Stok Berlimpah, tetapi Harga Beras di Lampung Naik
Harga beras medium dan premium di Lampung naik melampaui harga eceran tertinggi dalam sepekan terakhir. Padahal, pemerintah Provinsi Lampung mengklaim stok gabah dan beras hasil produksi melebihi kebutuhan masyarakat.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Harga beras medium dan premium di Lampung naik melampaui harga eceran tertinggi dalam sepekan terakhir. Padahal, pemerintah Provinsi Lampung mengklaim stok gabah dan beras hasil produksi melebihi kebutuhan masyarakat.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi memaparkan, stok ketersediaan beras di Lampung per September 2023 sebanyak 175.236 ton. Adapun kebutuhan konsumsi beras masyarakat Lampung sebanyak 68.681 ton.
Ia menyebut pemerintah daerah juga terus melakukan upaya pecepatan tanam untuk mengantisipasi dampak El Nino. Ia optimistis masih banyak area persawahan yang akan panen raya pada Desember 2023 untuk memperkuat stok cadangan pangan di daerah dan nasional.
”Diperkirakan pada September hingga Desember 2023 akan ada panen di area seluas 182.091 hektar dengan capaian produksi 1.033.833 ton gabah kering kering giling panen,” kata Arinal saat rapat penanggulangan dampak El Nino di Bandar Lampung, Selasa (5/9/2023).
Dalam rapat tersebut, ia juga meminta Perum Bulog Kantor Wilayah Lampung meningkatkan penyerapan padi petani untuk memperkuat cadangan pangan pemerintah. Stok tersebut tidak hanya diperuntukkan untuk Lampung, tetapi juga provinsi lain, khususnya di wilayah Sumatera bagian Selatan dan Jabodetabek.
Minggu lalu, harga beras medium dari penggilingan masih Rp 11.000 per kilogram, sekarang sudah Rp 11.700 per kg. (Sanimah)
”Saya mengingatkan Bulog agar bersama-sama memanfaatkan hasil produksi ini sehingga bisa juga disuplai ke daerah lain,” ucap Arinal.
Ketersediaan stok beras yang diklaim berlimpah ini berbanding terbalik dengan kenaikan harga beras di pasaran. Saat ini, harga beras medium di sejumlah pasar tradisional di Lampung dijual dengan harga Rp 12.000-Rp 13.000 per kilogram. Nominal itu di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 10.900 per kg.
Sementara beras premium dijual Rp 14.000-Rp 15.000 per kg juga melampaui HET Rp 13.900 per kg. Sebagian pedagang mengaku harga beras terus mengalami kenaikan. Sementera stok dari penggilingan juga semakin menipis.
Stok beras menipis
Sanimah (53) pedagang beras di Kecamatan Natar, Lampung Selatan, menuturkan, stok beras di tokonya hanya tersisa 1,5 kuintal. Sementara, pasokan beras dari penggilingan padi di sekitar Kecamatan Natar saat ini juga mulai seret. Harga beras juga semakin naik.
”Minggu lalu, harga beras medium dari penggilingan masih Rp 11.000 per kilogram, sekarang sudah Rp 11.700 per kg,” kata Sanimah.
Menyikapi kenaikan harga beras itu, Pelaksana Tugas Kepala Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo mengatakan, Bulog Lampung telah bekerja sama dengan toko-toko untuk menjual beras Bulog yang harganya terjangkau untuk masyarakat. Saat ini, pihaknya sudah menyalurkan beras ke 79 pasar yang ada di Lampung.
Setiap bulan, stok beras Bulog yang didistribusikan ke toko-toko mitra yang ada di Lampung 2.000-2.200 ton. Beras tersebut dijual dengan harga Rp 10.900 per kg.
Nurman menyebut, pihaknya juga segera menyalurkan bantuan sosial beras untuk masyarakat. ”Penyaluran bantuan beras itu, menurut rencana, dilakukan pada Oktober 2023, tetapi dimajukan menjadi pekanh kedua atau pekan ketiga September 2023. Stoknya sudah kami siapkan 24.900 ton untuk tiga bulan ke depan,” katanya.