Dukung Keberlanjutan Pembangunan Jokowi, Jaman: Hilirisasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah
Jaringan Kemandirian Nasional atau Jaman, organisasi pendukung Joko Widodo, berharap pembangunan di era Presiden Jokowi dapat terus berlanjut. Namun, masih ada pekerjaan rumah terkait hilirisasi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Jaringan Kemandirian Nasional atau Jaman, organisasi pendukung Joko Widodo, berharap pembangunan pada era Presiden Jokowi dapat terus berlanjut. Salah satu yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah hilirisasi di berbagai bidang, tidak hanya pertambangan.
”Kami menginginkan keberlanjutan pembangunan, terutama yang terjadi di zaman Bapak Joko Widodo untuk mangatasi ketertinggalan dari bangsa lain,” ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Jaman Iwan Dwi Laksono saat Rapat Pimpinan Nasional Jaman, Selasa (29/8/2023), di Kota Cirebon, Jawa Barat.
Presiden Jokowi beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, dan Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati turut hadir dalam acara itu. Ratusan kader perwakilan Jaman dari 38 provinsi pun datang di Rapimnas.
Menurut Iwan, selama hampir satu dekade memimpin negeri ini, presiden telah bekerja dan bergerak cepat membangun Indonesia. Sejumlah pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, bandara, hingga kereta cepat, misalnya, bisa tuntas di era pemerintahan Jokowi–Ma’ruf Amin.
”Kami ingin bangsa ini nanti akan terus dibimbing oleh orang-orang yang mencintai rakyat, seperti bapak (presiden). Bisa bergerak cepat dan selalu beradaptasi pada setiap perubahan yang tidak hanya dalam hitungan tahun, bulan ataupun hari. Bahkan, bisa sampai detik,” paparnya.
Keberlanjutan pembangunan perlu agar kemandirian nasional di bidang pangan, energi, maritim, industri, serta ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai misi Jaman bisa sepenuhnya tercapat. ”Misi kami ini sesuai yang Bapak (presiden) rencanakan menuju Indonesia Emas,” kata Iwan.
Dalam sejumlah kesempatan, presiden menyatakan, Indonesia Emas merupakan ketika negeri ini menjadi lima negara besar kekuatan ekonomi dunia pada 2045. Kondisi itu bisa terwujud, antara lain, jika ada bonus demografi yang didominasi penduduk usia produktif serta terjadi hilirisasi.
”Tapi, hilirisasinya hanya di (sektor) tambang. Kalau kami, hilirisasinya menjadi lebih maju lagi ke depannya adalah ke industrialisasi pangan, energi, dan maritim. Dan, harus ada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena dunia sudah cepat sekali,” ujarnya.
Oleh karena itu, Iwan menilai, pemerintahan Jokowi masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah (PR). ”Kemandirian pangan, energi, dan maritim sebenarnya masih ada beberapa PR. Kalau dirangkum dari semuanya adalah kemandirian industri. Kalau bahasanya Pak Jokowi, hilirisasi,” ungkapnya.
Saat membuka Rapimnas Jaman, Presiden Jokowi mengapresiasi Jaman yang telah mendukung program pemerintah di bidang pangan, energi, dan maritim. Ia juga menilai, organisasi yang terbentuk sejak 2007 itu kerap turun ke lapangan mendampingi petani, peternak, serta nelayan.
Presiden pun meminta anggota Jaman terus membantu masyarakat, terutama ketika ekonomi global tidak menentu seperti saat ini. Presiden mencontohkan, satu negara di Eropa yang tarif listrik, gas, dan bensinnya melonjak hingga 700 persen. Harga bahan pangan juga naik 50 persen.
Di Indonesia, presiden mengklaim perekonomian masih stabil. Namun, krisis pangan, energi, serta masalah geopolitik masih mengancam. ”Oleh tadi itu, saya pesan, urusan 2024 tidak usah tergesa-gesa. Ojo, ojo kesusu. Kita kerja dulu saja untuk ekonomi negara kita,” ujar Presiden.