Sumber Air Susut, 1,158 Juta Liter Air Bantuan Didistribusikan di Malang
Pemerintah Kabupaten Malang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah mendistribusikan 1,158 juta liter air bersih ke enam desa di Kabupaten Malang. Kemarau membuat sumber air warga menyusut dan sebagian kering.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kemarau membuat sumber-sumber air warga di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyusut dan sebagian mengering. Hingga kini enam desa di tiga kecamatan di kabupaten itu telah mendapat bantuan air bersih. Jumlah itu meningkat dibandingkan awal September 2023 yang baru tiga desa di dua kecamatan.
Sebanyak 1,158 juta liter air bersih disalurkan ke enam desa tersebut selama 1-24 September 2023. Enam desa itu adalah Desa Klampok di Kecamatan Singosari; Desa Jabung dan Kemiri di Kecamatan Jabung; serta Desa Kedungbanteng, Sumberagung, dan Sumbermanjing Wetan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Irawan, Senin (25/9/2023), mengatakan, setiap desa mendapatkan bantuan air dengan volume 15.000-20.000 liter yang didistribusikan 2-3 hari sekali, tergantung kondisi daerah.
”Di Dusun Gunung Kunci, Jabung, misalnya, kemarin (24/9/2023), kami distribusikan 15.000 liter untuk 279 keluarga. Sedangkan di Dusun Krisik dan Karanglo, Desa Kemiri, dibagikan 20.000 liter untuk 435 keluarga sehingga total air bersih ke Jabung 190.000 liter sejak 1-24 September,” ujarnya.
Menurut Sadono, sejauh ini belum ada tanda-tanda desa lain mengajukan bantuan air. Yang ada adalah penambahan spot wilayah rukun tetangga (RT) di enam desa tersebut. Mereka mengajukan bantuan air karena sumber air makin menipis, sedangkan mendung yang beberapa hari menggelayut tidak turun sebagai hujan.
Distribusi air bersih bagi warga yang membutuhkan akan dilakukan hingga musim hujan tiba. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan di wilayah Malang diperkirakan pada November 2023.
Adapun proses tanggap darurat bencana kekeringan oleh pemerintah daerah berlangsung hingga akhir Oktober 2023 dan bisa diperpanjang jika dibutuhkan.
Sejauh ini total daerah rawan kekeringan di Kabupaten Malang, berdasarkan data tahun 2019, ada 18 desa di sembilan kecamatan. Kesembilan kecamatan itu adalah Donomulyo, Gedangan, Pagak, Sumbermanjing Wetan, Kalipare, Lawang, Sumberpucung, Jabung, dan Singosari.
Akan tetapi, berdasarkan pengecekan di lapangan, kata Sadono, jumlah daerah rawan kering saat ini diperkirakan lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya lantaran ada kegiatan penambahan/perbaikan sarana air bersih oleh dinas terkait dan pihak swasta dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, warga Dusun Sumbul, Desa Klampok, menyatakan, meski beberapa hari terakhir mendung, hujan tak kunjung turun. Adapun debit sumber air Trete di lereng sisi tenggara Gunung Arjuno berkurang selama kemarau.
Kini, air dari sumber yang masuk ke perpipaan dan tempat penampungan digunakan oleh warga secara bergantian. ”Misalnya, di sini air mengalir pagi. Nanti siang, ganti mengalir ke wilayah lain. Jadi, dibuat bergantian agar semua warga bisa mendapatkan air bersih secara merata,” ujar Tugiyono, warga Dusun Sumbul.
Menurut Tugiyono, bantuan air hanya tiba saat kemarau. Kala musim hujan, kebutuhan air warga tercukupi dari sumber air. ”Warga tidak ada yang memiliki sumur. Selama ini kami memanfaatkan sumber air saat musim hujan,” ucapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air, sebagian warga mendapatkan bantuan air bersih dari BPBD yang disalurkan ke sejumlah penampungan. Pada 24 September, BPBD menyalurkan 20.000 liter untuk 95 keluarga sehingga total air bersih yang didistribusikan ke wilayah ini sejak awal September sebanyak 340.000 liter.