Pemilu Damai dan Berintegritas Mulai Diikrarkan di Sumbar
Meskipun belum masuk ranah dan agenda pemilu, deklarasi perlu dilaksanakan dalam upaya-upaya pencegahan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sumatera Barat, perwakilan anggota forum komunikasi pimpinan daerah, penyelenggara dan pengawas pemilu, peserta pemilu, ormas, serta sukarelawan di Sumatera Barat mendeklarasikan Pemilu Damai 2024. Semua pihak diminta berkomitmen melaksanakan pemilu secara aman dan tertib serta tanpa hoaks dan politik identitas.
Deklarasi pemilu damai itu digelar di halaman Polda Sumbar, Kota Padang, Kamis (24/8/2023) siang. Kegiatan dimulai dengan pembacaan teks deklarasi oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar Surya Efitrimen diikuti oleh ratusan peserta. Kemudian, pimpinan daerah partai politik, peserta pemilu, sukarelawan, ormas, penyelenggara dan pengawas pemilu, serta anggota forkopimda menandatangani deklarasi pemilu damai.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Ada tiga poin deklarasi yang diikrarkan. Pertama, mewujudkan pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Kedua, melaksanakan tahapan pemilu secara aman, tertib, damai, berintegritas, serta tanpa hoaks, politisasi SARA, dan politik uang. Ketiga, melaksanakan tahapan pemilu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala Polda Sumbar Inspektur Jenderal Suharyono mengatakan, semua pihak yang terlibat dalam proses pemilu harus bisa menjaga keamanan dan ketertiban situasi dalam proses Pemilu 2024 di Sumbar. Semuanya harus mematuhi undang-undang dan peraturan yang telah ditetapkan KPU dan Bawaslu.
”Kesepakatan ini diharapkan tidak hanya sebatas menandatangani kesepakatan atau hadir dalam kegiatan apel bersama, tetapi benar-benar diketahui dan dimengerti apa yang menjadi isi deklarasi dan kita bersama-sama mematuhi dan menjalankannya,” kata Suharyono.
Suharyono menambahkan, deklarasi pemilu damai ini diharapkan dapat menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Meskipun belum masuk ranah dan agenda pemilu, deklarasi perlu dilaksanakan dalam upaya-upaya pencegahan. Kegiatan ini merupakan langkah dini dalam menyosialisasikan kepada semua pihak terkait isi deklarasi.
Kesepakatan ini diharapkan tidak hanya sebatas menandatangani kesepakatan atau hadir dalam kegiatan apel bersama. (Inspektur Jenderal Suharyono)
Surya Efitrimen mengatakan, pihaknya mengapresiasi Kepala Polda Sumbar yang menggagas dan melaksanakan kegiatan deklarasi pemilu damai tahun 2024 dengan menghadirkan banyak pihak dan pemangku kebijakan terkait pemilu, seperti parpol, calon anggota DPD, ormas, tokoh masyarakat, pemantau pemilu, dan penyelenggara pemilu, dalam sebuah apel di Mapolda Sumbar.
”Kegiatan ini adalah sebuah ikhtiar dengan mengajak banyak pihak untuk menyukseskan Pemilu 2024 di Sumatera Barat secara damai dengan melaksanakan dan mengikuti seluruh tahapan pemilu tahun 2024 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” katanya.
Ketua Koordinator Sekretariat Bersama Relawan Anies Baswedan Sumbar Ausrial seusai deklarasi mengatakan, pihaknya berkomitmen mewujudkan pemilu damai. Hal tersebut telah diterapkan sejak mereka bergerak. Sukarelawan Anies tidak pernah menyerang bakal calon presiden lainnya.
”Itu diwanti-wanti ke semua sukarelawan. Sukarelawan Anies tidak ada menyerang. Jadi, hidupkan saja lampu kita, jangan lampu orang lain dipadamkan. Kami cuma memperkenalkan Anies, sepak terjang dan rekam jejaknya, serta apa yang akan dituju, agar elektabilitasnya semakin meningkat dan dipercaya pemilih,” kata Ausrial.
Ariyanti (31), warga Padang, berharap pada Pemilu 2024 nanti pemerintah dan semua pihak terkait mampu lebih maksimal menyosialisasikan pemilu damai. Narasi ataupun ajakan terkait berlaku bijak sebagai pemilih ini dilakukan secara masif dan inklusif, tidak hanya di ruang-ruang akademis, tetapi juga bagi semua kalangan, baik luring maupun daring.
”Untuk kandidat pemilu secara khusus, saya harap mereka dapat lebih kreatif dan mampu mengajak pendukung dan pemilihnya agar berlaku lebih dewasa. Tidak lagi membawa narasi kebencian ataupun politik identitas. Kita sudah melalui banyak pemilu. Kesalahan dan cacat demokrasi seperti yang sudah-sudah semoga menjadi pelajaran untuk pemilu ke depan,” katanya.