Angin dan Lokasi di Lereng Jadi Kendala Pemadaman Api di Arjuno
Selain medan yang jauh dan berada di lereng, kondisi angin juga menjadi kendala pemadaman kebakaran lahan di Gunung Arjuno.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kencangnya tiupan angin dan lokasi yang sulit dijangkau menjadi kendala pemadaman api di lereng Gunung Arjuno, di perbatasan Kabupaten Malang dan Pasuruan, Jawa Timur. Titik api diketahui muncul sejak Sabtu (26/8/2023). Hingga Senin (28/8) proses pemadaman api masih dilakukan.
Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Ajat Sudrajat mengatakan, api masih menjalar ke wilayah Pasuruan. Di wilayah itu hingga kini api belum bisa dipadamkan. Sementara di wilayah Malang api sudah padam.
”Kendala pemadaman api karena angin kencang sehingga mempercepat rembetan api. Selain itu, kondisi kontur tanahnya juga ekstrem, 60-70 derajat sehingga menyulitkan pemadaman,” ujarnya.
Akses menuju ke lokasi juga jauh. Metode penanganan yang dilakukan secara manual juga menjadi tantangan tersendiri. Menurut Ajat material yang terbakar berupa serasah, ilalang, dan cemara gunung.
Menurut dia, ada penambahan personel yang terlibat dalam pemadaman dari sebelumnya 65 orang menjadi 75 orang. Mereka berasal dari beberapa elemen, mulai dari petugas Tahura, masyarakat peduli api, hingga sukarelawan.
Selain itu ada juga dukungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, BPBD Pasuruan, dan BPBD Provinsi Jawa Timur dari sisi logistik dan peralatan komunikasi, dan musyawarah pimpinan kecamatan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan membenarkan proses pemadaman kini fokus di wilayah Pasuruan. Sama seperti di Malang, akses menuju ke lokasi di wilayah Pasuruan juga sulit.
”Medannya jauh. Untuk menuju ke lokasi harus jalan kaki. Kendaraan, sepeda motor tidak bisa ke lokasi karena di situ memang lembah,” ujarnya.
Medannya jauh. Untuk menuju ke lokasi harus jalan kaki. Kendaraan, sepeda motor tidak bisa ke lokasi karena di situ memang lembah. (Sadono Irawan)
Kebakaran lahan di Arjuno terpantau pada Sabtu. Saat itu ada tiga titik api di atas Bukit Budug Asu, yakni di Curah Sriti dan Bukit Lincing, masuk wilayah Singosari, Kabupaten Malang.
Sejauh ini belum diketahui pasti penyebab munculnya api, termasuk berapa luas wilayah yang terbakar. Luasan baru bisa diketahui setelah proses pemadaman selesai.
Menurut Anjat, pemicu kebakaran adalah kondisi ilalang kering akibat kemarau. Namun, tidak menutup kemungkinan ada unsur kesengajaan oleh kegiatan pemburu liar. Sejauh ini sudah ada larangan terkait aktivitas membakar lahan di tahura dengan ancaman sanksi berat.
Akibat kejadian itu, Ajat juga menyatakan kegiatan pendakian ke puncak Arjuno-Welirang untuk sementara ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan dilakukan pada semua jalur, mulai dari arah Tretes di Pasuruan, Lawang di Kabupaten Malang, dan Sumberbrantas di Kota Batu.
Kebakaran lahan di Gunung Arjuno dan juga Gunung Welirang, yang puncaknya berada di satu punggung, bukan kali ini saja terjadi. Pada Mei lalu, kebakaran sempat menghanguskan Blok Patok Wesi, kawasan Gunung Welirang di perbatasan Pasuruan dan Mojokerto.
Sepanjang 2019 juga terjadi beberapa kali kebakaran lahan. Bahkan, saat itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat menerjunkan helikopter untuk membantu pemadaman lahan di gunung setinggi 3.339 dan 3.156 meter di atas permukaan laut itu.