Kebakaran lahan di Gunung Arjuno terus meluas, diperkirakan lebih dari 1.200 hektar. Pemadaman api kini dilakukan dari udara menggunakan helikopter.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Lebih kurang 1.200 hektar lahan di Gunung Arjuno, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, hangus terbakar. Guna mencegah dampaknya semakin buruk, pemadaman dilakukan lewat udara menggunakan helikopter.
Sejak 26 Agustus, kebakaran menghanguskan semak belukar, padang rumput, dan cemara gunung di Gunung Arjuno. Angin kencang membuat api mudah merembet dan membesar.
Api yang awalnya muncul di Desa Toyomarto, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, meluas. Kebakaran lantas terjadi di Purwodadi (Pasuruan) serta Petungombo dan Brakseng (Kota Batu).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, Satrio Nurseno, Senin (4/9/2023) pagi, mengatakan, pemadaman sudah menggunakan helikopter. Fokusnya dilakukan di puncak dan lereng Arjuno yang mengarah ke Batu.
”Di dekat puncak ada titik api besar. Api juga sudah mengarah ke Bumiaji, Batu,” ujar Satrio.
Satrio mengatakan, helikopter bisa membuat pemadaman lebih efektif. Alasannya, titik api berada di medan terjal dan sulit dijangkau.
”Kali ini, helikopter akan mengambil air dari kolam renang di Kaliandra, Prigen, Pasuruan, yang lebih dekat dengan titik api. Tahun 2019, air diambil dari Waduk Selorejo, Malang,” ujarnya.
Sementara itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Minggu (3/9/2023) malam, menutup pintu masuk Wonokitri di Kabupaten Pasuruan. Kawasan itu merupakan satu dari empat akses masuk ke obyek wisata Gunung Bromo.
Penutupan dilakukan untuk memudahkan pemadaman kebakaran di kawasan Perhutani, tepatnya di sisi selatan view point Gunung Panjakan. Penutupan juga dilakukan demi menjaga keamanan pengunjung.
Oleh karena itu, untuk sementara, wisatawan yang ingin ke Bromo bisa masuk melalui pintu masuk lain. Wisatawan bisa datang lewat Cemoro Lawang (Probolinggo), Coban Trisula (Malang), dan Senduro (Lumajang).
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, wilayah yang bisa dikunjungi masih terbatas. Wisatawan hanya bisa datang ke Lautan Pasir, Sabana Lembah Watangan (Bukit Teletubbies), dan Mentigen. Sementara Gunung Pananjakan, Bukit Kedaluh, dan Bukit Cinta masih ditutup.
”Penutupan sejak 3 September pukul 18.00 sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan,” ujar Septi.