Pegunungan Bintang Kondusif Setelah Pemimpin KKB Tewas Tertembak
Kondisi Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, kondusif setelah aparat melumpuhkan salah seorang pemimpin KKB. Empat anggota KKB juga tewas dalam kontak tembak.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA, NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Situasi keamanan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, kondusif setelah tewasnya lima anggota kelompok kriminal bersenjata pada Sabtu (30/9/2023). Salah satu yang tewas adalah Otobius Bidana Mimin (38) yang merupakan pemimpin kelompok tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, situasi di Pegunungan Bintang berangsur kondusif. Warga di Distrik Oksibil, yang merupakan ibu kota Pegunungan Bintang, kembali beraktivitas seperti biasa.
”Situasi di Pegunungan Bintang telah kondusif berkat sinergitas aparat TNI-Polri, pemda, dan DPRD Pegunungan Bintang. Koordinasi di antara ketiga pihak ini terus ditingkatkan untuk membahas perkembangan situasi keamanan di Pegunungan Bintang,” kata Ignatius, Rabu (4/10/2023), di Jayapura.
Sebelumnya, aparat TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz terlibat kontak tembak dengan anggota kelompok bersenjata (KKB) di Distrik Serambakon pada Sabtu dini hari. Akibatnya, lima anggota KKB tewas.
Ignatius menuturkan, jenazah lima anggota KKB itu telah dievakuasi dari lokasi kejadian di Distrik Serambakon. Kelima orang tersebut telah dikuburkan di Pemakaman Umum Okpol pada Selasa (3/10/2023).
Selain Otobius, identitas empat anggota KKB yang tewas adalah Neas Ati Mimin (26), Otto Kasipka (27), Alexs Lepki (19), dan Tarkus Akmer (22).
Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Faisal Ramadhani menjelaskan, Otobius merupakan salah satu pemimpin KKB yang bertugas di Distrik Serambakon. ”Kami telah berhasil mengungkap lima orang tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari pihak KKB,” ujarnya.
Lima anggota KKB yang tewas itu diduga terlibat dalam aksi penyerangan warga sipil dan aparat keamanan di Distrik Serambakon dan Distrik Oksibil. Para pelaku juga membakar sejumlah fasilitas umum.
Kelompok tersebut menyerang anggota Brimob yang sedang berpatroli di Kampung Yapimakot, Distrik Serambakon, pada 18 September 2023. Seorang anggota Brimob, Briptu Rudi Agung, gugur dalam peristiwa ini.
Pada hari yang sama, KKB membakar pasar dan tujuh kios milik warga di Kampung Yapimakot. Mereka juga menyerang seorang pegawai negeri sipil bernama Simon Sroyer di Distrik Oksibil pada 19 September 2023. Simon mengalami luka di pipi dan perut.
Anggota DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang, Thonce Nabyal, berharap, ke depan, tidak ada lagi gangguan keamanan di wilayah Pegunungan Bintang. ”Kami berharap tidak ada lagi korban akibat aksi kekerasan terhadap warga di daerah ini,” ujarnya.
Lima anggota KKB yang tewas itu diduga terlibat dalam aksi penyerangan warga sipil dan aparat keamanan di Distrik Serambakon dan Distrik Oksibil.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), Sebby Sebom, menyatakan, kematian lima anggotanya tidak menghentikan perjuangan mereka dalam meraih referendum untuk Papua. ”Mereka diserang aparat keamanan karena adanya bantuan dari warga setempat. Kami akan melakukan serangan balasan,” ujarnya.
Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem mengatakan, warga rentan menjadi korban kekerasan dalam konflik antara aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata. Karena itu, Theo menyebut, diperlukan perundingan di antara kedua belah pihak untuk menghentikan kekerasan di Papua.