot Medan membangun kolam retensi di samping Sungai Selayang di Jalan Abdul Hakim. ”Kolam retensi ini akan menampung sebagian debit Sungai Selayang, yakni 6 meter kubik per detik,” ujar Bobby.
Meski begitu, Bobby mengakui, pembangunan kolam retensi itu belum cukup untuk mengatasi banjir sepenuhnya karena diperlukan pengurangan debit Sungai Selayang sebanyak 15 meter kubik per detik. ”Karena itu, Pemkot Medan juga akan membangun satu kolam retensi lagi di hulu Sungai Selayang, yakni di Kelurahan Sempakata dengan inlet 9 meter kubik per detik,” ujarnya.
Bobby menyebut, Medan termasuk ketinggalan dalam membangun kolam retensi karena baru tahun ini memulai. Padahal, di Palembang, Sumatera Selatan, sudah ada 16 kolam retensi.
Pembangunan kolam retensi pertama di Medan dilakukan pada Juli lalu di Universitas Sumatera Utara. Kolam itu akan menampung debit air dari drainase kolektor ketika ketinggiannya lebih dari 1,3 meter.
Selama beberapa waktu belakangan, Bobby menggencarkan program penanganan banjir. Pekan lalu, dia mengundang Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman dalam program kerja sama pembersihan Sungai Deli antara Pemkot Medan dan TNI AD. ”Programnya terus berjalan. Targetnya satu hari 200 meter dan sampai hari ini masih tetap tercapai,” kata Bobby.
Bobby menambahkan, pembangunan drainase dengan sistem beton pracetak (U-Ditch) juga terus berjalan di Medan. Meski demikian, dia menyebut, manfaat dari penanganan banjir yang dilakukan belum bisa langsung terlihat karena masih proses pembangunan.
”Kenapa belum bisa menyelesaikan banjir? Karena pada 2021 dan 2022 hanya fokus membangun U-Ditch. Tahun 2023 dan 2024 dilanjutkan pembangunan U-Ditch, kolam retensi, dan perbaikan sungai,” ungkap Bobby.
Bobby menuturkan, perbaikan drainase akan dirasakan manfaatnya jika dilakukan juga normalisasi Sungai Deli. Saat ini, sungai yang membentang di Kota Medan itu sudah dipenuhi sedimen. Diperkirakan 18 persen kapasitas tampung sungai dengan total panjang 34,5 kilometer itu telah berkurang.
”Area tampungnya berkurang sehingga airnya meluap ke jalan dan permukiman. Ini yang akan diperbaiki,” tutur Bobby.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Medan Topan OP Ginting menyebut, pembangunan Kolam Retensi Selayang akan berdampak signifikan pada pengurangan banjir. ”Luas area layanan dari kolam retensi ini mencapai 1.350 hektar. Kolam ini akan mengurangi warga terdampak banjir sebanyak 8.300 keluarga,” katanya.
Topan menyebut, penanganan luapan banjir dari Sungai Selayang akan semakin optimal jika lebar sungai ditambah dari 4 meter menjadi 7 meter. Dia berharap, hal itu bisa dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
Untuk mengurangi banjir, Kota Medan membutuhkan minimal delapan kolam retensi.
Topan menambahkan, proyek Kolam Retensi Selayang yang menelan anggaran Rp 24,98 miliar itu mampu menampung 109.650 meter kubik air. Dengan inlet 6 meter kubik per detik, kolam itu akan penuh dalam 5 jam.
Tahun depan, Pemkot Medan akan menganggarkan penataan lanskap di area kolam dengan luas total 3,98 hektar itu agar bisa menjadi tempat rekreasi bagi warga. Di sana antara lain akan dibuat jalur joging, ornamen taman, penanaman vegetasi tumbuhan, dan pembangunan rumah pompa.