Antisipasi Kekeringan akibat El Nino, Pemprov Bali Siapkan 50 Unit Pompa Air
Bali termasuk daerah yang terdampak El Nino. Pemprov Bali pun menyiapkan 50 unit pompa air untuk mengantisipasi berkurangnya pasokan air ke lahan pertanian.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali menyiapkan 50 unit pompa air yang akan didistribusikan ke sejumlah daerah untuk mengantisipasi berkurangnya pasokan air ke lahan pertanian akibat musim kemarau dan El Nino. Sampai saat ini, cadangan beras di Bali mencapai 33.000 ton dan disebut dalam kondisi mencukupi.
”Kami menyiapkan 50 unit pompa air yang dapat dipergunakan untuk membantu mengatasi kekurangan pasokan air,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali I Wayan Sunada, Selasa (5/9/2023), di Denpasar.
Sunada mengakui, Bali memang turut terdampak El Nino dan pengaruh musim kemarau. Meski demikian, dia menyebut, sawah di Bali umumnya sudah memanfaatkan sistem irigasi. Selain itu, penanaman padi di Bali tidak dilaksanakan secara serentak pada satu musim tanam sehingga panen tidak bersamaan.
”Bulan (September) ini akan ada panen. Kami juga sudah mengarahkan agar petani juga menanam palawija setelah panen padi,” ujar Sunada.
Menurut Sunada, dengan adanya panen pada September ini, cadangan beras di Bali bakal bertambah. Produksi gabah kering giling di Bali pada September ini diprediksi mencapai 51.494 ton dari hasil panen seluas 8.500 hektar.
Sunada menambahkan, kekeringan juga memengaruhi dinamika harga beras. Meski demikian, dia mengklaim, harga beras di Bali tidak melonjak tinggi.
Berdasarkan pantauan Kompas, harga beras di Kota Denpasar terpantau stabil, kecuali untuk beras kualitas premium yang mengalami kenaikan rata-rata Rp 500 per kilogram. Harga beras lokal kualitas medium pada Selasa (5/9/2023) berada di kisaran Rp 13.000 per kilogram.
Sunada juga menyatakan, sekitar 20.000 hektar sawah di Bali sudah diikutkan program asuransi usaha tani padi sebagai bentuk perlindungan bagi petani jika mengalami kegagalan panen.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bali termasuk daerah yang diprediksi cukup kuat terdampak El Nino pada Agustus-September 2023. Daerah-daerah terdampak El Nino diperkirakan mengalami curah hujan rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.
Mengacu informasi Balai BMKG Wilayah III Denpasar, wilayah di Bali yang diprediksi mengalami kekeringan meteorologis adalah Buleleng, Karangasem, Tabanan, Bangli, dan Badung.
Kecamatan Pupuan di Tabanan dan Kecamatan Petang di Badung dikategorikan waspada kekeringan meteorologis, sedangkan Kecamatan Kintamani di Bangli dan Kecamatan Rendang di Karangasem serta Kabupaten Buleleng dikategorikan siaga. Adapun Kecamatan Kubu di Karangasem dikategorikan awas kekeringan meteorologis.
Kami menyiapkan 50 unit pompa air yang dapat dipergunakan untuk membantu mengatasi kekurangan pasokan air.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Bali I Made Teja menyatakan telah mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan sebagai dampak El Nino dan musim kemarau. Teja mengaku sudah mengadakan rapat koordinasi dengan jajaran Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup seluruh Bali terkait masalah itu
”Potensi kerawanan kebakaran hutan dan lahan diantisipasi di seluruh daerah, terutama di wilayah Bali utara dan Bali timur,” kata Teja.
Teja menambahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan instansi lain, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.