Pekan Kebudayaan Dekatkan Budaya Daerah pada Anak Muda
Pemerintah Provinsi Lampung berupaya mendekatkan seni dan budaya pada anak-anak muda. Salah satunya lewat gelaran Pekan Kebudayaan Daerah.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Lampung menggelar Pekan Kebudayaan Daerah Lampung 2023. Selain sebagai upaya pelestarian budaya, kegiatan itu juga diharapkan dapat mendekatkan kebudayaan daerah kepada generasi muda.
Acara Pekan Kebudyaaan Lampung yang dipusatkan di gedung Dewan Kesenian Lampung, kompleks Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim, dibuka pada Senin (25/9/2023). Acara itu mengusung tema ”Bumei Gham, Budayo Gham” yang artinya bumi kita, budaya kita.
Pekan kebudayaan yang berlangsung pada 25-28 September 2023 itu dimeriahkan oleh berbagai acara, antara lain pameran lukisan, penampilan tari tradisional dan tari kreasi, serta pertunjungan wayang sekelik khas Lampung. Selain itu, ada pula permainan tradisional hingga bazar berbagai produk seni dan budaya. Para peserta adalah anak-anak sekolah hingga masyarakat umum.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Sulpakar menuturkan, pengenalan budaya pada generasi muda sangat penting di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini. Anak-anak muda bisa dengan mudah mengakses berbagai budaya luar dari gawai.
Karena itu, pengenalan seni dan budaya daerah harus terus dilakukan agar generasi muda tidak melupakan nilai-nilai kebudayaan di tanah kelahirannya. Bebragai kegiatan seni dan budaya, seperti melukis dan menari, juga berperan penting dalam pengembangan karakter anak.
”Pekan budaya ini bertujuan untuk mengenalkan budaya Lampung kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda, sesuai dengan tema,” kata Sulpakar.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Lampung Satria Bangsawan menuturkan, kegiatan kepan budaya yang dihelat setiap tahun ini merupakan salah satu upaya pelestarian budaya daerah. Kegiatan ini sekaligus menjadi wadah bagi seniman dan budayawan Lampung untuk menampilkan karya-karyanya pada masyarakat luas.
”Sebenarnya banyak bakat seni yang berkembang di kabupaten dan kota di Lampung, tetapi belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Karena itu, pekan kebudayaan ini sebagai wadah mereka untuk tampil,” kata Satria.
Ia berharap, seni dan budaya di Lampung bisa terus dilestarikan. Bahkan, kebudayaan Lampung berpeluang untuk ditawarkan sebagai salah satu daya tarik bagi wisatawan. Ia berharap, pasar kreatif dan seni yang ada di kompleks PKOR Way Halim ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata budaya.
Selain melihat anjungan atau rumah adat Lampung, wisatawan juga bisa ditawarkan melihat aktivitas seni, antara lain melukis dan menari. Ke depan, seniman dan budayawan juga bisa diberikan panggung secara rutin untuk bisa berkarya.
Selama ini, pihaknya terus berupaya mengembangkan kebudayaan daerah Lampung. Selain merintis pendirian dewan kesenian budaya di tingkat kabupaten/kota, DKL Lampung juga berupaya terus memberikan ruang apresiasi pada pelaku seni dan budaya daerah.
”Ketika pandemi, kami tetap memberikan ruang ekspresi dengan mengadakan gelaran secara daring. Peran terus mengajak para seniman dan budayawan berkarya,” kata Satria.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Rakyat dan SDM Pemerintah Provinsi Lampung Intizam menuturkan, tema dalam kegiatan ini menunjukkan semangat dalam menjaga dan melestarikan budaya daerah. Selama ini, seniman, budayawan, dan masyarakat sudah bekerja keras untuk melestarikan budaya Lampung.
Salah satu hasil dari semangat melestarikan budaya daerah itu adalah ditetapkannya delapan budaya daerah khas Lampung sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Penetapan dilakukan dalam sidang penetapan warisan budaya yang digelar akhir Agustus 2023.
Kedelapan budaya khas Lampung yang ditetapkan sebagai WBTB Indobesia tersebut yakni tari piring dua belas (takhi pikhing khua belas), turun mandei (tukhun mandei), tari batin (takhi natin), cangget bakha, tari rudat Lampung (takhi khudat lappung), tari bujantan budamping (takhi bujantan budamping), peros masin (pekhos masin), dan petikan gitar klasik lampung.
Menurut Intizam, seni budaya yang ada di Lampung adalah aset penting yang harus terus dijaga. Kebudayaan daerah juga mempunyai nilai sejarah penting bagi Provinsi Lampung.