Tekan Kenaikan Harga, Bulog Kedu Perluas Distribusi Beras ke Pengecer
Perum Bulog Cabang Kedu berupaya menyalurkan beras medium ke lebih banyak pedagang. Harapannya, masyarakat bisa mudah mendapatkan beras murah.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Perum Bulog Cabang Kedu berusaha memperluas jangkauan distribusi beras medium ke pedagang. Tujuannya, mengendalikan harga beras dan membantu penyediaan beras murah di masyarakat.
”Perluasan distribusi beras medium ini untuk mempermudah akses masyarakat mendapatkan alternatif harga beras yang lebih murah,” ujar Pemimpin Perum Bulog Cabang Kedu Yudha Aji, Jumat (15/9/2023).
Pada Agustus, distribusi beras medium di Kedu dilakukan ke 90-100 pedagang. Memasuki September, jangkauan distribusi diperluas ke lebih dari 160 pedagang.
Mereka tersebar di 20 pasar di enam kota/kabupaten. Wilayah Kedu terdiri dari Kabupaten Temanggung, Wonosobo, Kebumen, dan Kabupaten Purworejo. Selain itu, ada juga Kota serta Kabupaten Magelang.
Dalam satu minggu, tiap pedagang menerima distribusi beras medium berkisar 5 kuintal hingga 1 ton. Dari Bulog, beras tersebut dibeli Rp 9.950 per kilogram dan wajib dijual dengan harga eceran Rp 10.900 per kilogram. Harga itu lebih murah dibandingkan dengan di pasaran, Rp 13.000-Rp 14.000 per kg.
Distribusi beras medium ini juga dilakukan rutin ke 120 Rumah Pangan Kita (RPK), jaringan pemasaran Perum Bulog. Di tiap RPK, Bulog Cabang Kedu menyalurkan 500 kg hingga 1 ton beras medium per minggu.
Distribusi beras medium ini, menurut dia, sudah rutin dilakukan sejak Januari 2023 dan akan terus berlangsung hingga akhir tahun ini. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak panik atau terburu-buru membeli beras dalam jumlah besar.
”Tidak perlu panik karena beras dari Bulog masih akan terus ada di pengecer,” ujarnya.
Selain terus mendistribusikan ke pengecer, Yuda juga berupaya menyediakan beras medium lewat program Gerakan Pangan Murah (GPM). Bekerja sama dengan pemerintah di enam kota/kabupaten di wilayah Kedu, GPM menyediakan beras medium di acara-acara pemerintah daerah.
”Dengan stok saat ini, sebanyak 15.000 ton, beras di wilayah Kedu aman hingga Desember 2023,” ujarnya.
Sementara itu, harga beras IR 64 di Kabupaten Temanggung dan Kota Magelang berkisar Rp 13.000-Rp 14.000. Luluk, pedagang di Pasar Kliwon, Kabupaten Temanggung, mengatakan, harga beras terbilang memberatkan konsumen.
Oleh karena itu, dia mengurangi pembelian untuk penyediaan stok di kios di pasar. ”Jika biasanya membeli 1 ton beras untuk stok per minggu, sekarang saya hanya menyiapkan maksimal 5 kuintal per minggu,” ujarnya.
Sudah berdagang beras selama lebih dari 10 tahun, Luluk mengatakan, harga beras saat ini adalah harga tertinggi yang pernah dialaminya.
Keny, pedagang di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, juga mengatakan hal serupa. Harga beras dinilainya sudah terlalu tinggi. Dia berharap pemerintah mengintervensi agar harga beras bisa segera berangsur turun.
”Entah bagaimana caranya, harus ada pasokan beras murah. Pasokannya juga tidak lancar. Saya harus mencari beras dari Pati dan Sragen,” ujarnya.