Lahan 1,5 Hektar di TPA Kopi Luhur Cirebon Terbakar, Penanganan Masih Berlangsung
Sekitar 1,5 hektar area Tempat Pembuangan Akhir Kopi Luhur di Kota Cirebon, Jawa Barat, hangus terbakar dalam empat hari terakhir. Hingga Selasa (12/9/2023), petugas gabungan masih berupaya mendinginkan area itu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Sekitar 1,5 hektar lahan di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Kopi Luhur di Kota Cirebon, Jawa Barat, hangus terbakar dalam empat hari terakhir. Hingga Selasa (12/9/2023), petugas gabungan masih berupaya mendinginkan lahan terdampak untuk mencegah kobaran api.
Berdasarkan pendataan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, area TPA Kopi Luhur yang terbakar sejak Sabtu pekan lalu itu mencapai 1,5 hektar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, sekitar 1.500 keluarga terdampak asap bekas kebakaran.
”Tidak ada warga yang mengungsi. Sekitar 1.500 KK (kepala keluarga) dari tiga RW (rukun warga) di sekitar TPA itu terdampak asap,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon Andi Wibowo. Daerah terdampak itu meliputi RW 004 Surapandan, RW 006 Sumurwuni, dan RW 008 Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya.
Hingga Selasa pagi, kata Andi, petugas tidak menemukan kobaran api. ”Tapi, masih ada dua atau tiga titik asap karena proses pendinginan. Hari ini, tim masih mengerahkan alat berat untuk mengurai tumpukan sampah di area sekitar 700 meter persegi. Lalu menyemprotkan air,” tuturnya.
Menurut Andi, pendinginan area terdampak diperlukan untuk memastikan tidak ada bara api yang menyala. Apalagi, beberapa hari sebelumnya, api yang sudah padam kembali berkobar di antara tumpukan sampah. Andi memperkirakan proses penanganan kebakaran tuntas dalam 2-3 hari lagi.
”Saat ini, kondisinya sudah terkendali. Makanya, tim yang siaga sisa setengah dari hari pertama kebakaran atau sekitar 40 orang,” ujarnya. Sebelumnya, 80 personel dari BPBD Kota Cirebon, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Cirebon, TNI, Polri, hingga kelurahan turut bersiaga.
Adapun kendala penanganan kebakaran TPA Kopi Luhur adalah angin yang cukup kencang serta medan yang terjal karena gunungan sampah. Kondisi curam itu menghambat pergerakan alat berat untuk mengurai tumpukan sampah. Petugas pun harus menjangkau area terdampak secara manual.
Selain mengantisipasi kebakaran susulan, petugas bersama sejumlah instansi juga membagikan sekitar 6.000 masker dan sabun cuci tangan kepada warga. ”Ini untuk mencegah dampak kebakaran ke warga. Dinas kesehatan juga terus memeriksa kesehatan warga,” kata Andi.
BPBD Kota Cirebon juga tengah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengetahui penyebab kebakaran TPA Kopi Luhur. Apalagi, peristiwa di TPA yang kondisinya terbuka itu bukan kali ini saja. Akhir tahun 2019 lalu, misalnya, kebakaran terjadi di lokasi tersebut meski area yang terbakar tidak seluas saat ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon Yuni Darti mengatakan, kebakaran di TPA Kopi Luhur tidak berdampak pada penanganan sampah untuk 340.000 warga kota itu. TPA seluas 14 hektar itu masih tetap beroperasi. Setiap hari, TPA ini menampung sekitar 200 ton sampah. ”Dari awal kebakaran sampai sekarang juga TPA masih beroperasi seperti biasa,” ujarnya.
Sekitar 1.500 kepala keluarga dari tiga RW di sekitar TPA itu terdampak asap.