Kualitas Udara Tidak Sehat Tanda Kebakaran Lahan Tak Terkendali di Kalteng
Data BPBPK Kalteng menunjukkan, selama 2023 telah terjadi 1.438 kejadian kebakaran dengan luas lahan yang hangus mencapai 4.493,47 hektar. Selama 24 jam terakhir terjadi 66 kali kebakaran di lahan seluas 177,2 hektar.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah dinilai mulai tak terkendali. Hal itu dilihat dari kian buruknya kualitas udara dan penyebaran titik api yang semakin jauh dari akses.
Di Kota Palangkaraya, data ISPUNet, aplikasi peringatan kualitas udara dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan kualitas udara tidak sehat. Pada Rabu (23/8/2023) pagi, kualitas udara di Kota Palangkaraya dicemari karbon monoksida (CO) yang mencapai 117, lalu meningkat pada siang hari menjadi 128 dengan suhu 28 derajat celsius, lalu meningkat lagi pada sore hari menjadi 136 di suhu 30 derajat celsius. Sementara PM 2.5 atau partikel kimia lain akibat pembakaran berkisar 54-60.
Kualitas udara yang memburuk itu dipicu oleh kebakaran hutan dan lahan yang tersebar hampir di tiap wilayah di Kota Palangkaraya. Meskipun pada Rabu siang kota itu diguyur hujan, partikel kimia berbahaya masih menyelimuti Kota Palangkaraya.
Data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng menunjukkan, selama 2023 telah terjadi 1.438 kejadian kebakaran dengan luas lahan yang hangus mencapai 4.493,47 hektar.
Selama 24 jam terakhir setidaknya terjadi 66 kali kebakaran yang membakar lahan seluas 177,2 hektar. Asap tipis mulai menyelimuti beberapa kota, seperti wilayah Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kota Palangkaraya, dan Pangkalan Bun di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Manajer Advokasi dan Kajian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalteng Janang Firman mengungkapkan, ribuan kejadian kebakaran di Kalimantan Tengah selama tahun ini dan kualitas udara yang kian memburuk menandakan kebakaran mulai tak terkendali. Sayangnya, perkembangan kualitas udara masih sulit diakses.
”Seharusnya dilakukan update setiap hari ke masyarakat soal kualitas udara sebagai landasan kebijakan mitigasi aktivitas masyarakat di luar rumah. Dan, seharusnya pemerintah mulai menyiapkan masker dan alat kesehatan,” ungkap Janang. Pemerintah juga perlu memastikan obat-obatan dan fasilitas rumah sakit memadahi terutama bagi penderita ISPA.
”Perlu ada sosialisasi menyeluruh soal dampak dari kabut asap terhadap kesehatan,” kata Janang.
Seharusnya pemerintah mulai menyiapkan masker dan alat kesehatan.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBPK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib membenarkan kualitas udara di beberapa daerah mulai tidak sehat. Pihaknya berupaya semaksimal mungkin untuk memadamkan dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Kalteng.
Menurut Toyib, kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kalteng pada umumnya bisa dikendalikan, terutama di wilayah yang mudah diakses. Namun, ada beberapa wilayah di luar Palangkaraya yang sangat sulit diakses petugas pemadam. Sementara helikopter pengebom air juga sudah bergerak untuk banyak wilayah.
Kini pihaknya sudah mulai menggunakan teknologi modifikasi cuaca. Modifikasi cuaca dilakukan di tiga wilayah, yakni Kabupaten Kapuas, Barito Utara, dan Kabupaten Barito Selatan. Tiga wilayah itu dinilai menjadi yang paling rentan lantaran banyaknya kawasan gambut yang mulai terbakar.
”Modifikasi cuaca juga dilakukan dalam rangka pembasahan lahan gambut yang kering dan juga yang terbakar,” kata Toyib di Palangkaraya.
Modifikasi cuaca, lanjut Toyib, dilakukan dengan cara menyemai awan yang punya potensi hujan dengan ketinggian 10.000 kaki atau lebih kurang 3.000 meter. Sampai saat ini pihaknya sudah menggunakan 800 kilogram bahan baku semai awan dan masih tersisa 12.300 kilogram untuk dipakai di wilayah lain di Kalimantan Tengah. Bahan baku yang digunakan, antara lain, garam dapur.
Kepala BPBD Kota Palangkaraya Emi Abriyani sebelumnya mengungkapkan, akses dan sumber air menjadi kendala utama dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan di Kota Palangkaraya. Beberapa daerah tidak bisa diakses sama sekali oleh petugas dan hanya bisa diatasi lewat helikopter pembawa air. Namun, beberapa wilayah masih terus terbakar di kemudian hari meski pada hari sebelumnya api dipadamkan.
Tim gabungan pemadam kebakaran hutan dan lahan memadamkan tanah kavling dan sebuah pondok di dalamnya yang hangus terbakar di Jalan Kalibata, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (14/8/2023). Ribuan hektar hangus terbakar di Kalimantan Tengah selama 2023.
”Di beberapa wilayah, seperti di Jalan Hapakat, pemadaman dilakukan oleh banyak pihak. Kami juga minta bantuan ke provinsi dan ditambahkan 3-4 regu,” kata Emi.
Emi berharap teknologi modifikasi cuaca dapat dilakukan di Kota Palangkaraya dalam waktu dekat agar hujan bisa menyapu kebakaran lahan yang terjadi.