Goresan Keindahan Mewarnai Kolong Jembatan Sungai Kranji di Banyumas
Puluhan lukisan tentang kehidupan dipamerkan di kolong jembatan Jalan Bung Karno, Purwokerto, Jawa Tengah.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
Deru deras aliran air Sungai Kranji berhamburan menyelusup tiang-tiang fondasi jembatan di Jalan Bung Karno, Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (1/10/2023). Bising lalu lalang kendaraan di jembatan itu seolah tenggelam di dalamnya. Di tengah suasana itu, warna-warni kehidupan tergores indah pada puluhan kanvas yang dipamerkan di Taman Edukasi Sumber Daya Air yang berada di kolong jembatan itu.
"Pameran bertema ”Dunia Kita, Kanvas Kita” jadi ajang ekspresi sekaligus aktualisasi para seniman Banyumas. Tema Dunia Kita, Kanvas Kita tersebut punya makna besar bahwa kehidupan sehari-hari dari lahir sampai mati sebenarnya adalah goresan kanvas kita alias karya kita yang nantinya bisa dilihat oleh diri sendiri maupun orang lain,” kata Ketua Ikatan Pelukis Banyumas Zen Ahmad di Purwokerto, Minggu (1/10/2023).
Lewat karya-karya yang dipamerkan dan dijual dalam ajang tahunan ini, para pelukis diajak untuk terus berkarya di tengah beragam keterbatasan. ”Makna yang besar adalah kita ditugaskan hidup di dunia ini untuk berkarya. Karya itu diwujudkan lewat kanvas,” tuturnya.
Ekspresi karya kehidupan para pelukis itu dituangkan dalam 60 lukisan. Selain itu, ada pula puluhan karya kompetisi komik dari pelajar SD, SMP, SMA yang melukiskan seni kebudayaan Banyumas mulai dari ebeg atau kuda lumping, seni begalan, hingga lengger banyumasan.
Hadi (50), misalnya, melukis sepasang merak dengan judul ”Sejoli”. Pada kanvas berukuran 80 sentimeter x 120 sentimeter itu, sang pelukis realis menampilkan indahnya warna bulu burung merak yang sedang berada di taman bunga dengan langit nan cerah.
”Sejoli ini mengandung wawasan dan makna yang luas. Jadi bukan hanya simbol merak saja, tetapi ada kasih, cinta, keagungan. Merak jadi gambaran ratu hati kita,” tutur Hadi yang butuh waktu satu minggu menggarap lukisan ini.
Hadi atau juga dikenal dengan nama Yan’s Art mengapresiasi pameran ini karena menjadi wadah untuk ekspresi sekaligus aktualisasi dan promosi karya-karyanya. Selama ini, ia menjual dan membuat lukisan berdasarkan pesanan, baik dari pelanggan yang datang langsung maupun lewat pemesanan daring.
Selain Hadi, ada pula Ari Nugroho yang melukis kehidupan para penderes kelapa. Pada kanvas berukuran 45 cm x 45 cm dan berjudul ”Kampung Penderes”, Ari menorehkan warna-warna cerah dengan banyak obyek petani penderes sedang memanjat pohon kelapa, serta proses memasak gula merah pada tungku tanah.
Salah satu permasalahan klasik para seniman perupa adalah bagaimana memasarkan karya-karya mereka.
Ari menyebutkan, karya ini lahir dari keprihatinan bahwa di Banyumas sebagai sentra penghasil gula kelapa masih diliputi ancaman keselamatan kerja. Para penderes berisiko bisa kapan saja terjatuh dari ketinggian.
”Manisnya gula tidak semanis nasib penderes. Di sana ada risiko cacat bahkan kematian akibat kecelakaan kerja,” tutur Ari.
Astuti (38), pelukis lainnya, melukiskan keindahan alam berupa pegunungan, danau, serta pohon yang tengah berbunga, lengkap dengan sepasang angsa di sana. ”Saya baru belajar melukis, tadinya ngasal saja. Aku ingin ada gambar angsa dan aku ingin kehidupan yang damai,” ujar Astuti.
Apresiasi
Darminto (50), salah satu pengunjung pameran yang datang bersama keluarganya, mengapresiasi kegiatan ini. Selain bisa menjadi kesempatan untuk refreshing, kegiatan ini bisa juga untuk sarana ekspresi para seniman terutama generasi muda.
”Ini ada banyak karya anak-anak pelajar, ternyata karya-karya mereka bagus-bagus,” katanya.
Zen menambahkan, salah satu permasalahan klasik para seniman perupa adalah bagaimana memasarkan karya-karya mereka. Sejumlah seniman mampu beradaptasi dengan promosi di media sosial. Meski demikian, tetap dibutuhkan tempat pajang yang representatif yang lengkap dengan sketsel atau partisi untuk menggantung lukisan dan pencahayaan yang mumpuni.
Kegiatan yang didukung antara lain oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata Kabupaten Banyumas serta Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto ini digelar mulai Jumat (29/9/2023) hingga Minggu (1/10/2023). Dalam pameran ini, digelar pula melukis di tempat oleh para seniman pada kanvas sepanjang 5 meter dengan lebar 1,5 meter. Di sana, para seniman melukis ”Ragam Budaya Banyumas” yang menampilkan ikon Banyumas mulai dari kesenian, tempat wisata, serta kulinernya.
Di kolong jembatan Jalan Bung Karno, Purwokerto, ini, puluhan lukisan kehidupan dipamerkan. Di Taman Edukasi Sumber Daya Air Purwokerto ini, kreativitas dan ekspresi keindahan para seniman dituangkan sekaligus dikenalkan kepada khalayak.