Kementerian Agama bersama OASE KIM menggelar sosialisasi Moderat sejak Dini untuk mengenalkan pemahaman moderasi beragama bagi pelajar. Sosialisasi di Bali, Sabtu, dihadiri Ibu Negara Iriana bersama anggota OASE KIM.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Pengenalan tentang moderasi beragama sejak dini, terutama bagi kalangan generasi muda, terus dikuatkan di Indonesia. Generasi muda di Indonesia, utamanya kalangan Generasi Z, disebut-sebut sebagai kelompok generasi yang paling kuat menganggap agama sebagai faktor penting kebahagiaan.
Terkait hal itu, Kementerian Agama menjalankan program moderasi beragama dengan menjangkau generasi muda dari kalangan pelajar. Bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), Kementerian Agama mengenalkan moderasi beragama di kalangan generasi muda melalui kegiatan sosialisasi Moderat sejak Dini dengan menyasar kalangan pelajar.
”Kegiatan ini lebih mengejarkan nilai-nilai moderasi kepada anak-anak melalui pendidikan di luar sekolah dan dengan cara yang lebih menyenangkan,” kata Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama, yang juga anggota OASE KIM, Eny Retno Purwaningtyas Yaqut Cholil di Nusa Dua, Badung, Bali, serangkaian pelaksanaan acara sosialisasi Moderat sejak Dini, Sabtu (23/9/2023).
Acara sosialisasi itu dihadiri sejumlah anggota OASE KIM lainnya, yang mendampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin.
Tim ahli kelompok kerja Penguatan Moderasi Beragama Kemenag Alissa Qotrunnada Wahid menyebutkan, hasil survei internasional mengenai pemahaman agama di kalangan generasi muda usia di bawah 21 tahun mengindikasikan Generasi Z di Indonesia paling antusias terhadap agama dan menganggap agama sebagai hal penting. Komitmen terhadap agama dipandang sebagai salah satu faktor penting dalam kebahagiaan.
Adapun survei internasional, yang dikutip Alissa Wahid dalam pemaparannya, adalah hasil survei Global Citizen Survey dari Varkey International. ”Indonesia paling tinggi, sekitar 93 persen Generasi Z menganggap agama paling penting,” kata Alissa Wahid saat memberikan pemaparan dalam acara sosialisasi Moderat sejak Dini di kalangan pelajar di Nusa Dua, Badung, Sabtu (23/9/2023).
Lebih lanjut Alissa Wahid mengatakan, program moderasi beragama, yang dijalankan Kementerian Agama, adalah mengenalkan pandangan moderat dalam beragama, yakni beragama yang melindungi martabat manusia dan membangun kemaslahatan umum. Moderasi beragama dinyatakan menjadi kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Mengutip pernyataan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid menyebutkan, Indonesia menghargai keberagaman. ”Mencintai Tuhan dengan mencintai Indonesia,” ujar Alissa Wahid di hadapan para pelajar peserta sosialisasi Moderat sejak Dini di Nusa Dua.
Ditemui di sela-sela kegiatan itu, Alissa mengatakan, kegiatan sosialisasi itu menjadi bentuk pendidikan dan sosialisasi menjadi bagian dari proses pendidikan. ”Kegiatan moderasi beragama ini seperti memberikan vaksin dahulu kepada anak-anak supaya generasi muda kita ketika mendengar pesan-pesan beragama yang ekstrim bisa meyakinkan (pesan ekstrem) itu tidak benar,” ujarnya.
Kementerian Agama bersama Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) menggelar sosialisasi Moderat sejak Dini dengan menyasar kalangan pelajar di Bali, Sabtu (23/9/2023). Sejumlah pelajar menunjukkan buku, yang dibagikan dalam acara sosialisasi Moderat sejak Dini. Kegiatan sosialisasi Moderat Sejak Dini di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (23/9/2023), juga dihadiri anggota OASE KIM, yang mendampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Estu Handayani Ma’ruf Amin.
Alissa menambahkan, cara berpandangan moderasi beragama juga dapat digunakan kalangan generasi muda Indonesia dalam mengenali dan menentukan pilihan terhadap calon pemimpin bangsa.
Generasi muda Indonesia turut menentukan masa depan bangsa agar memilih calon pemimpin, yang memiliki gagasan untuk memajukan Indonesia, dan tidak memilih calon pemimpin yang justru mengedepankan identitas tertentu, termasuk identitas agama maupun identitas kesukuan. Generasi muda juga agar tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan pesan-pesan identitas itu untuk menjatuhkan lawan mereka.
Adapun dalam acara itu, Ibu Iriana bersama Ibu Wury serta sejumlah anggota OASE KIM berinteraksi dengan para peserta sosialisasi dengan memberikan pertanyaan. Peserta yang dapat menjawab pertanyaan dari Ibu Iriana maupun Ibu Wury dan anggota OASE KIM mendapatkan hadiah, mulai dari sepeda gunung, gawai tablet, dan juga tas.